Situasi Posko Pengungsian di Desa Bokang, Kecamatan Titehena, Flores Timur, NTT, Selasa (3/12/2024). (Foto: Yurgo Purab/detikBali)
LARANTUKA : WARTA-NUSANTARA.COM–Para pengungsi dari enam desa di kaki Gunung Lewotobi Laki-laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), akan dipulangkan ke asalnya masing-masing. Warga sudah merindukan rumah mereka dan ingin segera berkebun setelah berhari-hari mengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki sejak 3 November lalu.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Flores Timur, Hery Lamawuran, mengungkapkan warga dari enam desa tersebut akan dipulangkan pada Sabtu (7/12/2024). Pemulangan itu menyusul setelah radius berbahaya Gunung Lewotobi Laki-laki turun dari 9 kilometer (km) menjadi 7 km.
“Lima desa di luar kajian risiko bencana (7 km), yaitu Desa Nileknoheng, Desa Pululera, Desa Boru Kedang, Desa Hewa, dan Desa Nurabelen. Sementara Desa Waiula yang di luar dari kajian risiko bencana turut mengungsi karena masyarakat khawatir,” kata Hery kepada Wartawan, Selasa (3/12/2024).
Paulus Soge, warga Desa Hewa, sudah tak sabar untuk kembali ke rumahnya. Pria yang mengungsi di Posko Lewoingu itu menuturkan musim tanam sebentar lagi tiba karena hujan sudah mulai turun. Dia pun menyambut gembira ketika pemerintah memperbolehkan pulang ke kampung halamannya.
“Kami berada di radius 9 kilometer. Ini sudah musim tanam. Kalau lihat apa-apa (erupsi), baru balik (ke pengungsian),” kata Paulus, Selasa.
Pengungsi lainnya, Lely Boruk, setali tiga uang. Lely mengaku sudah bosan berada di pengungsian karena tidak bekerja selama sebulan terakhir. “Senang pulang, bosan tidak ada kerja di sini,” ujarnya.
Berdasarkan data dari Posko Desa Lewoingu per 3 Desember, sebanyak 10 warga Desa Hewa sudah meninggalkan pengungsian dan pulang ke rumah masing-masing. Sementara itu, pengungsi yang memiliki keluarga penyandang disabilitas memilih bertahan di pengungsian karena khawatir jika sewaktu-waktu Gunung Lewotobi Laki-laki kembali meletus.
Untuk diketahui, Gunung Lewotobi Laki-laki beberapa kali meletus sejak pukul 00.00 Wita hingga 06.00 Wita pada Selasa (3/12/2024). Erupsi gunung api setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu disertai gemuruh sedang dan kuat.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki menyebut asap kawah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 500-1.000 meter di atas puncak kawah. Selain erupsi, terdapat aliran lava yang membelah menjadi dua bagian. Aliran pertama mengarah ke arah timur laut sejauh 4.340 meter dari pusat erupsi. Aliran lava kedua mengarah ke arah barat hingga barat laut sejauh 3.800 meter dari pusat erupsi. *** (*/DB/Laporan Wartawan Warta-Nusantara.Com , Nobertus Dalu Luron)