“Warna Perjalanan 50 Tahun SD Inpres Waiwaru: Dari Atap Koli hingga Reuni Penuh Syukur”
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM–Perayaan emas 50 tahun SD Inpres Waiwaru menjadi momen refleksi mendalam tentang perjalanan panjang sekolah ini, yang telah tumbuh bersama masyarakat Desa Todanara. Dari cerita atap daun koli (nuku) hingga gedung modern hari ini, kisah perjuangan dan gotong-royong tak pernah lepas dari sekolah ini.
Mantan Kepala SD Inpres Waiwaru, Petrus Lia Goran, mengenang betapa masyarakat Desa Todanara berperan besar selama masa tugasnya. “Mereka membantu kami membangun mess guru, bahkan murid-murid pun membantu guru dengan mengambil air, membawa kayu bakar, dan bekerja di kebun. Meski bangunan sederhana, saya merasa aman karena semangat gotong-royong begitu kuat,” ujarnya penuh syukur.
Hal serupa disampaikan Nikodemus Pehan, salah satu guru senior. Ia mengingat masa-masa awal ketika sekolah berdiri. “Dulu, atapnya dari daun koli, tempat duduk dari belahan bambu atau takera. Murid dalam satu kelas paling banyak 5-6 orang. Kini, sekolah ini sudah maju pesat,” katanya sambil memberikan apresiasi atas kemajuan sekolah serta ketersediaan tenaga kependidikan dan infrastruktur yang memadai.
Perayaan yang berlangsung di halaman depan sekolah itu pada Jumat 24 Januari 2025 dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk Penjabat Wali Kota Kupang Linus Lusi, Kadis Pendidikan Lembata Wenseslaus Ose Pukan, Sekcam Wulanggitan Karel Kelemur yang juga alumni, serta istri Penjabat Wali Kota Kupang, Angela Deran. Hadir pula sejumlah guru yang pernah mengabdi, seperti Nikodemus Lei, Tomas Tede, dan Lorens Luwu, juga para kepala desa dan ketua BPD se Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur serta masyarakat Desa Todanara dan Jontona.
Dalam momen tersebut, kenangan tentang para guru yang telah tiada turut dihadirkan. Nama-nama seperti Stefanus Useng Witak, Darius Duru Lewar, Karel Lari, Karel Domaking, Yulius Payong, Dominikus Donu dan lainnya disebut penuh hormat.
Ketua Panitia, Patrisius Belemu Balawanga, menyampaikan rasa terima kasih kepada para donatur, guru, dan tokoh masyarakat yang telah berkontribusi untuk keberhasilan perayaan ini.
“Semangat 50 tahun ini adalah bukti bahwa perjuangan dan kebersamaan masyarakat Desa Todanara tak pernah luntur. Kami bangga dengan perjalanan ini,” tutup Patrisius penuh haru.
Dari atap daun koli hingga perayaan penuh syukur, SD Inpres Waiwaru membuktikan bahwa kemajuan tak lepas dari akar kuat sebuah perjuangan dan kebersamaan.
Pewarta: Sabatani