Camat Dionisius memberi mitivasi pada anak
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM–Kegiatan Gebyar Aman Calistung yang dilakukan oleh para mahasiswa Prodi Kimia FST UNWIRA Kupang di desa Waijarang, Jumad 16 Agustus 2024 sore sebagai satu agenda KKN dan juga dalam kolaborasi dengan panitia HUT ke 79 Kemerdekaan RI tingkat Desa Waijarang, merupakan satu cara yang dilakukan untuk membantu anak focus pada obyek atau materi yang disajikan. “Kegiatan belajar yang dilakukan merupakan bentuk belajar sambil bermain yang baik, Para murid diajak focus pada materi yang disajikan”, Hal itu diungkapkan oleh Camat Nubatukan, Yoseph Dionisius Ola, ketika dirinya hadir menyaksikan langsung kegiatan gebyar yang dilakukan. Dirinya bahkan turut berbaur bersama murid-murid kelas satu Sekolah Dasar yang duduk di lantai untu mengerjakan materi lomba yakni kecepatan menulis tiru huruf, angka, kata dan melengkapi tabel angka.
Sekolah-sekolah yang hadir menyertakan murid-murid kelas satu, yang diundang oleh para mahasiswa penyelenggara gebyar itu adalah SD Negeri Waijarang, SD Inpres Pada, SD Inpres Belang dan SD Inpres Riangdua. Keempat sekolah tersebut berada dalam wilayah administrative kecamatan Nubatukan.
Dion, demikian ia akrab disapa ketika hadir di arena Gebyar, di SD Negeri Waijarang, didaulat oleh panitia (para mahasiswa pelaksana gebyar), untuk menghitung atau memberi aba-aba agar anak-anak serempak mengerjakan materi lomba pada kertas pekerjaan. Ketia Camat Dion menghitung hingga hitungan ketiga, semua murid kelas satu dan kelas dua yang berada di lantai emperan sekolah dan telah siaga dengan pencil dan kertas kerja, langsung tunduk dan berpacu menulis tiru huruf, angka, kata dan melengkapi table angka. Sedangkan murid kelas 3, 4, 5 dan kelas 6 yang ada di ruang-ruang kelas, pun serempak menulis surat sesuai dengan tujuan surat yang disampaikan oleh penyelenggara. Murid kelas tiga menulis surat kepada sahabatnya yang bernama air lau, murid kelas empat menulis surat kepada sahabatnya yang bernama ikan, murid kelas lima menulis surat kepada shabatnya yang bernama karang laut, dan murid kelas enam menulis surat untuk sahabatnya yang bernama garam. Semua murid peserta gebyar, mengerjakan pekerjaan masing-masing dalam waktu tempuh selama 30 menit yang dimulai daro aba-aba yang diberikan oleh Camat Dion.
Usai memberikan aba-aba dan para murid mengerjakan pekerjaan sebagai materi lomba, Camat Dion pun berbaur dengan para murid kelas 1 dan kelas 2 yang berada di lantai emperan sekolah. Ia mengamati satu per satu murid yang sedang tekun dan focus mengerjakan pekerjaan pada lembar kertas yang dibagikan. Ia berupaya memberikan semangat pada anak-anak yang sedang duduk atau sedang rebah di lantai untuk menulis di dalam mengisi kotak-kotak pada lembaran kertas kerja. Camat Dion pun berkunjung ke kelas-kelas dan melihat para murid yang tekun menulis surat sesuai tujuan surat yang telah diberikan.
Atas peristiwa yang dilihat dan diamati tersebut, Camat Dion pun lebih lanjut mengungkapkan bahwa jika hal yang dilakukan oleh para mahasiswa ini terus dilakukan oleh para guru atau orang tua setiap minggu maka anak-anak terlatih untuk lebih kuat mengenal mengingat huruf, angka, kata, dan itu akan meningkatkan daya ingat anak. Apa yang anak-anak kerjakan, akan terlintas terus dalam pikiran mereka,. Camat Dion pun menganjurkan agar kegiatan seperti itu perlu terus dilanjutkan agar anak-anak semakin mahir. Anak-anak pun perlu difasilitasi lebih baik serta diatur waktu dan situasai agar anak-anak bekerja mengekspresikan dirinya dengan suasana yang tetap semangat tanpa tekanan dan halangan. Anak-anak harus dibuat agar tetap dalam suasan rileks. Guru pembimbing dan orang tua pendamping pun patut memberikan dukungan suasana kepada anak-anak. Demikian Camat Dion menganjurkan.
Hadir menyaksikan kegiatan Gebyar Aman Calistung yang dilakukan oleh pada mahasiswa itu adalah para orang tua yang mendampingi dan menemani anak, baik yang datang dari Desa Pada, desa Watokobu (Belang), desa Bour (Riangdua) maupun desa Waijarang, serta para guru, Kepala Desa Waijarang, Anwar Bunga Toka,S.Pd, dan beberapa warga lainnya. Kegiatan gebyar diakhiri dengan pengumuman dan pemberian bingkisan atau hadiah kepada semua anak peserta gebyar.
Pemandu kegiatan, Gerardus Diri Tukan (Gerady Tukan), yang juga adalah dosen pembimbing lapangan bagi para mahasiswa KKN dari Prodi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Unika Widya Mandira Kuang di Desa Waijarang, saat sebelum acara pembagian hadiah, mengungkapkan bahwa hadiah yang disiapkan oleh para mahasiswa peserta KKN dan paniti HUT RI tingkat desa bagi anak-anak, tidak sebanding dengan hadiah terbesar yang telah diberikan oleh sekolah dan orang tua bagi anak-ana, yakni sekolah membantu menyiapkan anak-anak, lalu sekolah (para guru) bersama orang tua membawa anak datang ke arena gebyar dan mendampingi serta menemani anak selama mengikuti gebya r*** (GDT)