Foto : Paket 7 Maret 99, Dwi Tunggal, Vian Burin-Polce Ruing
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM–Calon Bupati Lembata, Yohanes Vian K. Burin dan Calon Wakil Bupati, Paulus Doni Ruing (Vian Burin-Polce Ruing) Paket 7 Maret 99 Nomor Urut 3 Koalisi Nasionalis Religius yang diusung Partai Gerindra, Partai PPP dan Partai PSI merupakan Paket Dwi Tunggal Pejuang Otonomi 99 sungguh merasa terpanggil untuk menjadi Pelayan, dan memgabdi rakyat penuh cinta untuk Gelekat Lewo Gewayan Tanah. Vian-Polce terbukti punya militansi sebagai pejuang menyatakan siap mempersembahkan dan mewakafkan diri untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui program pemberdayaan ekonomi rakyat.
Paulus Doni Ruing, Calon Wakil Bupati Lembata dalam berbagai kesempatan kampanye di desa-desa mengungkapkan rekam jejak historis perjuangan bahwa kami dua reu Vian adalah Dwi Tunggal yang menjadi Pemuda ketika 25 tahun lalu, berdiri di garda terdepan memperjuangkan otonomi Kabupaten Lembata bersama para pejuang lainnya yang hasilnya kita semua nikmati saat ini. Dengan spirit 7 Maret 99, kami datang ke hadapan “bapa, mama, saudara, saudari, ina , ama, kaka, waji opu alap sekalian untuk memohon mandat dalam kerendahan hati dan mengabdi menjadi pelayan bagi rakyat Lembata. Karena kalian semua adalah Raja yang berdaulat dan berhak memberikan mandat itu kepada kami berdua agar bisa tampil memimpin Lembata sebagai pelayan rakyat.
“Kami berdua sebagai pejuang otonomi Lembata datang dengan kerendahan hati ke hadapan ina ama sekalian memohon mandat agar kami dapat menjadi pemimpin rakyat yang amanah dan pelayan rakyat yang peduli.
Karena kekuasaan itu ada ditangan rakyat. Kami terpanggil menjadi pelayan untuk melayani rakyat yang meski sudah 25 tahun otonomi masih banyak penderitaan rakyat yang harus diatasi dengan penuh cinta. Politik bukan merebut kekuasaan, tapi politik kami adalah meminta mandat rakyat untuk melakukan politik Cinta Kasih bagi rakyat Lembata”, ungkap Paulus Doni Ruing penuh semangat dihadapan pendukung. Ia mengutip kata-kata bijak Meder Tresa, “Lakukan sesuatu dengan Cinta”.
Polce Ruing dalam setiap kampanye di seantero Lembata mengungkapkan militansi perjuangannya menhgadirkan otonomi Lembata dan berbakti bertahun tahun di Jakarta, kini saatnya menyahuti suara panggilan kembali ke kampung halamannya untuk Gelekat Lewo Gewayan Tanah. Karena ia prihatin atas kondisi rakyat yang belum maju dan sejahtera sesuai dengan Spirit 7 Maret 1954 dan 99 sebagai dasar dan cita-cita perjuangan.
Menurut Polce Ruing, Lembata sudah pesta perak (25 Tahun) tentu sudah banyak perkembangan pembangunan dari berbagai aspek karena keterbatasan dana pembangunan baik Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) apalagi ditambah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita masih rendah.. Karena itu, kita juga mesti mengakui bahwa Lembata masih banyak ketertinggalan antara lain, masalah kemiskinan, masalah kesehatan (Stunting) , masalah pendidikan, masalah ekonomi dan masalah Infrastruktur yang memprihatinkan.
Polce Ruing menyatakan komitmen pulang kampung untuk melayami takyat yang masih dililit berbagai ketertinggalan untuk berkorban dan bekerja keras demi memajukan kesejahteraan rakyat dalam bingkai pelayanan penuh cinta. Kita mesti komutmen dengan hati tulus untuk melayani rakyat penuh cinta. Bukan sebaliknya mencari kekayaan pribadi di tanah Leluhur ini.
Apalagi melakukan korupsi sebagaimana rakyat Lembata saksikan saat ini ada pihak tertentu tengah diproses hukum lantaran diduga terlibat korupsi. Karena korupsi itu merusak sendi kehidupan masyarakat maka kami berdua berkomitmen tidak korupsi sesuai Taqlin kami, “Membangun Desa Menata Kota, Tidak Korupsi”. Artinya uang rakyat yang sudah sedikit, digunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah, Lewotana Lembata.
Menyadari kondisi keuangan daerah Lembata yang sangat terbatas, Polce Ruing manyatakan siap melalkukan terobosan dan komunikasi politik kebijakan anggaran dengan memanfaatkan ” Jejaring yang dimiliki selama berkarya di Pelbagai Perusahan di Jakarta serta “Jejaring Kekuasaan” di Pemeritahan Pusat, Prabowo-Gibran. Apalagi saya adalah kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang diketuai Kaesang dimana kakaknya, Gibran akan dilantik sebagai Wakil Presiden mendampingi Presiden Prabowo pada tanggal 20 Oktober 2024 adalah pintu emas bagi Kabupaten Lembata mendapatkan sentuhan utama pembangunan melalui APBN dari berbagai kementerian yang ada.
“Saya sampaikan kepada Reu Vian, jika kita berdua mendapat mandat dan kepercayaan rakyat Lewotana Lembata, ijinkan saya melakukan komunikasi dengan Pemerintah Pusat dan Jejaring lainnya yang saya miliki mendatangkan dana dan program pusat untuk mempercepat loncatan pembangunan demi kesejateraan rakyat Lembata. Sedangkan Reu Vian turun ke desa-desa mendengarkan aspirasi dan keluan kesulitan rakyat untuk segera diatasi. karena kita tahu kesulitan mayoritas rakyat ada di desa”, ujar Polce Ruing.
Komitmen tersebut sejalan dengan pandangan Pater Stef Tupeng Witin, SVD mengatakan rakyat harus memilih pemimpin Lembata yang sungguh punya hati baik dan tulus siap mepersembahkan jiwa raganya untuk membangun Lembata secara berkelanjutan. “Jika kalian menilai Vian Burin dan Polce Ruing punya hati baik dan tulus mempersembahkan dan mengorbankan jiwa raganya untuk Lembata maka pastikan pilihan untuk mereka berdua demi Lembata maju sejahtera berkelanjutan”.
Ketika usai memimpin sebuah Misa Syukur, Pater Stef Tupeng Witin, SVD mengatakan, sudah saatnya kita butuh pemimpin yang rela berkorban dan tulus Mempersembahkan dirinya dengan istilah lainnya, “Mewakafkan” dirinya untuk kemajuan, kesejahteraan rakyat dan membawa masyarakat keluar dari aneka persoalan pembangunan di Lewotana Lembata.
Calon Bupati Lembata, Vian Burin juga mengungkapkan isi hatinya, bahwa saya dan reu Polce adalah teman sekolah di SMP St Pius X tahun 1981. Umur kami dua saat ini sama-sama berusia 59 tahun dan berjuang bersama pada tahun 1999 untuk otonomi Lembata. Karena itu, kami menyebut diri sebagai Dwi Tunggal Pejuang Otonomi Lembata. Nomor urut 3 bermakna historis yang juga adalah Bulan Maret punya makna penting dalam proses perjuangan politik. Dengan spirit 7 Maret 1954, ketika itu, Indonesia baru merdeka 10 tahun. Namun para pencetus Bapak Petrus Gute Betekeneng (Ketua Partai Katolik) dan Abdil Salam Sarabiti (Ketua Partai Masyumi) dan pejuang lainnya sudah berpikir jauh ke depan untuk memperjuangkan Lembata menjadi daerah otonom dan baru terwujud 54 tahun kemudian menjadi sebuah kabupaten.
“Para Pencetus dan Pejuang Otonomi ketika itu sangat dijiwai semangat Taan Tou (Satu Hati) dan tidak ada Paji dan Demon. Kita semua adalah bersaudara. Dengan spirit perjuangan ini, rakyat Lembata mengutus kami lima orang tokoh yakni, Sinon Sengaji Betekeneng, Alex Murin, Rasidin Rasan, Agus Baro Wuran dan saya sendiri diutus ke Jakarta dan bergabung dengan Tim Jakarta yang dipimpin Brigjen Pol Drs. Anton Enga Tifaona dan reu Polce sebagai Sekretaris Tim Jakarta yang menjemput kami dengan mobinya Zusuki Cery miliknya.
Selama 7 (Tujuh) bulan kami berjuang di Jakarta dengan Modal Uang Rp 4 Juta yang dikumpulkan dari Gerakan Seribu Uang Rakyat Lembata dari 7 (tujuh) Kecamatan (Buyasuri, Omesuri, Ileape, Lebatukan, Nubatukan, Atadei dan Nagawutung) menumpang KM Kelimutu berlayar ke Jakarta dengan begitu banyak tantangan.
Tapi kami tidak menyerah , pantang mundur dan terus berjuang penuh pengorbanan, jiwa raga, tetesan air mata, keringat dan darah hanya demi memperjuangankan Lembata menjadi sebuah kabupaten otonom terlepas dari Kabupaten Induk Flores Timur pada momentum yang sangat tepat di era reformasi tahun 1999 ketika itu. Alasannya, Lembata harus menjadi Kabupaten sendiri agar dapat mengurus rumah tangga daerah sendiri untuk cepat maju dan sejahtera.
Vian Burin melukiskan betapa perjuangannya penuh dinamika dan tantangan politik untuk mendapatkan SK dari Partai-partai untuk membangun koalisi ketika ditinggalkan oleh kekasihnya yang menjadi Cabup dan berpasangan dengan Cawabup lain. Namun patut disyukuri bahwa ini jalan Tuhan dan Leluhur Lewotana yang didukung Kebijakan Politik Nasional bernuansa demokrasi bahwa dengan adanya putusan Mahkamah Kosnstitusi memberi ruang untuk berkualisi dengan partai non seat. Justru reu Polce yang telpon saya, dan mengatakan, Reu jangan pulang dulu, kayaknya kamu dua bisa maju, Ternyata orang itu sudah tinggalkan kita dan berpasangan dengan figur lain. Lantas, Vian mengatakan , Reu Polce sepertinya kode dan sinyal alam dan restu Tuhan dan Leluhur Lewotana memanggil kita dua harus pulang untuk pimpin Lembata, Gelekat Lewo Gewayan Tanah Leluhur yang sudah kita perjuangkan dengan keringat, air mata dan darah.
Vian Burin menuturkan, ketika masih berkomunikasi via telpon reu Polce tanya, lalu siapa yang jadi Bupati dan siapa Wakil Bupati Lembata?. Vian mengatakan dengan tegas kita dua ini Dwi Tunggal, sama-sama jadi Bupati dan sama-sama jadi Wakil Bupati Lembata.
Mengapa ? Karena kita dua harus membangun harmoni kepemimpinan. Karena sudah banyak bukti, Bupati tidak harmonis dengan Wakil Bupati. Ini jadi kacau. Karena itu, kita dua harus menjadi contoh bahwa kita bisa kerjasama dan bisa memutuskan sesuatu secara bersama-sama. Kita harus harmonis sampai tugas kita selesai. Jangan membuat konflik selama kepemimpinan kita.
Dengan mengusung Misi, “Membangun Desa Menata Kota, Tidak Korupsi “, menurut Vian Burin inilah yang menjadi tekad kami berdua. Ketika usai tes kesehatan, kami dua sempat bertemu pak Herman Wutun. Beliau sangat mendukung kami dua maju menjadi Bupati dan Wakil Bupati Lembata. Lantas beliau berpesan ” Kalian berdua harus tidak boleh korupsi dan harus menjadi Taqline perjuangan kalian berdua. Dan kami dua menyatakan siap melaksanakan amanah itu. Alasannya, karena penyakit korupsi sangat menyengsarakan rakyat. Uang rakyat sangat sedikit harus dimanfaatkan secara baik untuk kesejahteraan rakyat, jangan dikorupsi lagi.. Kita sudah hidup susah, maka jangan salahgunakan uang daerah yang sudah sangat sedikit ini.
Sejalan dengan harapan Pak Prabowo, rakyat di desa masih sangat susah dalam berbagai aspek. Karena itu, setelah dilantik pada tanggal 20 Oktober menjadi Presiden, Prabowo segera meluncurkan Program Makan Sehat Gratis bagi anak sekolah. Dana yang sudah disiapkan senilah Rp 71 Triliun. Lebih baik uang sebanyak ini kita gunakan untuk makan sehat bagi anak anak kita, generasi emas masa depan Indonesia. Dari pada dana senilai ini disalahgunakan bahkan dikorupsi oleh pihak tertentu.
Vian Burin mengungkapkan, ketika Prabowo Subianto mengundang semua Calon Gubernur dan Calon Bupati/Walikota se-Indonesia di Hambalang menegaskan, mayoritas rakyat Indonesia masih dililit kemiskinan. Banyak anak tidak sekolah, stunting dan tidak sehat. Infrastruktur minim. “kalian tidak boleh menyusahkan rakyat. Kalian harus membantu banyak orang. Tetapi jika kalian tidak bisa bantu banyak orang, bantulah beberapa orang. Tetapi jika kalian tidak bisa bantu beberapa orang, bantulah satu orang. Tetapi jika kalian tidak bisa bantu satu orang, jangan mebuat dia susah”, pesan Prabowo Subianto yang sarat makna kepedulian dan cinta. Sembari mengingatkan untuk mengawal seluruh program strategis nasional termasuk Program Makan Sehat Gratis untuk Anak Sekolah sebesar Rp 71 Triliuan.
Paket 7 Maret 99. sangat berpeluang memenangkan Pilkada Lembata dan sekaligus bertekad mewawal seluruh program Presiden dan Wapres Prabowo-Gibran . Lembata ini perlu percepatan pembangunan. Namun kita sadar PAD kita sangat rendah. Apalagi saat ini Rakyat Lembata masih mencicil pembayaran Hutang pinjaman Dana Pemulihan Ekonomi RNasional (PEN) sebesar Rp 212 Miliar. Kita tidak bisa hanya mengandalkan dana APBND Lembata yang sangat terbatas.
Kita wajib melakukan terobosan perjuangan mendatangkan dana baik melalui APBN dan APBD NTT. Karena itu, kami dua punya akses langsung dengan Presiden dan Wapres dan kami yakin dana APBN dari semua Kementerian bakal dengan mudah dikucurkan untuk mempercepat pembangunan di Lembata yang Bupati adalah anak kandung Partai Gerindra dibawah kendali Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra dan Presiden terpilih.
“Dapat dipastikan bahwa Intervensi anggaran dari Pemerintah Pusat untuk membangun kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Lembata terwujud. Bahkan aliran dana pemberdayaan ekonomi rakyat melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pasti dirasakan rakyat Lembata.”, ungkap Vian Burin.
Kami minta masyarakat dan khusus kaum muda mulai saat ini melakukan usaha-usaha produktif di bidang usaha pertanian, peternakan perikanan.
Kita butuh telur dan daging ayam, ikan dan sayuran setiap hari untuk makanan sehat bagi anak sekolah. Anak muda sudah saatnya mulai pelihara Ayam Petelur, karena kita butuh ribuan telur setiap hari. Tanam sayur sebanyak mungkin karena kita butuh sayur setian hari. Peeluang ekonomi ini harus ditangkap oleh anak muda dan masyarakat Lembata. Jangan sampai stok makanan kita tidak tersedia dan akhirnya didatangkan dari luar Lembata
Sekarang sudah saatnya anak muda diberdayakan menangkap peluang ekonomi ini. Bayangkan tiap hari makan sehat gratis anak sekolah harus makan nasi, sayur, telur, ikan, daging, buah-buahan dan susu. Ribuan siswa di Lembata makan sehat gratis setiap hari. Artinya peluang ekonomi masyarakat Lembata semakin bertumbuh dengan adanya usaha ekonomi produktif dengan adanya ketersedian produk lokal kita. Program makan sehat gratis ini merupakan salah satu dari program strategis nasional yang sudah menjadi Program Prabowo-Gibran yang harus dikawal dan disukseskan di Kabupaten Lembata sangat berdampak besar terhadap geliat pertumbuhan ekonomi rakyat. Mari kita komitmen dan bersatu, Taan Tou (Satu Hati), semoga rakyat tergugah hatinya memberikan mandat dan kepercayaan kepada kami berdua untuk pimpin Lembata dan kami yakin, Lembata akan semakin maju dan cepat sejahtera.
” Kami bukan merebut kekuasaan, tapi kami berdua Vian-Polce memohon restu dan doa kepada Tuhan, Leluhur Lewotana dan memohon Mandat dan Kepercayaan Rakyat Lembata agar kami menjadi Pejuang, Pelayan dan Pengabdi bagi Rakyat Lembata. Karena Rakyat Lembata adalah Raja yang berdaulat”, ungkap Vian Burin-Polce Ruing *** (WN-01)