Foto : Penjabat Bupati Sikka, Adrianus Firminus Parera, SE, M.S dan Managemen Maskapai
JAKARTA : WARTA-NUSANTARA.COM–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sikka, mulai menjajaki kerja sama dengan dua Maskapai Penerbangan yaitu Citilink dan Nam Air yang jika disetujui akan melakukan penerbangan dari dan ke Bandar Udara (Bandara) Waioti Maumere, Kabupaten Sikka.
Secara terpisah pertemuan Pemerintah Kabupaten Sikka dengan dua Maskapai Penerbangan yaitu Citilink, bertempat di Kantor Pusat Citilink di Kawasan Cengkareng, Selasa, 25 /06/2024 dan Maskapai Nam Air, Rabu, 26/06/2024, bertempat Kantor Pusat Nam Air di Kawasan Cengkareng Jakarta.
Dalam pertemuan terbatas Penjabat Bupati Sikka, Adrianus Firminus Parera, SE, M.Si, didampingi Kadis Perhubungan Kabupaten Sikka, Us Minggo dan Plt. kaban Bapperida Kabupaten Sikka, Drs. Marianus Anti.
Sementara dari Manajemen Citilink, yaitu Head of Sales dan Distribution Citilink, Emir Bustaman, serta pertemuan dengan perwakilan Sriwijaya Air (Nam Air) yang diwakili oleh Pjs Direktur Niaga, Ahmad Yani Azwar, di kantor Citilink dan Sriwijaya Air membahas rencana kerja sama untuk kedua Maskapai Penerbangan dapat menyinggahi Bandara Fransiskus Xaverius Seda Maumere.
Pj. Bupati Sikka, Adrianus Firminus Parera, SE, M.Si, atau akrab disapa Alfin Parera mengatakan, penjajakan di dua maskapai penerbangan ini bertujuan untuk meningkatkan akses transportasi udara dari dan ke Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pj. Bupati, Alfin Parera, pada kesempatan itu mengatakan bahwa transportasi udara adalah kebutuhan penting masyarakat Sikka yang belum terpenuhi dengan baik.
“Saat ini sekitar 40 persen penumpang dari Maumere ke Surabaya dan Jakarta harus melewati Kupang. Ini merupakan pasar potensial yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan aksesibilitas transportasi udara bagi masyarakat,” kata Alfin Parera.
Managemen Citilink melalui, Emir Bustaman, menawarkan dua skema kerja sama kepada Pemkab Sikka, yaitu Guaranteed Minimum Revenue (GMR), dengan ketentuan Pemkab Sikka akan memberikan subsidi jika kursi penumpang dalam satu rute penerbangan tidak terisi dan Skema kedua adalah Pola Mandiri, yang mengikuti mekanisme pasar.
“Pola GMR ini misalnya, jika ada kursi dalam penerbangan yang tidak terisi, maka kursi tersebut akan disubsidi oleh pemerintah dengan langsung memotong dari uang subsidi. Namun, jika semua kursi terisi, subsidi tidak diperlukan,” jelasnya.
Sementara itu, Manajemen Sriwijaya Air (Nam Air, Red), melalui Pjs Direktur Niaga, Ahmad Yani Azwar pada kesempatan itu, menawarkan skema kerja sama dengan pola penyertaan modal, di mana Pemkab Sikka akan menyediakan dana untuk maintenance. “Dana tersebut akan dikembalikan dengan tingkat pengembalian sebesar 8% setiap bulan, ditambah dividen,” jelasnya. (Icha-WN Biro Sikk