Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero
Bacaan: Kel. 16:2-4, 12-15; Ef. 4:17, 20-24; Yoh. 6:24-35
WARTA-NUSANTARA.COM–Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, masih ingatkah akan bantuan sosial (bansos) Presiden Joko Widodo yang digelontorkan pada saat pemilu presiden dan wakil presiden? Orang menggugat ke Mahkama Konstitusi karena bansos itu dianggap dipolitisasi untuk kepentingan pemenangan Raka Buming Raka sebagai Wakil Presiden, yang adalah putra sulung Joko Widodo.
Terlepas dari polemik dan tuduhan itu, satu hal yang pasti ialah bahwa di masa resesi ekonomi ini, ketika harga barang-barang kebutuhan pokok melonjak begitu tinggi dengan daya beli masyarakat menjadi semakin lemah. Situasi yang melilit ekonomi nasional ini menjadi alasan preisden Jokowi menggelontorkan bantuan sosial berupa beras untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat kecil.
Minggu lalu injil Yohanes berbicara tentang Yesus memberi makan 5 ribu orang melalui mukjizat Yesus memperbanyak lima ketul roti dan dua ekor ikan. Terhadap mukjizat itu saya berkotbah bahwa melampaui roti dan ikan. Bahwa ada hal yang melampaui roti dan ikan itu, yakni percaya penuh kepada Yesus yang adalah Tuhan yang memiliki Kemahakuasaan untuk membuat mukjizat-mukjizat. Makna lain dari sisa 12 bakul makanan itu adalah undangan Yesus kepada kita satu demi satu untuk selalu percaya kepada-Nya sebagai Allah yang telah menjelma menjadi manusia dan tinggal di antara kita dengan misi khusus untuk menyelamatkan manusia.
Roti yang dimakan dan tersisa 12 bakul itu adalah makanan jasmani yang menguatkan, menyehatkan dan menumbuhkan fisik. Ketika ketiadaan/kekurangan makanan berarti kelaparan, sebagaimana dialami oleh orang Israel ketika mereka berada di padang gurun. Saat mereka mengalami kekurangan roti, mereka mengajukan protes kepada Musa: “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.”
Protes mereka didengar Tuhan. Maka kepada Musa Tuhan berkata:” “Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak.”
“Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu. “
Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu. Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi. Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: “Apakah ini?” Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: “Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu.”
“Roti dari langit” ini dinamakan “manna”. Manna menjadi makanan khusus yang secara ajaib dikirim dari Allah untuk memberi makan orang Israel setelah ke luar dari Mesir. Roti itu berwarna putih seperti embun beku, berbentuk serpihan tipis, dan rasanya seperti kue madu. Persediaan manna berhenti ketika Israel memasuki tanah perjanjian dan tersedia makanan lain.
Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, Manna menjadi lambang dari Yesus Kristus yang sebagai “roti yang Hidup yang turun dari sorga.” Hal mana telah dilukiskan oleh penginjil hari ini, Yesus menyatakan diriNya sebagai Roti Hidup. ” Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Pernyataan diriNya sebagai Roti Hidup tidak hanya dinyatakan pada awal injil ini tetapi juga pada akhir injil. Di akhir injil ini Yesus sekali lagi menyatakan diriNya sebagai Roti Hidup. Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup.”
Pertanyaan, mengapa kata-kata Akulah Roti Hidup. Barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup kekal, diulangi sebanyak dua kali?Sesuatu hal, bila diulang-ulang, menandakan bahwa sesuatu itu penting. Jadi dengan pengulangan itu Yesus mau mengatakan bahwa Dia adalah sumber kehidupan, yang dapat memberikan kebahagiaan, kebenaran dan keselamatan kepada semua manusia. Roti hidup yang dinyatakan oleh Yesus kristus adalah bukan hanya untuk sementara, melainkan untuk selama-lamanya atau disebut sebagai kekal. Yesus sebagai Roti Hidup itu beda dengan roti yang diperbanyak dan diberikan kepada 5 ribu orang itu. Roti Hidup juga beda dengan Manna menjadi makanan khusus yang secara ajaib dikirim dari Allah untuk memberi makan umat itu setelah ke luar dari Mesir.
Bahwa Yesus sebagai Roti Hidup adalah sumber kehidupan, yang dapat memberikan kebahagiaan, kebenaran, keselamatan kepada semua manusia. Sedangkan baik roti yang diperbanyak maupun manna memberikan kekuatan hanya kepada tubuh jasmani saja. Maka pernyataan diri Yesus sebagai Roti Hidup mau menyatakan bahwa Dia adalah penyelamat rohani dan jasmani manusia. Dia tidak hanya menyelamatkan jiwa saja.
Sebagai Penyelamat manusia Yesus hanya minta satu hal ini kepada murid-muridNya, yaitu percaya kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Jadi, siapa yang percaya kepada Yesus, ia mempunyai hidup yang kekal. Hidup yang kekal bukanlah semata-mata keberadaan yang tidak berkesudahan. Yang dimaksudkan adalah hidup yang berkualitas, bukan kwantitas. Hidup kekal adalah perjalanan kita dalam mengenal satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus. Dalam bahasa Ibrani kata mengenal berarti menggambarkan hubungan yang dekat dan intim. Hubungan itu dapat kita mulai sekarang ini kini dan di sini. Karena hidup kekal bukan hanya sebuah warisan masa depan melainkan sesuatu yang kita miliki saat ini. Hidup kekal adalah hidup yang diselamatkan oleh Yesus.
Saudara-saudaraku yang terkasih, hari ini, Yesus menyatakan diriNya kepada kita sebagai Roti Hidup. Dan kepada kita dituntut untuk datang dan percaya kepada-Nya. Datang dan percaya kepadaNya artinya senantiasa mendekatkan diri kepadaNya melalui perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi banyak orang. Karena itu pada akhir kotbah ini saya mengajak kita semua agar marilah, kita mendekatkan diri dan percayalah pada Yesus Roti Hidup. Sebab Dia adalah jaminan kekal. ***