Foto : Amandus dan Keluarga
Oleh Marianus Gaharpung, dosen FH Ubaya & Lawyer di Surabaya
WARTA-NUSANTARA.COM–NILO tidak asing di telinga warga Nian Tana Sikka yang artinya “terang”. Nilo adalah sebuah kampung yang letaknya di atas ketinggian 900 meter dari permukaan laut. Nilo ini tergolong subur dihuni warga yang kesehariannya sangat guyup. Kampung Nilo masuk wilayah administratif pemerintahan Kecamatan Nita. Nilo, memiliki destinasi rohani “Patung Maria Bunda Segala Bangsa”.
Wisatawan dalam negeri maupun mancanegara rasanya belum lengkap jika tidak mampir berdoa di tempat sakral ini. Pemuda pemudi kampung Nilo banyak yang berhasil berkarya di Sikka maupun di perantauan.
Suitbertus Amandus salah satu putra kebanggaan Nilo. Amandus SP 2000 panggilan akrab di kalangan teman sahabat memulai kariernya dari bawa. Berkat kerja keras pantang menyerah, penuh optimisme akhirnya berhasil. Pria tinggi besar kulit terang ini tidak merasa risih memulai usaha dengan berjualan ikan lombok dan berbagai kebutuhan pokok di pasar Maumere.
Dengan modal di tangan Amandus nekat merantau ke tanah Makasar beberapa tahun menimbah pengalaman akhirnya memutuskan kembali berkarya ke tanah kelahiran Nian Tana Sikka. Dengan ilmu bisnis praktis, putra Nilo ini memulai usaha sebagai kontraktor dan pertanian serta investasi tanah. Ada filosofi dalam dirinya bahwa pada usia tertentu tidak perlu kerja keras lagi tetapi aset- asetlah yang akan “bekerja” untuk penunjang ekonomi hidupnya. Sekarang dengan perkebunan yang dimiliki tinggal menikmati hasilnya.
Amandus memiliki segudang pengalaman sebagai pengusaha, politisi mantan anggota DPRD Sikka utusan Golkar serta petani sukses. Petani “tangan dingin” ini memiliki perkebunan kopi arabika kurang lebih 7 hektar. Amandus tidak bersikap aji mumpung tetapi melalui permenungan yang panjang berdiskusi meminta pemikiran keluarga, teman sahabat akhirnya memutuskan maju kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 27 November 2024.
Ketika ditanya apa target Amandus untuk Nian Tana Sikka jika partai dan warga Nian Tana mendukung jadi Bupati Sikka dengan tanpa beban tetapi tatapan mata yang terlihat tegas beliau menjelaskan warga Nian Tana Sikka dengan latar belakang kurang lebih 85 persen mata pencahariannya bertani, maka bagaimana caranya pertanian memiliki nilai tambah bagi ekonomi para petaninya.
Termasuk Perikanan, peternakan pariwisata yang selama ini cara pandang dan kerja oknum pejabat pemerintah sangat normatif sehingga para petani tetap saja dalam kemiskinan akut. Sangat dimaklumi Amandus bersemangat bicara pertanian perkebunan peternakan karena jiwanya selama ini berkecimpung dalam dunia ini.
Disamping itu, sudah pasti hal yang sangat penting dalam tata kelola pemerintahan ke depan adalah agar mengacu kepada prinsip – prinsip dasar yaitu efisien, efektif, transparan, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel serta perilaku koruptif tidak boleh lagi dipertontonkan oleh oknum oknum pejabat (ASN).
Mengapa Amandus pingin ikut kontestasi pilkada. Alasannya. Pertama, hak semua warga negara yang sehat, memiliki kemampuan memenuhi syarat usia dukungan parpol.
Kedua, berhak dalam hukum dan pemerintahan untuk memilih dan dipilih menjadi kepala dan wakil kepala daerah. Ketiga, artinya calon bupati wakil bupati di Sikka tidak harus figur latar belakang mantan birokrat dan politisi saja. Karena ada oknum politisi senior Nian Tana Sikka terlalu “gede rasa” mengatakan bahwa oknum swasta (pengusaha) tidak layak ikut kontestasi pilkada.
Omongan ini membuat orang bisa saja menginterpretasi bahwa yang layak calon bupati dan wakil bupati di Nian Tana Sikka hanya birokrat dan politisi. Ini cara pandang tahun 70 an alias katak dalam tempurung. Padahal beberapa daerah bupati atau walikotanya justru dari pengusaha.
Pada pilkada 2019, calon kepala daerah dengan latar belakang pengusaha dan swasta berjumlah 665 orang atau sekitar 45 persen dari total calon kepala daerah. Contoh konkrit bupati dari salah satu kabupaten di Negeri Cendrawasi Papua adalah latar belakang swasta dan berhasil dengan pola kerja sederhana praktis konkrit tidak bertele tele langsung dirasakan warganya.
Filosifi penguasa niat motivasi keuletan pantang menyerah dari tidak ada menjadi ada. Beda pola kerja dan pikir kaum birokrat serta politisi kurang inisiatif, kreativitas apalagi inovasi. Sehingga tidak ada inisiatif untuk menghasilkan sesuatu yang berdampak peningkatan ekonomi daerah. Hanya harap gampang dana bantuan pusat. Dan, celakanya dana bantuan pusat sering dijadikan “bancaan” rame- rame melalui korupsi sehingga kualitas proyek pembangunan memprihatinkan. Alasan bocornya dana pembangunan akibat dari perilaku koruptif yang sudah menjadi “habit”.
Perilaku oknum oknum birokrat dan politisi demikian itu sudah menjadi “litania” silih berganti. Dari pemimpin satu ke pemimpin lainnya pola kerjanya rutinitas belaka. Oleh karena itu, mengapa tidak periode 2024-2029, pemimpin Sikka, duet pengusaha dan birokrat dengan misinya, “Bangun Ekonomi Rakyat Adil dan Sejahtera ( BERAS ) dengan VISI : EKONOMI KUAT, DESA TERBANGUN KOTA TERTATA.
Sederhana praktis konkrit tidak bertele tele membangun Nian Tana Sikka. Siapa tahu, pilkada 27 November atas kehendak warga Nian Tana Sikka, Suitbertus Amandus putra kampung Nilo sebagai orang nomor satu dan birokrat nomor dua memimpin Kabupaten Sikka periode 2024-2029 dapat memberikan secercah “cahaya” menerangi Nian Tana Sikka menuju “Sikka Bangkit” dari tidur panjang akibat kemiskinan. ***