Oleh : Robert Bala
WARTA-NUSANTARA.COM–Tangggal 28 April 2024, setelah misa Minggu pagi, saya mendapatkan kabar yang tidak menggembirakan. πΉπ π΄πππππ π³πππππ, π·π, πππππ π ππππππππ π»ππππ π π πππππππ ππππ πππππ π ππππππ πππππ. Saya hanya terdiam, tidak bisa berkata-kata. Pelbagai kenangan dan kebersamaan masih tercecer membuat saya semakin galau dan kalut. Rasanya terlalu cepat, tetapi kalau sudah tiba giliran, siapapun tidak bisa mengatakan apapun sebagai alasan untuk menunda.
Sebagai teman, sahabat, dan adik (setahun di bawahnya), saya coba menguatkan diri untuk mengumpulkan serpihan kenangan yang bisa saya tuliskan. Sayangnya, tulisan ini tidak bisa dibaca langsung oleh βππ¨ πππ§ππβ, demikian orang terdekat menyapanya. Suatu hal yang memang selalu saya usahakan agar orang bisa membacanya selagi hidup. Tapi mau bilang apa?
Tentang Marsel, banyak hal bisa saya tulis. Tetapi kali ini hanya sebatas kenangan yang paling kuat. Apa itu?
saya bertemu dengannya pertama kali di Seminari Hokeng tahun 1984. Iasudah setahun lebih dulu masuk Seminari Hokeng. Tetapi kebersamaan dengannya hampir sepanjang masa pendidikan. Setelah tiga tahun di Seminari Hokeng, kebersamaan itu kami lanjutkan di STFK LEDALERO. Lebih lagi di tahun-tahun akhir pendidikan, kami akhirnya jadi teman kelas. Calon imam projo harus melewati 2 tahun untuk Tahun Orientasi Pastoral sementara SVD hanya setahun. Kami jadinya βteman kelasβ, mereka yang dulunya setahun jadi kaka kelas.
Meski kebersamaan itu cukup lama, tetapi pengenalan dan kontak yang intens justru baru terjadi di tahun 1995 (kalau tidak salah). Kami berdua mendapatkan kepercayaan untuk mewakili STFK Ledalero dalam πππππππ ππππππππππ πππππππππ π πππππ πππππ ππππ πππ π π π²πππππ. π°πππππ ππππππ πππππππ ππππ π πππππππππ πππππ 1976 ππππ π·. π―πππππππ π―ππππππ, πΊπ½π«, π ππππ π²ππππ πΊπππ π π π³ππ πππππ ππππ πππππ πππ ππππππππ ππππππ π ππππππππ π±πππ ππππ πΊπ½π« (1977-1988).
Program pertukaran mahasiswa ini sebuah terobosan yang cukup berani. NTT masih tersekat antara π·ππππππππ π ππ π²ππππππ (π ππππ ππππ πππ π ππ π΄ππππππ), dengan berbagai isu yang selalu menyertai. Hubungan sedang βtidak baik-baik sajaβ. Kadang ada konflik yang bisa saja merupakan warisan. Sesuatu yang terasa aneh. Sesama pengikut Kristus tetapi ada kecurigaan yang dan berkembang tanpa disadari.
Sekat inilah yang coba dibongkar oleh Pater Heekern. Setiap tahun, 2 mahasiswa dan 1 dosen dari Sekolah Teologia protestan (tempat calon pendeta belajar) melewati 1 bulan pendidikan di Ledalero. Demikian juga ada kunjungan balasan, 2 mahasiswa dan 1 dosen melewati pengalaman yang sama di Kupang. Sebuah keberuntungan, pada masanya (tahun 1995), Marsel dari Ritapiret dan saya dari Ledalero mewakili STFK Ledalero. P. Servulus Isaak, SVD, dosen eksegese menjadi pendamping kami.
Inilah momen di mana saya bisa mengenal secara lebih dekat Marsel. Ia adalah pribadi yang cepat bergaul. Apalagi dengan rokok Gudang Garam (Pria Punya Selera) yang selalu identik dengannya, ia bisa gaul dengan calon pendeta pria. Calon pendeta Wanita juga bisa melihat siapa yang βlebih lelakiβ dari kami berdua. Dan Marcel tentu jadi pilihan. Saya hanya bisa menikmati kebersamaan kalau diajak. Tapi dalam hati saya beruntung bisa punya Marsel yang ajak biar saya tidak sendirian iri di sebelah sana yang seperti rokok A-Mild hanya berkata: βGo ahead?β Lanjutkan Reu.
Di waktu senggang, ada olahraga bersama, sepak bola. Saya jadi penggembira, jadi sasaran untuk ditendang. Beruntung βππ¨ πππ§ππβ, itu bisa mengimbangi atau lebih tepat melewati kapasitas saya. Dia seorang pemain sepak bola yang lincah dengan keahlian sebagai pemain belakang. Dengan mudah ia tunjukkan kelasnya. Saya yang berdiri di pinggir lapangan ikut menikmati pujian calon pendeta wanita yang cantik-cantik putih dari Sabu dan Rote yang berteriak menyebut namanya. Saya ikut merinding seakan nama saya yang disebut. Itulah kegembiraan yang selalu teringat.
Kehidupan calon pendeta dalam berasrama tepatnya, masih sangat igualiter. Kalau di Ledalero dan Ritapiret, sejak tahun awal saja kami sudah hidup dengan kamar, meski awal-awalnya hanya berpintukan kain dan berdinding pembatas tripleks tapi sudah ada pembatas. Setelah memasuki pendidikan filasat, kamar disesuaikan dengan perkembangan ilmu (hehe). Ada kamar dan tiap orang bisa mengatur kamarnya sesukanya. Kalau untuk para calon pendeta, lebih igualiter dan semuanya hidup di bangsal, seperti asrama waktu masih di Seminari Menengah.
Pengalaman yang paling menyenangkan, berdua bisa pergi bersama para calon pendeta ke sebuah tempat pembinaan di pertengahan TTS dan TTU. Sayangnya nama tempat itu sudah saya lupa (Kalau Marcel masih hidup pasti saya tanya dan dia akan ingat dengan jelas). Di situ para calon pendeta hidup di dalam tempat seperti rumah adat dan mengalami proses berteologi kontekstual. Pengalaman sangat menyenangkan. Pada sore dan malam kalau berdua sempat bertemu, kami selalu mengevaluasi demi mendapatkan catatan yang penting.
Dari pengalaman sebulan, saya mengenal lebih dekat Macel, melengkapi pengenalan saya sebelumnya yang tak lengkap. βππ¨ πππ§ππβ, selalu menarik dari cara mendekati orang. Kadang dengan sedikit gerakan jari kanan yang digoreskan di dekat pelipis mata untuk mengungkapkan bahwa ada sesuatu yang ingin di sampaikan. Itu adalah ekspresi bahwa apa yang akan diucapkan sudah terpikir sehingga tidak menyinggung orang lain. Hal itu ditambah dengan lirikannya yang menunjukkan bahwa βNo Panteβ sudah berkomunikasi secara non verbal sebelum ia ungkapkan dengan kata-kata.
Pante Usteβ¦
Sejak di Seminari Hokeng dan sejauh pengenalan saya, Marsel tidak pernah berubah posisi saat bermain sepak bolah yakni pemain belakang. Itulah ekspresi dirinya yang lebih berdiri di belakang dan menjaga seragangan. Karena posisi seperti ini, kadang βππ¨ πππ§ππβ, merasa apapun harus dilakukan yang penting tidak kebobolan.
Itulah bisa jadi alasan, kadang ia sangat berprinsip hingga terkesan keras dalam pelayanan. Itu tentu bukan sebuah kebetulan. Dalam hatinya tentu selalu terngisang pesan bahwa dialah penjaga akhir dan di belakangnya tinggal βgol atau tidakβ.
Ini bisa menjadi konflik seperti dialami Santu Paulus yang mendapatkan banyak kritikan oleh pelayanan yang diberikan (1 Kor 9, 1 β 27). Di sana ada kemungkinan terjadi salah pengertian yang terjadi. Tetapi seperti Paulus yang menekankan perlunya penguasaan diri, penyangkalan diri, dan kasih agar kita tetap dicintai Allah, maka hal itu juga yang dibuktikan βππ¨ πππ§ππβ, Apapun dilakukan yang penting orang lain bahagia, terlepas apakah orang lain menerima atau tidak malah bisa juga membencinya. Tetapi βNo Panteβ tidak peduli. Inilah sikap tegas dan bisa juga disebut keras tetapi karena ia yakin aka napa yang ia perjuangkan.
Tahun-tahun terakhir, π΄πππππ πππ ππ πππππ ππ πππππππππ βππππππππ πππππππππππβ πππππππ ππππ π ππππππππ ππππ πππ π πππππππ. π°π πππ ππ βππππ ππππππππβ ππππ ππππππ ππππππππ π ππππ ππππππππ πͺπππ ππ πΌππππ πππππ πππππππ ππππππ πππππ. π°πππππ ππππππ ππππππππππ ππππ πππππππ πππππ πππππ ππππ ππππ π ππ πππππ ππππππ π ππππππππππππ ππππ ππππππ πππππ.
Kehidupannya yang sederhana dan apa adanya juga mengekspresikan dirinya. Bagi yang jago grafologi untuk menganalisis tanda tangan tentu paham. Tanda tangan Marsel sangat sederhana, dengan ukiran jelas :Lamury. itu adalah gambaran diri yang patut saya angkat jempol buatnya. Marcel memang begitu, apa adanya.
Lalu apa yang mau dicapai oleh βππ¨ πππ§ππβ,?β Saya rasa Marcel mengungkapkan secara tepat sebagai motonya: βSegala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.β (1 Kor 9, 23). Apa yang dilakukan hanyalah karena Injil. Terlepas apakah semua orang senang dengan car aitu, βpusing amatβ. Bagi βππ¨ πππ§ππβ,, yang terpenting adalah karena Injil.
Sampai di sini saya terdiam. Saya pun bisa mengerti tentang apa yang ia perjuangkan selama hidupnya dan bisa memahmi mengapa ia disapa βππ¨ πππ§ππβ, Ia telah berjuang, berenang melawan arus untuk mencapai pantai seberang sebagai tempat berlabuh. Ia sudah sampai di pantai sambil angkat tangan menginformasikan: βπΊπππ πππ ππ πππππ π π π·ππππ πΌπππβ sambil mengangkat tangan mengharapkan agar kita yang masih belayar juga tiba di sana, di Pante Usted, bersama βππ¨ πππ§ππβ,. Begitu saja No, selamat tiba di Pelabuhan tujuan. Doakan kami.
πΉπππππ π©πππ. πΊππππππ, π»ππππ, π ππ ππ ππππ. π·ππππππ ππππ: π―πππππ ππππ π΄ππππππ (π·πππππππ π³ππ πππππ, π΄ππππ 2024)