LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM–Ketua Dewan Pembina PADMA INDONESIA (Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia), Gabriel Goa menyatakan apresiasi kepada Penjabat Bupati Lembata, Matheos Tan telah mengambil langkah konkrit bekerjasama dengan Pimpinan Balai Latihan Kerja (B:L) SSPS Pada, Kecamatan Nubatukan dalam rangka mencegah Perdagangan Orang atau Himan Trafficking yang saat ini menjadi masah Nasional dan Internasional.
Gabriek Goa, Putra NTT yang juga Ketua Kompak Indonesia kepada Warta-Nusantara.Com, Sabtu, 17/2/2024 mengungkapkan, keseriusan Suster Margaretha Ada,SSPS Pimpinan BLK Susteran SSPS Pada,Lembata,Nusa Tenggara Timur untuk mengajak kerjasama dengan Penjabat Bupati Lembata,Matheos Tan dan Kadis Nakertrans Lembata,Rafael Betekeneng,SH beserta stakeholder terkait di Lembata patut diapreasi dan didukung total.
Menurut Gabriel Goa, faktanya hari ini Jumat,16 Pebruari 2024 Pimpinan BLK SSPS Pada,Sr Margaretha Ada,SSPS dan Sr Domitila Kilok,SSPS sekaligus Instruktur BLK Program Pelatihan Operator Komputer diterima dalam audiensi resmi dengan Penjabat Bupati Lembata,Mathos Tan dan Kadis Nakertrans Lembata,Rafael Betekeneng,SH membahas 2 (dua) agenda penting,yakni :
Pertama, rencana realisasi MOU antara Pemkab Lembata dengan Susteran SSPS Pada.
Kedua, melaporkan kepada Penjabat Bupati Lembata terkait rencana BLK Susteran SSPS Pada mengikuti akreditasi nasional dari BLK Komunitas menjadi BLK LN yang mandiri dan profesional memenuhi persyaratan sesuai UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.
Penjabat Bupati Lembata, Matheos Tan dan jajarannya sangat antusias mendukung karena Lembata masuk kategori kantong Migrasi Ilegal rentan menjadi Korban human trafficking.
Sebagai Tim Lobi dan Pendampingnya Suster Margaretha,SSPS kami dari Lembaga PADMA INDONESIA (Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia) menyatakan sikap dan komitmen sebagai berikut :
Pertama, kami sangat mendukung total kolaborasi pentahelix (Pemerintah,Akademisi,Rakyat,CSO dan Pers)di Lembata untuk bersama-sama melakukan pencegahan Human Trafficking dan Migrasi Aman di Lembata sebagai Pilot Program di NTT melalui GEMA HATI MIA (Gerakan Masyarakat Anti Human Trafficking dan Migrasi Aman) mulai dari Desa.
Kedua, mendukung percepatan akreditasi BLK Komunitas Susteran SSPS menjadi BLK LN sehingga bisa melatih Calon Pekerja Migran Indonesia agar terpenuhi prasyaratnya yakni memiliki ketrampilan mahir melalui skema 3 D(Dilatih,Disertifikasi dan Ditempatkan) sesuai job order negara tujuan penempatan.
Ketiga, mendukung Pemerintah Lembata segera berkoordinasi dengan Kemnaker RI agar segera diadakan Lembaga Terpadu Satu Atap(LTSA) di Lembata sehingga habis pelatihan di BLK LN CPMI bisa mengurus semua persyaratan legal formil sesuai prasyarat Negara Tujuan sehingga CPMI tidak pergi melarat lagi secara ilegal rentan Human Trafficking.
Keempat, CPMI yang lolos berangkat di Luar Negeri perlu dipersiapkan sejak awal bahwa mereka juga diutus menjadi Duta Pariwisata sekaligus Misionaris Awam di Negara Penempatan. Mereka masuk skema AKAN (Angkatan Kerja Antar Negara).Apabila ada yang tidak lolos seleksi karena kesehatannya maka bisa bekerja di Dalam Negeri dengan skema AKAD (Angkatan Kerja Antar Daerah).
Kelima, CPMI jebolan Sekolah Vokasi Profesional bisa dipersiapkan kemahiran bahasa asing negara tujuan dan pengenalan budaya dan hukum yang berlaku di negara tujuan.Juga mengamankan dokumen-dokumen resmi melalui digitalisasi dan LTSA juga menyiapkan Hotline Khusus jika ada masalah berkolaborasi dengan Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Korban TPPO baik di Kabupaten,Provinsi dan Pusat juga Perwakilan RI dan semua stakeholder di Luar Negeri seperti bekerjasama dengan para misionaris asal NTT di seluruh dunia.
Komitmen dan kolaborasi pentahelix promosikan Lewotana Lembata Menjadi Pulau Energi dan Destinasi Pariwisata Hijau Dunia serta Rebranding Pekerja Migran Unggul Lewotana Lembata Go Nasional dan Internasional Plus Menjadi Duta Pariwisata dan Misionaris Awam! (WN-01)