Foto : Founder dan CEO PT Lembata Hira Sejahtera (BATARA), Alexander Tifaona Alfons Loemau, Komisaris Utama PT Sasando Komitmen kerjasama.
JAKARTA : WARTA-NUSANTARA.COM-–Founder dan CEO PT Lembata Hira Sejahtera (BATARA), Alexander Tifaona menirim bibit tanaman Malapari ke PT Sasando Kupang, Provinsi NTT. Peniriman bibit Malapari ini dalam rangka memenuhi Memorandum of Understanding (Kesepakatan Kerjasama) dengan PT Sasando Kupang untuk pengembangan budidaya pada lahan yang tersedia seluas 10 Hektar.
Dalam Press Release (Siaran Pers) yang diterima Warta-Nusantara.Com, Senin, 29/7/2029, Alexander Tifaona menjelaskan bahwa PT Lembata Hira Sejahtera (BATARA) & PT Sasando telah membangun Kerjasama Hijaukan NTT dengan Mahapari dan Porang. PT Lembata Hira Sejahtera atau juga dikenal dengan BATARA pada hari ini mulai mengirimkan bibit Malapari dari Lembata kepada PT Sasando di Kupang sebagai tindak lanjut MOU sebelumnya yang telah dilakukan pada bulan Desember 2023 lalu bertempat di Kantor PT Sasando , Kupang, Provinsi NTT..
Kesepakatan ini merupakan langkah awal dari usaha mengembangkan Malapari dan Porang di Nusa Tenggara Timur. PT Sasando memiliki lahan strategis seluas 170,55 hektar di sepanjang Jalan Timor Raya (Jalan Trans Timor). “Lokasi lahan yang sangat strategis di sepanjang Jalan Trans Timor ini, diharapkan dapat menjadi showcase dan model penanaman Malapari dan Porang dalam satu lahan. Untuk saat ini telah tersedia lahan siap tanam seluas 10 hektar dan memasuki musim tanam tahun ini diharapkan kegiatan penanaman sudah dapat mulai dilakukan,” demikian ungkap Alfons Loemau, Komisaris Utama PT Sasando.
Tanaman Malapari, atau dikenal dengan nama latin pongamia pinnata, adalah spesies pohon leguminosa yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pohon ini banyak ditemukan di sepanjang pesisir pantai Nusa Tenggara Timur. Pohon ini dikenal karena kemampuannya untuk tumbuh di berbagai kondisi lingkungan, termasuk lahan yang terdegradasi dan marginal. Malapari merupakan tanaman hijau abadi yang daunnya tetap hijau sepanjang tahun (evergreen), bahkan di musim kemarau.
Selain itu, Malapari memiliki kemampuan untuk menyerap karbon dioksida (CO2) yang menjadikannya penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Bahkan Biji dari tanaman ini mengandung minyak yang dapat diolah menjadi biodiesel sehingga menjadikannya sumber energi terbarukan yang potensial.
“Kerjasama ini membuktikan bahwa minat masyarakat Nusa Tenggara Timur terhadap tanaman Malapari semakin tinggi dan saya berharap suatu saat nanti NTT punya bibit unggul, setelah bibit unggul Malapari Lembata,”, demikian Alexander Tifaona, Founder dan CEO BATARA, menambahkan bersemangat. Sebagai informasi, saat ini BATARA tengah mengembangkan bibit unggul Malapari di Lembata dengan membangun persemaian dan kebun bibit bekerjasama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Pada bulan Oktober 2023 lalu, BATARA Bersama-sama Yayasan Anton Enga Tifaona, DAEMETER Consulting dan BRIN telah menggulirkan kerjasama riset “Program MAMA PAPA” di Lembata, yang artinya “Menanam Malapari, Panen Porang”, yaitu program penanaman Malapari dengan porang dalam satu lahan yang sama. Malapari dan Porang adalah tanaman alam yang banyak dijumpai di NTT. Inovasi ini untuk mendukung semangat agroforestri yang tengah didorong Pemerintah Indonesia dalam pemanfaatan lahan hutan dan pertanian demi menjaga biodiversitas lahan.
“Semoga kerjasama ini dapat mendorong kemajuan komoditas alam asal NTT dan akhirnya mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur,”, demikian Alexander Tifaona menutup pembicaraan. ***
(*/WN-01/Karolus Kia Burin )