Foto : Protes BEM IFTK Ledalero, Maumere, Kabupaten Sikka
MAUMERE : WARTA-NUSANTARA.COM–Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero, Flores, Provinsi NTT, Thomas V. K. Sahputra dan segenap mahasiswa IFTK Ledalero mengeluarkan pernyataan sikap atas pembangunan Geotermal di Poco Leok, Kabupaten Manggarai dan tindakan represif aparat keamanan terhadap Jurnalis dan warga Poco Leok.
Ketua BEM IFTK Ledalero, Thomas V. K. Sahputra dalam Surat Pernyataan sikap yang diterima Warta-Nusantara.Com, Kamis, 3/10/2024 menyatakan, Pembangunan geotermal Poco Leok menjelma jadi nestapa. Pembangunan yang mestinya berorientasi pada bonum commune, justru menjadi bencana yang mengancam ruang hidup warga Poco Leok. Tidak berhenti disitu, pembangunan sebagai sebuah kebijakan publik yang mestinya melibatkan proses deliberasi publik justru memarjinalisasi dan mendikriminasi suara warga Poco Leok.
Menurut Thomas Sahputra, peristiwa tersebut terekam jelas dalam kejadian pada Rabu, 2 Oktober 2024, di mana sejumlah warga sipil dan jurnalis mendapat tindakan represif dari aparat keamanan yang terdiri dari TNI, Polisi dan Pol PP. Kejadian ini tentu saja merusak demokrasi dan merobek identitas Indonesia sebagai negara hukum.
Karena itu, kami, BEM IFTK Ledalero dan segenap mahasiswa IFTK Ledalero dengan ini menyatakan:
- Meminta Pemerintah Kabupaten Manggarai dan pihak PLN untuk segera menghentikan proyek geotermal Poco Leok. Bahaya destruktif dan resistensi warga Poco Leok atas proyek ini adalah tanda ketidaksetujuan atas keberlangsungan proyek geotermal di Poco Leok.
- Meminta KfW (Bank Pembangunan Jerman) untuk menghentikan pendanaan proyek geotermal Poco Leok.
- Mengutuk keras tindakan brutal dan biadab aparat keamanan yang terdiri dari TNI, polisi dan Pol PP terhadap jurnalis dan warga Poco Leok. Tindakan represif dari aparat keamanan ini adalah bentuk pengangkangan terhadap UU Kebebasan Pers No. 40 tahun 1999 dan kebebasan berpendapat sebagaimana tercantum dalam pasal 28 E ayat 3 UUD 1945. Kai juga mendesak semua pasukan baik TNI, polisi dan Pol PP untuk ditarik mundur dan menghentikan tindakan represif dan intimidatif terhadap jurnalis dan warga Poco Leok.
- Menindak tegas aparat keamanan yang melakukan tindakan represif terhadap jurnalis dan warga Poco Leok dan memberikan perhatian terhadap para korban.
Demikian pernyataan sikap BEM IFTK Ledalero dan segenap mahasiswa IFTK Ledalero. Mari berjuang bersama demi keadilan bagi warga Poco Leok. Save Poco Leok, Save Nature. Ledalero, 3 Oktober 2024 Thomas V. K. Sahputra, Ketua BEM IFTK Ledalero. *** (ICHA-WN Biro Sikka)