Foto : Martinus Lagawurin Botoor Pahlawan NTT dengan Dedikasi Militer
KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM–| Peltu Anumerta Martinus Lagawurin Botoor adalah sosok pahlawan yang tak hanya dihormati, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi penerus di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dengan dedikasi militer yang luar biasa, Martinus telah menorehkan banyak prestasi dan kontribusi signifikan dalam menjaga kedaulatan dan keamanan Indonesia. Ia gugur di Medan tempur di Timor Timur sebagai pahlawan membela keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebagai salah satu putra terbaik NTT, Martinus mengawali karir militernya dengan semangat yang tak pernah padam. Dedikasinya terlihat dari berbagai operasi militer yang sukses ia jalani, serta kontribusinya dalam melatih generasi baru prajurit yang tangguh dan berdedikasi tinggi.
Martinus Lagawurin Botoor, dengan segala pengorbanan dan jasanya, kini menjadi simbol keberanian dan semangat juang bagi masyarakat NTT. Namanya akan selalu dikenang sepanjang masa, tidak hanya sebagai seorang prajurit, tetapi juga sebagai pahlawan yang telah memberikan segalanya untuk bangsa dan tanah air tercinta.
Martinus Lagawurin Botoor, sapaan akrab Lagawurin ini, lahir di Puor, Kabupaten Lembata pada tanggal 25 Oktober 1938.
Beliau adalah putra dari Theodorus Tana Botoor dan Helena Besan Wadan. Baca Juga : Pasi Intel Kodim 1624/Flotim Dapat Kenaikan Pangkat Satu Tingkat Lebih Tinggi Martinus Lagawurin Botoor, dengan sapaan akrabnya Lagawurin, adalah salah satu pahlawan besar dari Kabupaten Lembata.
Martinus Lagawurin dikenal dengan dedikasinya dalam berbagai operasi militer penting, termasuk Operasi Penumpasan DI/TII dan Operasi Seroja. Keberaniannya dalam menghadapi medan perang telah menginspirasi banyak orang terutama Batalyon Infanteri 743 PSY Kupang apalagi kampung halamannya. Martinus Lagawurin saat bertugas Operasi Penumpasan DI/TII di Palopo, Sulawesi Selatan (1959-1960), Martinus bertemu dengan Siti Aminah, yang kemudian menjadi istrinya.
Mereka melakukan akad nikah dengan secara Islam di Palopo sebagai syarat dari keluargannya Aminah. Kemudian Aminah diboyong ke Ende setelah selesai penugasan di Palopo langsung menikah secara Katolik pada 5 Maret 1960 di Gereja Katedral Ende.
Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai beberapa anak yang juga berprestasi di berbagai bidang: Ir. Johnny Tana Lagawurin, Pensiunan PNS Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Josefina Sura Lagawurin Botoor: Pensiunan Biro Ekonomi Sekretariat Daerah Provinsi NTT.
Fredrikus Zainul Patty Lagawurin, SH, Pensiunan PNS Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Daerah Kabupaten Lembata. (*/WN-01)