Afro Farm II : Membangkitkan Semangat Beternak Ayam KUB di Flores Timur
FLORES TIMUR : WARTA NUSANTARA.COM–Berdasarkan semangat kolaborasi dan diskusi mendalam, Afro Farm II di Desa Helanlangowuyo, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, hadir sebagai salah satu inisiatif pemberdayaan masyarakat.
Bermula dari obrolan ringan antara Fendi Bin Sius, Suban Mengu, dan Frengki Bolen, kini kelompok ini sukses membangun usaha ternak ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) yang memberikan dampak signifikan bagi masyarakat sekitar.
Fendi Bin Sius, salah satu anggota Afro Farm II, menceritakan bahwa kelompok ini berawal dari niat bersama untuk memelihara ayam KUB dengan dukungan ilmu dari Suban Mengu.
“Awalnya, kami juga punya ketakutan soal penyakit ayam, tapi dengan saling mendukung dan berbagi ilmu, kami memberanikan diri untuk memulai,” ujarnya, Minggu (12/01/2025).
Dari 10 anggota kelompok, kata Fendi, mereka berhasil mengembangkan ternak hingga memiliki lebih dari 1.000 ekor ayam.
Mengatasi Tantangan Penyakit Ayam
Fendi mengakui bahwa kekhawatiran awal tentang penyakit ayam menjadi tantangan besar. Namun, berkat pengetahuan tentang pakan, obat-obatan, dan manajemen ternak yang diperoleh melalui pelatihan internal, mereka berhasil menjaga kesehatan ayam dan menghasilkan ayam berkualitas tinggi.
“Kami dengar di tempat lain banyak ayam yang mati karena penyakit, tetapi kami bisa menjaga ayam-ayam kami tetap sehat. Itu karena kami serius dalam hal penanganan kesehatan ternak,” tambahnya.
Distribusi dan Pendampingan ke Desa Binaan
Pada tahun 2024, Afro Farm II berhasil mendistribusikan 1.500 ekor ayam KUB ke desa binaan.
Sebanyak 900 ekor disalurkan ke Desa Baniona dan 500 ekor ke Desa Rangpadu. Desa Baniona, melalui program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang didanai dana desa, menjalin kerja sama dengan Afro Farm II.
“Mereka tidak hanya membeli ayam, tetapi juga meminta kami untuk mendampingi mereka. Kami membantu mereka memahami penanganan ayam, mulai dari pakan hingga obat-obatan,” jelas Fendi.
Desa Ile Padung juga menjadi desa binaan Afro Farm II yang baru. Sebanyak 600 ekor ayam telah disalurkan dengan model pendampingan serupa, memastikan keberlanjutan ternak bagi masyarakat setempat.
Pemanfaatan Pakan Lokal
Untuk mengurangi biaya operasional, Afro Farm II memanfaatkan pakan yang diolah sendiri.
“Kami menggiling jagung dan mencampurnya dengan bahan-bahan lain. Hal ini membantu kami menghemat biaya pakan dan mengurangi ketergantungan pada stok dari toko,” ungkap Fendi.
Harapan Anak Muda Flores Timur
Afro Farm II menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi dan kerja keras dapat membuahkan hasil.
Fendi mengajak generasi muda Flores Timur untuk bersama-sama membangun ekonomi berbasis ternak.
“Coba kita duduk diskusi bersama, berkolaborasi, dan mencari solusi atas tantangan yang ada. Dengan kerjasama, kita bisa membawa hikmah besar bagi masyarakat,” tutup Fendi. *** (Stanislaus Tarwan)