Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero
Kis. 3:13-15,17-19; 1 Yoh. 2:1-5a; Luk. 24:34-48.
WARTA-NUSANTARA.COM–Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, sejak Yesus menampakan diri pertama kali kepada Maria Magdalena pasca kebangkitan-Nya, Dia senantiasa terus – menerus menampakan diri-Nya kepada murid-murid-Nya.
Menurut kesaksian biblis, pasca kebangkitan-Nya, Yesus pertama menampakan diri kepada Maria Magdalena (=Maria dari Magdala) di dekat kubur (Markus 16:9; Yohanes 20:11–18), lalu Ia menampakan diri-Nya kepada perempuan-perempuan lain yang ke kubur (Matius 28:8–10), kemudian Dua murid yang berjalan ke Emaus (Markus 16:12–13; Lukas 24:13–35), juga kepada Simon Petrus (=Kefas) (Lukas 24:34; 1 Korintus 15:5), dan kepada Sepuluh murid (tanpa Tomas) (Lukas 24:36–43; Yohanes 20:19–25), sesudah itu kepada Sebelas murid, termasuk Tomas (Markus 16:14; Yohanes 20:26–29). Selain itu, Yesus menampakan diri-Nya juga kepada sejumlah murid di tepi Danau Tiberias, Galilea (Yohanes 21:1–24), lalu sejumlah murid di Galilea (Matius 28:16–20), kemudian lima ratus orang sekaligus (1 Korintus 15:6), Yakobus (saudara Yesus) dan semua rasul (1 Korintus 15:7) serta sejumlah murid pada waktu Yesus akan terangkat naik ke sorga di dekat Betania, Bukit Zaitun (Markus 16:19–20; Lukas 24:50–53; Kisah Para Rasul 1:4–12).
Hari ini kita mendengar kisah lanjutan tentang penampakan Yesus kepada dua murid yang sedang berjalan ke Emaus yang ada di Yerusalem. Ketika Yesus sedang berjalan bersama mereka dalam perjalanan itu, kedua murid itu sama sekali tidak mengenal Yesus, sebab mereka begitu asyik masgul dengan diri mereka sendiri. Mereka masih berkutat dengan pikirannya sendiri bahwa apakah Yesus itu benar-benar bangkit atau dicuri jenasah-Nya oleh orang yang tak dikenal sebagaimana dusta Mahkama Agama.
Karena itu maka ketika tiba di Emaus, Yesus hendak menunjukkan bahwa yang berjalan bersama mereka adalah diri-Nya sendiri. Ia bukan orang lain, apalagi hantu. Maka dari itu ketika duduk makan bersama mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ini adalah tindakan khas Yesus. Karena itu seketika itu juga terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia. Namun sayang, begitu mereka sadar bahwa yang makan bersama mereka adalah Yesus, Guru mereka, Ia ternyata lenyap terlebih dahulu dari tengah-tengah mereka. Mereka pun berkata seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar,ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”
Pengalaman perjumpaan mereka dengan Yesus yang bangkit ini menjadi sesuatu yang menggembirakan mereka. Karena itu bangunlah mereka dan meneruskan perjalanan ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. Setibanya mereka di Yerusalem, mereka berkata kepada murid-murid Yesus: “Sesungguhnya Tuhantelah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.”
Saudara-saudaraku, Yesus tidak berhenti menampakan diri-Nya kepada dua murid di Emaus. Kali ini Dia menampakan diri-Nya di Yerusalem. Ketika mereka sedang bercakap-cakap, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: “Damai sejahtera bagi kamu!” Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada dagingdan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.”
Yesus tahu bagaimana rapuhnya mental murid-murid-Nya pasca mereka menyaksikan Guru dan Tuhan mereka diperlakukan dengan sedemikian kejinya hingga waffat di kayu salib. Mereka sungguh masih dicengkeram rasa takut yang mendalam. Mereka masih shoq dengan kejadian yang mengerihkan itu. Karena itu maka mereka tidak mudah kenal Yesus. Mereka juga masih ragu-ragu, apakah Yesus sungguh-sungguh bangkit atau tidak.
Karena itu supaya mereka dapat percaya, Yesus tidak hanya berulangkali menampakan diri-Nya kepada mereka tetapi Yesus harus menunjukkan berulangkali apa yang menjadi kekhasan-Nya ketika Dia masih hidup bersama-sama mereka, baik itu memberikan salam yang khas, Damai sejahtera bagi kamu, ataupun mengambil roti dan mengucap syukur serta bahkan sampai makan bersama-sama mereka.
Dengan mendengarkan salam khas dari Yesus Damai Sejahtera Bagimu, diharapkan segala kecemasan dan ketakutan menjadi sirna. Mereka mengalami kembali ketenangan dan rasa percaya diri yang tinggi. Dengan makan bersama mereka, diharapkan agar para murid menjadi kuat secara fisik agar mampu menopang iman mereka yang masih ragu-ragu. Agar mereka tidak ragu-ragu lagi, Yesus kembali mengutip ajaran Kitab Suci, sebagaimana sudah pernah diajarkan kepada murid-murid-Nya:”Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.” Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.”
Saudara-saudara, pertanyaannya, mengapa Yesus terus-menerus menampakan diriNya kepada para muridNya? Karena pertama, Yesus hendak memperkenalkan para murid dan seluruh Gereja-Nya dengan suatu cara kehadiran yang baru. Kedua, dengan menampakkan diri kepada para murid, Yesus menunjukkan bahwa Ia selalu hadir, juga kalau mereka tidak melihat-Nya, sebagaimana kata-kata Yesus kepada Thomas:” Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.”Kata-kata Yesus kepadaThomas pada waktu itu, sejatinya ditujukan juga kepada kita semua di zaman ini. Bahwa tatkala kita tidak menyaksikan secara langsung penampakan Tuhan kepada kita, tokh Tuhan sendiri sudah mengingatkan kita dengan kata-kata-Nya kepada Thomas:” Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.”
Yesus menampakan diri-Nya kepada para murid-Nya dan khusus kepadanya Yesus berkata:” Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya. Kita semua percaya bahwa Yesus itu sungguh-sungguh telah bangkit dan akan selalu ada bersama dalam dalam seluruh warna-warni kehidupan serta lika-liku perjalanan hidup kita sebagaimana kata-kata-Nya sendiri:” Aku menyertai kamu hingga akhir zaman.”
Bila kita semua sungguh-sungguh telah percaya bahwa Yesus sungguh telah bangkit, maka tibalah saatnya kita pun diutus seperti Yesus mengutus murid-murid-Nya:” Kamu adalah saksi dari semuanya ini . Dalam nama-Tuhan, beritakanlah tentang pertobatan dan pengampunan dosa kepada segala bangsa.” ***