Foto : Mahasiswa Kimia FST Unwira diterima di Kantor Desa Waijarang
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM–Mahasiswa mahasiswi Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Katolik Wisya Mandira (UNWIRA) Kupang, melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) semester Genap Tahun ajaran 2023/2024 di Desa Waijarang kecamatan Nubatukan kabupaten Lembata. Sebanyak delapan orang mahasiswa yang didampingi oleh Gerardus Diri Tukan,S.Pd.M.Si sebagai Dosen Pembimbing Lapangan {DPL), tiba di Desa waijarang pada Rabu 17 Juli 2024.
Mahasiwa dan dosen dijemput serta diterima langsung oleh Kepala Desa Waijarang, Anwar Bunga Tokan,S.Pd, di Pelabuhan Fery Waijarang Lembata. Dari pelabuhan, mahasiswa diantar ke Kantor Desa Waijarang. Orng tua asuh yang siap terima mahasiswa pun telah siap di kantor desa sehingga penerimaan oleh masing-masing orang tua asuh dan dihantar ke rumah-rumah penginapan berlangsung lancar. Hal mana memperlihatkan bahwa pemerintah dan masyarakat Desa Waijarang sangat antusias menerima kehadiran mahasiwa Kimia FST untuk melakukan KKN di desa yang merupakan lokasi relokasi pengungsi Timor Timur tahun 2000 yang lalu.
Usai acara penerimaan, pada siang harinya dilakukan pembahasan program kerja dari mahasiswa peserta KKN selama 30 hari masa KKN (17 Juli himgga 17 Agustus 2024) dengan pemerintah desa untuk disinkronkan dengan agenda kegiatan pembangunan desa. Kepala Desa Waijarang, Anwar Bunga Tokan menyambut baik konsep dan jadwal kegiatan para mahasiswa, dan mengharapkan agar salah satu program kegiatan dari mahasiswa yakni bersama karang taruna desa memproduksi keripik singkong, menjadi salah satu andalan pengembangan bumdes. Kades Anwar pun menganjurkan nama produk kripik singkong yang akan dihasilkan yakni Kingkong Waijarang.
Selesai pembahasan program kerja dan istirahat siang, mahasiswa peserta KKN langsung memulai kegiatan yakni membersihkan gedung PKK desa untuk dijadikan rumah produksi keripik singkong. Berbagai peralatan produksi pun disiapkan dan rumah produksi dibersihkan serta ditata untuk memenuhi syarat minimal suatu lokasi produksi bahan pangan kemasan siap saji.
Pada Kamis 18 Juli 2024, pagi, mahasiswa peserta KKN bertandang ke SDN Waijarag. Kehadiran mahasiswa diterima oleh Kepala SDN Waijarang, Hubertus Aloysius Sait,S.Pd.SD serta para guru. Para mahasiswa memaparkan program kerjanya yang berkaitan dengan murid-murid SD Negeri Waijarang yakni: (a) pelatihan computer dasar kepada murid kelas 6; (b) Bimbingan belajar IPA kepada murid kelas 1 sampai kelas 6 melalui buku bacaan “Aku Suka Belajar IPA; (c) Latihan membaca dan mengenal huruf, angka dan kata kepada murid kelas 1 dan kelas 2 dengan menggunakan sarana buku Aku Anak Pintar. Kedua sarana buku yakni buku Aku Suka Belajar IPA dan buku Aku Anak Pintar, dibawa oleh para mahasiswa peserta KKN; (d) produksi garam skala mini bersama para murid SDN Waijarang, (e) menyanyikan lagu-lagu kebangsaan serta musik perkusi anak dan pembuatan video Nyanyian Anak Waijarang untuk Pertiwi. Kegiatan bersama anak-anak akan berpuncak pada Gebyar Aman Calistung (Adikku mantap baca, tulis, hitung), jelang perayaan HUT RI.
Kegiatan yang mulai dilakukan oleh paa mahasiswa pada hari Jumad dan Sabtu (19 dan 20 Juli 2024) yakni produksi keripik singkong sekaligus produksi tepung tapioka pada pagi hingga siang hari bersama karang taruna, dan pada sore hari melakukan pendampingan belajar pada murid-murid SDN Waijarang. Keripik singkong yang diproduksi pada hari Jumad dan Sabtu, dijual pada hari Minggu 21 Juli 2024 dan habis terjual. Pemasukan yang diperoleh dari hasil jual keripik, digunakan untuk membeli bahan baku yakni ubi kayu dari warga.
Ditargetkan, keripik singkong produksi bersama mahasiswa KKN dengan karang taruna desa dilakukan setiap hari agar pemasaran pun berlangsung setiap hari dan diperluas pemasarannya. Kepala Desa, Anwar Bunga pun memotivasi para karang taruna bahwa inspirasi, inovasi dan motivasi yang dibawa oleh para mahasiswa peserta KKN, perlu serius dilakukan, dilanjutkan dan dikembangkan agar pemerintah desa pun bisa mempunyai kekuatan serta keyakinan untuk melakukan intervensi anggaran sebagai bentuk dukungan, yang pada akhirnya harus menjadi satu bisnis dan keunggulan dari Bumdes. Dan, secara tidak langsung memotivasi semua masyarakat untuk memanfaatkan semua lahan kosong guna mengembangkan penanaman ubi kayu*** (GDT/WN-01)