Paket 7 Maret 99
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM–Pasangan Dwi Tunggal Calon Bupati Lembata , Yohanes Vianey K. Burin dan Calon Wakil Bupati, Paulus Doni Ruing dari Paket 7 Maret 99 Koalisi Nasionalis Religius menerapkan politik gagasan dan politik hati nurani dan ketulusan melalui pemaparan, kampanye visi misi, kebijakan dan program pembangunan yang menyentuh langsung hajat hidup rakyat. Namun, gempuran “Money Politic” (Politik Uang”) yang dilancarkan Paslon tertentu ternyata mampu mengalihkan pilihan politik rakyat.
Pasangan Calon Bupati, Vian Burin dan Calon Wakil Bupati Lembata, Polce Ruing mengungkapkan benang merah intisari pandangannya ketika melakukan silaturahmi sekaligus rapat evaluasi dengan Tim Sukses (Timses) Paket 7 Maret 99 Nomor Urut 3 di Sekretariat Partai Gerindra, Jalan Anton Enga Tifaona, Eropaun, Kelurahan Lewoleba, Minggu, 1/12/2024. Rapat tersebut dipandu Master Of Ceremonu (MC)/Moderator, Petrus Lanang.
Mengawali Rapat Evaluasi, Ketua Tim Pemenangan Paket 7 Maret 99, Anton Pati Liman mengungkapkan, Tim sudah bekerja keras siang dan malam untuk memenangkan Vian Burin dan Polce Ruing memimpin Lembata lima tahun ke depan.
Meskipun Timses hanya bermodalkan semangat militansi, dan pengorbanan mampu meraih hampir lima ribu suara. Itu bukti kerja keras tanpa uang dan sembako.
Pergerakan Timses sungguh luar biasa membangun narasi kampanye bernuansa pencerahan politik yang luar biasa tentang visi, misi dan program pembangunan yang kelak dieksekusi jika Paket 7 Maret memenangkan pertarungan politik Pilkada Lembata.
“Gambaran peta politik dan berbagai rencana strategis pembangunan telah digambarkan kepada masyarakat bahwa kelak terjadi perubahan revolusioner membanwa Lembata lebih maju karena rezim kepemimpinan nasional berada ditangan Presiden Prabowo Gibran. Semua teori dan strategi politik telah ditumpahkan untuk rakyat. Namun dalam waktu sekejap Paslon tertentu melakukan politik uang dan sembako membubarkan niat tulus rakyat memilih dengan tulus hati. Harga diri pemilih justru jadi taruhan dan tergiur uang 100 perak, lebih rendah dari harga seekor anjing”, tegas Anton Pati Liman.
Herannya, lanjut Anton, ada Paslon tertentu tidak melakukan kampanye dan hanya mengandalakan uang dan sembako ternya mendulang suara di sejumlah desa. Itu artinya fakta bahwa Paslon membeli suara rakyat untuk meraih kemenangan. Terima kasih Timses, kalian adalah pejuang militan yang berkorban untuk kebaikan rakyat Lewotana namun kesuksesan yang masih tertunda.
Calon Bupati Lembata, Vian Burin lebih lanjut mengungkapkan, Paket 7 Maret 99 menerapkan politik hati nurani dan berbagai ide, dan gagasan cemerlang memberi pencerahan politik tentang visi, misi, kebijakan dan program pembangunan menyentuh langsung kehidupan dan kesejahteraan rakyat. Selain tawaran program pro rakyat, Paket 7 Maret 99 punya kekuatan jaringan langsung dengan Pemerintah pusat dibawah kepemimpinan Presiden Prabwo dan Wakil Presiden Gibran akan sangat memudahkan loncatan pembangunan bagi Kabupaten Lembata.
Menurut Vian Burin, pada akhirnya politik hati nurani dan politik gagasan yang sudah merasuk hati nurani rakyat ternyata hilang seketika karena gempuran Politik Uang dan Pembagian Sembako. Rakyat pemilih tidak lagi berpikir tetang masa depan yang lebih baik ditangan pemimpin berhati tulus mengorbankan jiwa raganya untuk gelekat Lewotana Lembata, Pemilih lebih suka terima uang dan sembako yang nyata dibagikan Paslon tertentu menggambarkan betapa kuatnya benih korupsi mulai ditaburkan.
Betapa luar biasa politik gagasan dan politik hati nurani yang ditawarkan Paket 7 Maret 99, namun, tandas Vian, tak mampu membendung tawaran uang dan sembako. Pemilih lebih berpikir jangka pendek nikmat seketika ketimbang masa depan kemajuan Lembata dan kesejahteraan rakyat.
“Paket 7 Maret 99 menyadari diri tak punya uang yang cukup untuk membeli suara rakyat selain faktor keterbatasan waktu melakukan proses pembentukan paket koalisi partai, dan keterbatasan sumber daya lainnya. Timses sudah bekerja keras dengan semangat militansi perjuangan tak kenal lelah siang dan malam berjuang dengan tulus untuk memenangkan Paket 7 Maret 99. Namun nasib belum beruntung dan kemenangan masih tertuda. Terima kasih berlimpah kepada Timses karena kalian adalah pejuang sejati mengandalkan bambu runcing mengorbankan segalanya demi Lewotana tercinta . Sebanyak 4 ribu lebih suara yang kita raih adalah suara murni rakyat yang memilih dengan hati nurani tulus ikhlas tanpa politik uang dan sembako. Itulah yang kita bangga luar biasa “, ungkap Vian Burin
Vian Burin mengungkapkan, Paslon lain tahun peta kekuatan dan peluang kemenangan Paket 7 Maret 99. Karena itu, mereka serang dengan kekuatan politik uang, pembagian sembako, dan pengumpulan KTP pemilih dengan memberikan uang ke Nubatukan dan Wilayah Selatan secara masif beberapa hari menjelang pencoblosan. Itu fakta, kita punya bukti orang, uang dan sembako sebagaimana kita telah melaporkan ke Bawaslu Lembata. Sangat disayangkan, Komunitas Taman Daun bahkan diduga dimanfaatkan Paslon lain menggerakan anggotanya membagikan uang dan sembako kepada pemilih.
Berdasarkan hasil survei berbagai lembaga mengakui, jelas Vian, faktor yang paling berpengaruh terhadap suara pemilih menjatuhkan pilihan karena faktor terima sembako, uang dan Alat Peraga Kampanye berupa baju kaos, baliho, kartu dan siker.
Paket 7 Maret 99 dengan Taqline, “Membangun Desa Menata Kota, Tidak Korupsi”, secara tegas menolak bermain politik uang karena itu merupakan awal dari penaburan benih korupsi oleh sang pemimpin. Karena itu, kita terapkan politik gagasan dan politik hati nurani dengan memberikan pencerahan politik kepada rakyat. Kita sudah bangkitkan komitmen rakyat di Selatan Lembata dan Nubatukan sebagai pemilih terbesar namun luluh lantak diterpa politik uang.
Dihadapan Timsess Paket 7 Maret 99, Vian Burin menyatakan terus menjaga keutuhan dan kekompakan tim untuk terus berkiprah membangun Lembata dengan kekuatan jaringan kepemimpina Presiden Prabowo dan Wapres Gibran, Kabinet Merah Putih (para menteri) dan membangun kerjasama dengan Pemda Kabupaten Lembata agar mencapai kemajuan bagi rakyat Lembata sebagaimana cita-cita dan harapat Paket 7 Maret 99.
Paket Tunas bahkan sudah menelpon dan berniat bertemu dengan Paket 7 Maret 99 untuk berkolaborasi membangun Lembata lima tahun ke depan. Hanya soal waktu yang belum disepakati bersama.
Paket 7 Maret 99 selain melakukan rapat evaluasi, juga melakukan pembentukan dua wadah penting yakni Organisasi Sayap Partai Gerindra, Pedagang Pejuang Indonesia Raya (PAPERA) yang kelak bergerak dibidang ekonomi ketakyatan dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM). Sedangkan pembentukan Yayasan Yayasan 7 Maret Foundation dalam rangka pelayanan masyarakat dibidang sosial dengan memanfaatkan kekuatan jejaring politik nasional.
Secara demokratis terpilih Bob Lamatokan sebagai Ketua Papera Kabupaten Lembata, Sekretaris, Alexander Taum dan Bendahara, Ardi Lein. Komposisi pengurus inti ini nanti membentuk kepengurusan bidang lainnya yang dijadwalkan berlangsung Senin, 2/12/2024 di Sekret Partai Gerindra, Kelurahan Lewoleba.
Sedangkan Calon Wakil Bupati Lembata, Paulus Doni Ruing mengungkapkan, pihaknya mengakui bahwa Paslon lain tampak lebih siap menghadapi hajatan politik pesta demokrasi Pemilihan Kepala Deraha (Pilkada) Lembata. Paket 7 Maret 99 lahir ditengah pertarungan dan kompetisi Partai Politik (Parpol) membangun koalisi membentuk paket pada saat diujung dimulainya pendaftaran para bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Lembata.
Menurut Polce Ruing, meski dirundung waktu sangat singkat, Tuhan dan Leluhur masih memberi ruang bagi Pejuang Otonomi ini mengikuti kompetisi Pilkada Lembata. Selain itu, ia mengakui bahwa mesin partai pengusung dan pendukung tidak digerakan secara optimal memenangkan Paket 7 Maret 99 dan hanya mengandalkan Timses keluarga yang bekerja keras dilapangan karena kecintaannya yang tulus kepada kesejahteraan rakyat Lembata.
“Tuhan dan Leluhur beri kita ruang untuk maju meski ditengah tantangan hebat membangun koalisi. Proses politik pembentukan koalisi dalam waktu sangat singkat. Karena itu, diakui, pdukungan pergerakan roda partai Gerindra , PSI dan PPP tidak digerakan maksimal. Konsolidasi tidak optimal dan managemen pemenangan masih lemah”, ungkap polos Polce Ruing dalam rapat evaluasi tersebut.
Polce Ruing menilai, uang memang bukan segala-galang. Tapi dalam realitas dan proses politik, Pilkada tahun 2024 di Kabupaten Lembata justru uang menjadi segala-galanya. Ia menilai, Timses sungguh luar biasa sebagai pejuang militan penuh pengorbanan mesi diterpa segala keterbatasan, baik uang dan aspek lemahnya managemen pemenangan oleh Parpol pengusung, khususnya Partai Gerindra pemberi mandat.
Namun Timses tampil penuh energi militansi perjuangan merupakan benih yang harus dirawat dan dijaga. Perjalanan dan proses politik timses ini dipandangan sebagai ekperimen politi ke depan untuk membangitkan konsolidasi leh hebat lagi ke depan,
Menurut Polce Ruing, meskipun kita saat ini tidak berada dalam pemerintahan di Kabupaten Lembata. Kita harus siap untuk melakukan terobosan pembangunan sekecil apapun, tapi sangat bernilai bagi masyarakat Lembata.
Patut diakui pula, kita tak punya tim intelegen yang kuat memantau pergerakan proses politik dan realitas lapangan kompetisi. Perjuangan kita masih panjang. Banyak pihak menilai paket ini unggul karena memancarkan ketulusan dan kesantunan dalam seluruh proses politik. Bahkan saat kampanye Paket 7 Maret 99 paling santun karena tidak menghujat pihak lainnya.
Paket kita, lanjut Polce Ruing, menampilkan kesederhanaan denga segala keterbatasan sunber daya tanpa uang yang cukup tapi mampu melakukan pencerahan politik bagi rakyat. Karena kecintaan kita kepada rakyat pemegang kedaulatan tidak harus membeli suara rakyat dan hal itu justru merusak sendi kehidupan rakyat. Mari kita jaga benih kebaikan dan militansi perjuangan ini untuk menatap masa depan Lembata ke depan, sembari memohon maaf jika ada yang tak berkenan dihati Timses yang sudah bekerja penuh pengorbanan.
Korvandus Sakeng, seorang Aktivis Pekerja Migran Indonesia tokoh muda Selatan, mengatakan tidak berada dipanggung depan politik karena posisinya sebagai Pemantau Pemilu di Pilkada Lembata Tahun 2024, harus independen. Ia berkaca dari pengalaman politik Paket Titen l dan Paket Titen ll mestinya tetap membangun ruang konsolidasi kekuatan Selatan namun Timsesnya tidak melakukan itu.
Secara geopolitik Selatan sesungguhnya satu kekuatan besar yang belum dikonsolidasi secara baik untuk membangun kekkuatan dan kekompakan secara peta politik justru paling banyak. Namun kekuatan besar itu tak kokoh ketika mudah dipecah-pecah dalam permainan politik.
Menurut Kor Sakeng, kita patut salut dengan komunitas Kedang tetap terpelihara karena kesatuan bahasa dan budaya. Ketika kita tanya asal dari dari mana, mereka jawab dari Kedang. Padahal, bisa saja asal dari desa tertentu di Kecamatan Omesuri dan Buyasuri. Artinya, mereka sama-sama menyatakan asal Kedang. Hal seurupa juga komunitas Ileape, semangat bersatuannya sangat kuat dari aspek bahasa dan budaya. Menurut Kor Sakeng, hal ini mesti jadi refleksi bagi kita membangun persatuan dan kekompakan dalam menghadapi perjuangan politik apapun.
Timses Paket 7 Maret 99, bagi Kor Sakeng, bagaimana pun tetap tampil dan berperan membangun Lembata tanpa harus berada dalam pemerintahan Kabupaten Lembata. Tapi memberikan kotribusi peran memajukan darah dan menyejahterakan rakyat Lembata sesuai konsep rencana membentuk dua wadah kiprah kerja nyata ke depan. Apakah mau bentuk Organisasi Sayap Partai Gerindra yakni Papera , NGO atau Yayasan 7 Maret Foudation tentu berkiprah dalam pelayanan sosial bukan politik.
Selain itu, lanjut Kor Sakeng, membangun Lembata juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan jejaring nasional dari Partai Gerindra dan Partai PSI bisa berkolaborasi menyerap program startegis nasional demi kemajuan Lembata sekaligus membangun kekuatan masa depan dan kekuatan perpolitikan lima tahun ke depan. Selain berkiprah dalam pelayanan sosial, dua wadah ini dapat berperan melakukan pemberdayaan ekonimi rakyat, khusnya melalui UMKM . *** (Karolus Kia Burin)