Foto : Prediksi Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT siap tarung di Pilgub NTT 2024. (Dok. Pusdatin VN)
KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM–Konstelasi politik menuju Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2024-2029, semakin mengerucut. Hal tersebut tampaknya, sangat dipengaruhi oleh peta perpolitikan nasional yang sedang terjadi di Ibu Kota Negara, Jakarta.
Ekses lanjutan koalisi parpol dalam Pemilihan Presiden/Wakil Presiden (Pilpres) 14 Februari 2024 lalu, turut mempengaruhi kebijakan dan keputusan DPP parpol koalisi Anis Baswedan-Muhaimin Iskadar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Informasi yang dihimpun victorynews.id menyebutkan, faktor PDI Perjuangan (PDIP) yang sedang membahas, apakah menjadi oposisi dalam pemerintahan Presiden/Wapres Terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka atau tidak, bakal menjadi kartu truf dalam proses menuju Pilkada serentak secara nasional.
Andai PDIP akhirnya memilih menjadi oposisi, maka bisa dipastikan dalam pilkada serentak (Termasuk di NTT) akan mengusung kader sendiri dan mempertahankan koalisi bersama Perindo, Hanura, dan PPP.
Ini berarti, pada Pilgub NTT 27 November mendatang, PDIP NTT akan mengusung kader-kader utamanya untuk berkoalisi dengan Partai Perindo dan Hanura yang meraih kursi di DPRD Provinsi NTT. Serta PPP sebagai partai pendukung.Tiga Gerbong Koalisi yang bakal terjadi di Pilgub NTT 2024. (Dok. Pusdatin VN)
Meski hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari petinggi PDIP di Pusat maupun daerah, namun, jika kondisi itu yang terjadi maka, nama-nama seperti Yohanes Fransiskus “Ansy” Lema dan Emelia Julia Nomleni bakal tampil di Pilgub NTT. Dengan calon pendamping kader Partai Hanura atau Perindo.
Sedangkan untuk parpol koalisi Anis Baswedan-Muhaimin Iskadar dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, lebih cair karena Partai NasDem, PKB, dan PKS sudah menyatakan mendukung Pemerintahan Presiden/Wakil Presiden Terpilih.
Antara Melki – Ansy
Informasi lain juga mengemuka di tengah publik bahwa peta koalisi Pilgub NTT kali ini berpotensi memunculkan head to head alias duel dari dua pasang calon saja.
Disebut demikian karena, jika Ansy Lema dan Refafi Gah yang keluar dari PDIP, maka kemungkinan Partai Golkar bakal bergabung dengan Koalisi Gerindra sehingga hanya ada pertarungan antara Brigjen TNI SPK-AG melawan Duet Ansy Lema – Refafi Gah.
Sedangkan jika PDIP mengusung Emilia Nomleni sebagai Cagub atau Duet Orias Petrus Moedak-Sebastian Salang (OASE), maka Golkar akan tetap mengusung Melki Laka Lena dengan Jane Natalia Suryanto. Sehingga Pilgub NTT tetap diikuti tiga paslon.
Menjadi lebih mengejutkan jika PDIP tetap mengusung paslon (entah Ansy-Refafi, OASE, atau Emi Nomleni), kemudian Golkar memilih bergabung dengan koalisi Gerindra/NasDem, maka bakal terjadi head to head pula.
Mengerucut Tiga
Konstelasi seperti ini, sudah diperkirakan sebelumnya oleh pengamat politik dari Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang Urbanus Ola Hurek dan pengamat politik dari Universitas Muhammadiayh Kupang (UMK) Dr Ahmad Atang kepada victorynews.id, beberapa hari lalu.
Urbanus Ola Hurek memprediksi Pilgub NTT bakal digerakkan oleh tiga gerbong koalisi parpol pendulang suara dan peraih kursi terbanyak DPRD Provinsi NTT.
Ketiga gerbong tersebut adalah, gerbong koalisi PDIP, koalisi Golkar, dan koalisi Gerindra.
Sedangkan Dr Ahmad Atang memperkirakan simpul atau poros koalisinya akan dibentuk oleh PDIP, Golkar, PDIP dan Gerindra yang menggandeng NasDem serta PKB.
“Karena Cagub dari kader NasDem tidak ada tampak serius bergerak, maka bisa diperkirakan NasDem bakal bergabung dengan koalisi Golkar atau Gerindra,” ungkap Dr Atang.
Direktur Pascasarjana UMK tersebut juga menyebutkan, hal lain yang patut dipertimbangkan dalam membentuk koalisi adalah geopolitik Provinsi NTT yang cenderung mempertahankan pakem cagub/cawagub dari unsur Katolik-Protestan atau Protestan-Katolik.
Senada dengan analisa kedua akademisi itu, Wakil Ketua Bidang Kaderisasi & Pendidikan Politik DPW Partai NasDem Provinsi NTT Anwar Pua Geno pun memprediksi akan mengerucut dari 4 menjadi 3 pasangan calon yang berkontestasi dalam perhelatan Pilgub NTT 2024.
Anwar yang juga mantan pengurus DPD Golkar NTT dan mantan Ketua DPRD Provinsi NTT 2014-2019 menyebut, gerbong koalisi pertama akan dibentuk oleh PDIP, Hanura dan Perindo.
“Koalisi ini akan mengusung Calon Gubernur Ansy Lema (anggota DPR RI 2019-2024) atau Emi Nomleni (Ketua DPRD Provinsi NTT) dan calon Wakil Gubernur Refafi Gah (Anggota DPRD Provinsi NTT),” ujarnya, Rabu (5/6/2024).
Disebutkan Anwar, koalisi lain adalah NasDem, Gerindra, PKB dan PKS yang diprediksi mengusung calon gubernur Brigjen TNI Simon Petrus Kamlasi serta calon wakil gubernur Adrianus ‘Andre’ Garu.
Koalisi ini menarik karena mengusung seorang Perwira Tinggi TNI AD berbintang satu yang pernah menjabat Kasrem 161 Wirsakti Kupang dengan wakilnya Andre Garu, mantan anggota DPD RI.
Sedangkan koalisi ketiga adalah Koalisi Golkar, Demokrat, PAN dan PSI yang akan mengusung calon gubernur Melkiades Emanuel “Melki” Laka Lena dengan calon wakil gubernur Jane Natalia Suryanto.
Pua Geno juga memberi analisa bahwa khusus Koalisi PDIP bukan tidak mungkin mengakomodir cagub/cawagub potensial seperti Orias Petrus Moedak dan cawagub Sebastianus Salang. Apabila Orias dan Sebas mampu mempengaruhi poros koalisi PDIP atau Golkar, maka Pilgub NTT semakin seru.
“Kita ikuti terus saja dinamika peta partai politik di tingkat Pusat dalam negosiasi dan kompromi politik berkoalisi mengusung paslon cagub dan cawagub NTT,” pungkasnya. ***(Victorynews.com/WN-01)