Pemerintah Kabupaten Lembata Melaporkan Harga Pangan
KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM-–Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) akan mengevaluasi pemerintah kabupaten yang tak melaporkan indeks perkembangan harga pangan harian.
Ada 97 pemerintah kabupaten dan kota yang tak melaporkan harga pangan harian termasuk 14 daerah berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Inspektur Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir, pun membuka daftar nama-nama daerah tersebut dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah. Rapat ini disiarkan melalui YouTube Kemendagri, Senin 19 Februari 2024.
“Saya ingin mengingatkan bagi kabupaten/kota yang tidak mengirimkan laporan dalam minggu ketiga, apakah sibuk nyoblos atau bagaimana, ini ada 97 daerah yang setiap hari tidak mengirimkan laporannya. Nanti kita evaluasi di minggu depan setelah diumumkan daftar kabupaten ini,” tukasnya.
Untuk pemerintah daerah di NTT yang tak melapor adalah Alor, Belu, Flores Timur, Kabupaten Kupang, Malaka, Manggarai Timur, Ngada, Rote Ndao, Sabu Raijua, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, dan Timor Tengah Utara.
“Kalau (datanya) tetap berarti kepala daerahnya tidak melakukan perubahan,” tandasnya lagi.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) RI menyebut NTT mengalami penurunan Indeks Perkembangan Harga (IPH) sebesar -0,48.
Untuk Belu sendiri termasuk dalam 10 kota dengan IPH tertinggi di Indonesia pada pekan ketiga di bulan Februari ini. Belu berada di urutan dua terbawah dengan besaran IPH 3,39. Komoditas andilnya yaitu daging ayam ras, beras dan cabai merah.
IPH paling tinggi yakni di Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, dengan kenaikan 5,13 persen yaitu karena komoditas beras, cabai merah dan cabai rawit.
Daftar kota dengan IPH tertinggi adalah Tasikmalaya, Bolaang Mongondow Selatan, Pekalongan, Ogan Komering Ulu Selatan, Puncak Jaya, Tanjung Balai, Bantul Payakumbuh Belu dan Lanny Jaya.
Sedangkan Alor masuk dalam 10 kota dengan penurunan IPH tertinggi di Indonesia pada pekan ketiga di bulan Februari ini. Alor berada di urutan ketujuh dengan penurunan -5,71 karena komoditas daging ayam ras, cabai rawit dan telur ayam ras. *** (*/WN-01)