Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero
Yer.31-31-34; Ibr. 5:7-9; Yoh. 12:20-38
WARTA-NUSANTARA.COM–Bapak, ibu, saudara, saudari yang terkasih, sebelum memulai perjalanan salib-Nya, Yesus datang lagi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah untuk yang terakhir kalinya. Selain Yesus dan murid-murid-Nya ada juga orang-orang Yahudi. Selain mereka, ada juga beberapa orang Yunani. Tujuan kedatangan orang-orang Yunani adalah juga “untuk beribadah.” Kehadiran orang Yunani yang menunjukkan kepada kita motivasi mereka yang suci saat datang ke Yerusalem.


Mereka bukan orang Yunani yang sekadar mencari tanda atau pengetahuan tetapi tujuan kedatangan mereka adalah untuk “beribadah”. Orang-orang Yunani ini yang merayakan hari raya roti tidak beragi dan Paskah menunjukkan kepada kita bahwa mereka telah meninggalkan budaya Helenisme yang penuh dengan dewa-dewi dan berpindah agama ke Yudaisme, yang menyatakan mereka hendak mengabdi hanya pada satu Tuhan yang benar, dan bukan lagi pada dewa-dewi seperti nenek moyang mereka sendiri.


Orang Yunani entah itu Yunani Helenisme asli atau orang Yunani keturunan Yahudi datang untuk beribadah pada hari raya Paskah di Bait Allah di Yerusalem, tidak serta merta mereka lalu berbaur dengan orang-orang Yahudi dalam Rumah Tuhan itu. Adat Yahudi telah membatasi mereka. Mereka hanya boleh beribadah di Pelataran Bait Suci
Ketika di Yerusalem orang Yunani ini hendak bertemu dengan Yesus setelah mereka mendengar tentang peristiwa kebangkitan Lazarus yang menggemparkan itu. Mereka ingin bertemu dengan Yesus. Namun mereka tidak mungkin menerobos di tengah kerumunan orang banyak itu. Karena itu mereka mendatangi Filipus dan meminta kepadanya untuk menghantar mereka kepada Yesus.“Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.”
Pertanyaannya, mengapa mereka justru meminta bantuan melalui Filipus? Dari namanya, Filipus menggunakan nama Yunani, bukan nama Ibrani, maka bisa dipastikan bahwa Filipus adalah seorang Yahudi yang sangat akrab dengan budaya dan bahasa Yunani. Orang Yunani percaya bahwa Filipus, karena kedekatan dan keakrabannya dengan mereka, maka ia dapat membantu mereka. Namun ternyata Filipus ragu-ragu. Filipus tidak berani untuk langsung membawa orang-orang Yunani itu pada Yesus. Filipus ragu-ragu karena dia telah mengetahui bahwa misi Yesus terutama untuk melayani orang-orang Israel yang hilang, bukan bangsa lain. Karena itu ia meminta bantuan Andreas. Dia lalu pergi memberitahukannya kepada Andreas; Mengapa juga harus kepada Andreas? Karena Filipus tinggal satu kota dengannya. Kemungkinan besar Filipus sudah kenal baik dengan Andreas sebelum mereka menjadi murid Tuhan Yesus. Namun lebih dari sekedar mereka sudah saling mengenal, sebagaimana Filipus, Andreas adalah nama Yunani. Setelah itu Filipus dan Andreas menyampaikan keinginan orang-orang Yunani itu kepada Yesus. Namun bukannya Yesus menyediakan waktu biar hanya sesaat untuk bertemu dengan mereka tetapi malah di depan mereka semua: – para murid, orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani – Yesus berkotbah:” Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati,ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa,selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!” Maka terdengarlah suara dari sorga:”Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!”
Pertanyaannya, mengapa Yesus tidak menyediakan waktu untuk bertemu dengan mereka, tetapi malah memberikan kotbah kepada mereka semua? Karena Yesus tahu, sesudah Dia masuk Kota Yerusalem, Dia tidak mungkin kembali lagi secaa fisik untuk menjumpai mereka. Di Yerusalem Dia akan menanggung sengsara, hingga wafat di kayu salib. Berangkat dari keragu-raguan Filipus akan misi Yesus yang dating untuk menyelamatkan hanya sebatas orang-orang Yahudi saja, maka melalui kotbah itu Yesus mau menyampaikan kepada semua mereka yang hadir pada waktu itu, bahwa missi Yesus pasca kematian-Nya tidak hanya ditujukan kepada orang-orang Yahudi saja, melainkan kepada semua bangsa. Maka kehadiran orang-orang Yunani sejatinya adalah representasi dari bangsanya sendiri dan bangsa-bangsa lain, untuk menjadi saksi mata akan kata-kata Yesus sendiri, bahwa misi Yesus tidaklah bersifat eksklusif hanya pada orang-orang Yahudi saja, tetapi misi-Nya, pasca kematian dan kebangkitan-Nya bersifat universal, bersifat inklusif, – untuk segala bangsa -. Inklusifilitas atau universalitas missi Yesus ini kemudian dengan tegas dinyatakan dengan mengutus murid-murid-Nya, pasca kebangkitan-Nya:” Pergilah ke seluruh dunia dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, dan jadikanlah mereka semua menjadi murid-murid-Ku.”
Bapa, ibu, saudara-saudari yang terkasih, pada saat kotbah itu, Yesus menegaskan kepada para rasul, orang Yahudi dan orang-orang Yunani pada waktu itu, siapa pun yang ingin datang, entah orang-orang Yahudi, entah orang-orang Yunani atau entah bangsa-bangsa lain untuk menjadi murid Yesus maka mereka harus percaya kepada-Nya. Selain itu mereka harus memiliki komitmen kemuridan yang sama. Ada prasyarat komitmen untuk mengikuti-Nya dan menyerahkan hidup bagi Kabar Gembira. Komitmen kemuridan itu adalah harus menjadi sebutir gandum yang “jatuh” ke dalam tanah dan mati. Hanya orang-orang yang memiliki komitmen kemuridan itu akan diterima untuk melayani Yesus. Ketika melayani Yesus dihormati oleh Bapa. Begitu dihormati Bapa, Pura-Nya dimuliakan. Sampai di sini saya mengajak kita semua untuk melayani Yesus agar dalam pelayanan kita Yesus dimuliakan.
Saudara-saudara, saya percaya bahwa siapa pun yang datang seperti orang Yunani untuk mencari dan bertemu dengan Yesus dalam kerendahan hati akan diterima dan dihormati oleh Bapa-Nya. Karena itu mari kita semua pergi bertemu dan melayani Yesus. Dengan melayani Yesus kita dihormati oleh Bapa. Dan dalam pelayanan kita Yesus dimuliakan. Dia yan dimuliakan iu telah menjanjikan ini untuk kita semua:” Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.