Gabriel Goa, Ketua Dewan Pembina PADMA INDONESIA dan Penggiat Anti Human Trafficking
JAKARTA : WARTA-NUSANTARA.COM–Ketua Dewan Pembina Lembaga Hukum dan Ham PADMA INDONESIA (Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia), Gabriel Goa menyatakan mendukung langkah tegas Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga untuk menindak kejahatan luar biasa tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Provinsi NTT.
Gabriel Goa, kepada Warta-Nusantara.Com, Kamis, 31/10/2024 mengungkapkan, Pernyataan tegas Kapolda NTT,Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga dihadapan peserta Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR RI Senin,28 Oktober 2024 bahwa dia akan menindak tegas kejahatan luarbiasa Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di NTT wajib didukung dan dikawal ketat biar tidak sekedar “omon-omon saja” tapi aksi nyata dalam proses penegakan hukum TPPOnya.
Gabriel Goa, Ketua Dewan Pembina PADMA INDONESIA dan Penggiat Anti Human Trafficking, putra NTT itu menytakan, menindaklanjuti pernyataan Kapolda NTT maka kami dari Lembaga Hukum dan Ham PADMA INDONESIA (Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia) berkolaborasi dengan The Coalition Against Organized Crime menyatakan sikap sebagai berikut :
Pertama, mendukung total Solidaritas Mama Mariance Kabu(Korban TPPO) dan Mama Mariance Kabu untuk kembali mendesak Kapolda NTT segera Tangkap,Tahan dan Proses Hukum TPPO Tersangka AT,LT dan pihak Korporasi diduga PT MMP dan Beking-Beking Oknum APH dan Instansi terkait lainnya yang terlibat dalam kasus TPPO Mama Mariance Kabu(sudah dilindungi LPSK).
Kedua, mendesak Kapolri perintahkan Direktris Direktorat Pelindungan Perempuan,Anak dan TPPO Bareskrim Mabes Polri untuk membackup Polda NTT dalam membongkar kejahatan Human Trafficking dengan Korban Mama Mariance Kabu di NTT,Nasional dan Negeri Jiran.
Ketiga, mendesak Presiden Prabowo Subianto perintahkan Menteri Ham,Menteri Luar Negeri dan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia untuk mengawal ketat pelanggaran Ham berat terhadap Korban Human Trafficking Mama Mariance Kabu asal Nusa Tenggara Timur,Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terjadi di Indonesia dan Negeri Jiran Malaysia karena telah melecehkan Harkat dan Martabat Bangsa dan Rakyat Indonesia.
Keempat, mengajak Solidaritas Lembaga Agama dan Tokoh-Tokoh Agama,Penggiat Anti Human Trafficking dan Pers serta DPR dan MPR RI untuk serius kawal Pihak Aparat Penegak Hukum untuk Tangkap,Tahan dan Proses Hukum Pelaku dan Auktor Intelektualis Tindak Pidana Perdagangan Orang di Indonesia mulai dari kasus TPPO Mama Mariance Kabu.”$toP Jo Bajual Orang!” Gabriel Goa,Ketua Dewan Pembina PADMA INDONESIA dan Penasehat The Coalition Against Organized Crime
NTT Darurat Human Trafficking
Menurut Gabriel Goa, sudah disampaikan secara resmi oleh Presiden Jokowi dan Komnas Ham RI. Kondisi Daturat harus diikuti dengan langkah darurat juga oleh Negara. Faktanya Negara bahkan melakukan pembiaran tanpa langkah darurat baik pencegahan maupun penegakan hukum TPPO.
Gabriel Goa yang juga Ketua Kompak Indonesia menilai, Polda NTT lebih sibuk sikat Ipda Rudy Soik ketimbang sikat Pelaku TPPO,Auktor Intelektual dan Beking-Beking Oknum Pejabat APH. Fakta membuktikan ada Korban TPPO asal NTT yang meninggal di Negeri Jiran dieksploitasi juga oleh Mafia Peti Mati dengan memeras keluarga di Kampung yang miskin untuk membiayai kepulangan kembali ke NTT.
Harapan besar rakyat NTT khususnya para Korban TPPO baik yang masih hidup maupun yang meninggal saat tinggal hanya Presiden Prabowo Subianto. Pemprov NTT dan Kabupaten/Kota se NTT lagi sibuk urus Pilkada. Jeritan hati Korban TPPO NTT voice of the voiceless wajib diambil langkah tegas Presiden Prabowo dan Semua Jajaran Kabinet Merah Putih.
Jika menganaktirikan rakyat NTT maka jangan heran mereka akan meminta bantuan kepada Paus Fransiskus Kepala Negara Vatikan untuk menyelamatkan mereka. Terpanggil nurani untuk menyuarakan jeritan pilu Korban TPPO baik yang masih hidup seperti Mama Mariance Kabu,dkk maupun yang sudah meninggal dan bersiap balik dalam peti mati ke NTT maka kami dari PADMA INDONESIA (Pelayanan.Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia),menyatakan sikap sebagai berikut :
Pertama, meminta bantuan Presiden Prabowo Subianto untuk membantu menyelamatkan Korban TPPO yang meninggal di Malaysia untuk dipulangkan ke Indonesia dan Korban TPPO yang masih hidup di Negeri Jiran untuk diselamatkan dan diurus dokumen resmi mereka kerjasama lintas kementerian Kabinet Merah Putih yakni Kementerian Luar Negeri,Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia,Kementeriaan Tenaga Kerja,Kementerian Sosial,Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan,Kementerian Ham dan Kementerian serta Lembaga Negara terkait lainnya termasuk Gubernur,Bupati dan.Walikotanya.
Kedua, mendesak Presiden Prabowo Subianto perintahkan Menteri Perlindungan PMI dan Kemnaker untuk sungguh serius.menyiapkan kompetensi dan kapasitas Calon Pekerja Migran Indonesia dilatih melalui BLK PMI Profesional.dan diurus betul melalui LTSA PMI(Layanan Terpadu Satu AtapPekerja Migran Indonesia).
Ketiga, mendesak Presiden Prabowo perintahkan Menko Polhukham dan Kapolri segera tangkap,tahan dan proses hukum Pelaku Lapangan,Korporasi dan Beking-Beking APH mulai.dari NTT hingga ke Negeri Jiran kejahatan Human Trafficking melalui Korban TPPO yang masih hidup Mama Mariance Kabu dan Saksi Kunci Penyidik TPPO Mama Mariance dulu Rudy Soik masih berpangkat Brigpol dan kini berpangkat Ipda Rudy Soik. “$toP Jo Bajual Orang!”. *** (WN-01)