Foto : Mgr. Paul Budi Kleden, Uskup Agung Ende


JAKARTA : WARTA-NUSANTARA.COM–Jelang pentabisan Uskup Agung Ende, Mgr. Paul Budi Kleden, Ketua Dewan Pembina Lembaga PADMA (Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian) Indonesia menitip pesan kemanusiaan, bahwa Keuskupan Agung Ende (KAE) merupakan kantong migrasi illegal yang rentan korban tindak pidana perdagangan orang (human trafficking). Persoalan ini diharapkan menjadi perhatian Uskup Agung Ende, Mgr. Paul Budi Kleden dalam tugas kegembalaannya di KAE.

Pesan itu disampaikan Ketua Pembina PADMA Indonesia, Gabriel Goa dalam rilis tertulis yang diterima Warta-Nusantara.Com, Rabu, 21 Agustus 2024, jelang pentabisan Uskup Agung Ende, Mgr. Paul Budi Kleden pada 22 Agustus 2024 besok.

“Titipan pesan untuk Yang Mulia Bapa Uskup Agung Ende (Mgr. Paul Budi Kleden, red), bahwa KAE adalah kantong Migrasi Ilegal Rentan Human Trafficking. Mengingat Korban adalah umat KAE, maka KAE wajib selamatkan umat KAE dari Human Trafficking dan lindungi melalui Migrasi Aman, melalui LTSA dan BLK PMI yang belum ada di wilayah KAE yakni Kabupaten Ngada, Nagekeo dan Ende,” tulis Gabriel Goa.

Aktivis Anti TPPO (Tindak Pidana Perdaganan Orang) itu menjelaskan, upaya perlindungan umat KAE dari migrasi illegal dan rentan korban TPPO, dapat dilakukan pertama-tama melalui Gerakan Masyarakat Anti Human Trafficking dan Migrasi Aman (GEMA HATI MIA) KAE, mulai dari tingkat Kelompok Umat Basis (KUB).https://93260e4e53a4c3b7702a3062e264e37c.safeframe.googlesyndication.com/safeframe/1-0-40/html/container.html
Kedua, lanjutnya, berkolaborasi dengan seluruh Pemerintah Daerah (Pemda) di wilayah KAE, khususnya para Bupati (Bupati Ngada dan Bupati Nagekeo serta Bupati Ende, red), untuk segera membentuk Gugus Tugas TPPO.
“Ketiga, berkolaborasi dengan Bupati Ngada dan Bupati Nagekeo serta Bupati Ende untuk membangun BLK PMI (Balai Latihan Kerja Pekerja Migran Indonesia), dalam kerjasama dengan SMK St. Isodorus Boawae dan STIPER Ngada, Susteran dan Vokasi Profesional untuk mempersiapkan SDM Unggul asal KAE serta diproses secara legal formal, melalui LTSA (Layanan Terpadu Satu Atap) untuk pelayanan Adminduk, Visa Kerja, Paspor, Rekam Medis, Asuransi, Job Order dan Bank Penjamin penyaluran remitensi.
Keempat menurut Gabriel, yaitu menyiapkan Rumah Aman bagi para Korban Human Trafficking (pelayanan psikologis, pelayanan kesehatan, pelayanan rohani dan pelayanan hukum, pemenuhan Hak Restitusi kerjasama LPSK, program Integrasi dan Reintegrasi).
Kelima, kata Gabriel, berkolaborasi dengan semua Misionaris asal KAE untuk pendampingan Pastoral Keluarga Migran/Perantau asal KAE, bersama-sama menjadi Misionaris sekaligus Duta Pariwisata KAE di Luar Daerah dan Luar Negeri.
Kisah singkat perjalanan panggilan imamatnya hingga diangkat Paus Fransiskus menjadi Uskup Agung Ende bermula dari awal bergabung sebagai frater di Konggregasi SVD pada tahun 1985. Ia lalu mengikrarkan kaul perdananya pada tahun 1987 dan kaul kekalnya pada tahun 1992.
Budi Kleden ditahbiskan sebagai imam SVD pada tahun 1993 dan ditempatkan pertama kali di Swiss sejak tahun 1993 hingga 1996. Ia lalu mengambil studi teologi di Universitas San Gabriel, Austria.
Selanjutnya dari tahun 1996 hingga 2000, Pater Kleden melanjutkan studi doktoralnya di bidang Teologi Sistematik di Jerman.
Dari Swiss, Pater Budi kemudian ditugaskan sebagai pengajar Filsafat dan Teologi di STFK Ledalero Maumere, Kabupaten Sikka (hari ini IFTK Ledalero, red). Selanjutnya menjadi anggota Dewan Provinsial SVD di Provinsi SVD Ende dari tahun 2005 hingga 2008.
Uskup Agung Ende Mgr. Paulus Budi Kleden ditunjuk menjadi Uskup Agung Ende pada 25 Mei 2024. Ia akan ditabiskan menjadi Uskup Agung Ende pada Kamis, 22 Agustus 2024 di gereja Katedral Kristus Raja Ende. Mgr. Paul Budi Kleden sebelumnya adalah Superior Jenderal Serikat Sabda Allah (SVD) sejak tahun 2018 hingga 2024. *** */WN-01)