Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero
Kis.6:8-10; 7:54-59; Mat.10:17-22.
WARTA-NUSANTARA.COM–Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, pada hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan pesta Santo Stefanus. Santo Stefanus, yang kita hormati hari ini, adalah martir Kristen pertama, sehingga ia mendapat gelar unik “Protomartir.” Semua yang kita ketahui tentang Santo Stefanus berasal dari Kisah Para Rasul, Bab 6–7. Namanya berasal dari bahasa Yunani, yang menunjukkan bahwa ia adalah seorang Yahudi Helenistik. Tidak ada informasi lain yang diketahui tentang kehidupan awal Stefanus. Stefanus muncul dalam Gereja perdana di Yerusalem, di mana ia dipilih sebagai diaken dari tujuh diaken lainnya.
Pesta St. Stefanus dirayakan secara liturgis sehari setelah kita semua merayakan kelahiran Yesus di mana suasana natal penuh sukacita masih sangat terasa. Lagu-lagu Natal masih terus berkumandang. Pernak-pernik natal masih terlihat di mana-mana. Pertanyaannya adalah mengapa kita barusan bersukacita karena kelahiran Yesus Kristus hari ini kita malah bersedih hati karena kematian Stefanus yang begitu tragis? Terhadap pertanyaan itu, Santo Fransiskus dari Asisi mengatakan:”
Betapa misteri inkarnasi itu menyatu dengan kematian. Fransiskus melihat kemanusiaan Yesus yang baru dan mendalam serta melihat adanya ada titik pertemuan antara misteri inkarnasi dan kebangkitan Kristus. Dengan memandang Bayi Yesus di dalam palungan kita dapat mengerti bahwa palungan Yesus itu laksana altar di mana Yesus mengorbankan diriNya untuk keselamatan kita. Ini juga yang selalu dikenang di dalam perayaan Ekaristi.
Hal yang sama akan terjadi ketika kita memandang Yesus yang tersalib. Salib Kristus adalah altar yang indah di mana Kristus mengorbankan diriNya sampai tuntas untuk keselamatan kita. Maka baik palungan maupun salib adalah altar yang membuat kita memahami betapa luhurnya kasih Allah bagi kita umat-Nya.”
Saudara-saudara, ketika kita merayakan pesta santo Stefanus, kita mendengarkan kisahnya awalnya ketika terpilih sebagai diaken. “Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: “Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah i untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikma, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman.” Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus,seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus,Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.Firman Allah makin tersebar,dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak;juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.”
Saudara-saudara, ketika mereka kedua belas rasul diprotes karena mereka tak bisa melayani para janda dan orang-orang miskin, mereka bersepakat untuk memilih tujuh orang dari antara umat. Syarat yang mereka tentukan adalah orang yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikma. Bila kita cermati maka ketika tujuh orang itu dipilih, hanya Stefanuslah yang diberikan penjelasan tambahan, yakniseorang yang penuh iman dan Roh Kudus. Dan hal ini terbukti dalam pelayanannya. Stefanus dapat mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda dan juga mewartakan dengan sangat baik di antara orang banyak.
Melihat “kehebatannya ini” mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Kemudian orang-orang menjadi irihati. Timbullah kebencian mendalam. Stefanus harus disingkirkan. Orang-orang itu menggunakan mulut orang lain untuk menuduh Stefanus :” Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: “Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat inidan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.”
Para pemuka Mahkama Agama terprovokasi dengan tuduhan yang dilontarkan oleh saksi-saksi palsu. Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hatimereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota,lalu melemparinya.Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlututj ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.”
Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, ketika kita merayakan pesta santu Stefanus Martir, saya mengutip sepenggal kotbah dari santo Fulgensius dari Ruspe (467-5320 pada pesta Stefanus Martir, 26 Desember:“Kemarin kita merayakan kelahiran Raja Abadi kita di dalam waktu. Hari ini kita merayakan kemenangan seorang prajurit-Nya. Kemarin Raja kita mengenakan busana kedagingan, keluar dari istana rahim Santa Perawan, dan berkenan mengunjungi dunia. Hari ini seorang prajurit meninggalkan dunia. Hari ini seorang prajurit meninggalkan tubuh, kemahnya di dunia, dan pergi membawa kemenangan ke surga.”
Stefanus artinya mahkota. Ia adalah pengikut Kristus yang pertama yang menerima mahkota kemartiran. Stefanus adalah seorang diakon pada masa Gereja Perdana. Ketika kita merayakan pestanya hari ini, maka kita serentak juga ingat akan kata-kata Yesus pada hari ini:”
Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamupada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu;Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.” ***