Plan Indonesia Gelar Pelatihan Kesehatan Mental bagi Guru Bimbingan Konseling dan Kaum Muda di Lembata




LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM–Dalam upaya meningkatkan kapasitas serta memberikan dukungan kesehatan mental, Plan Indonesia melalui Program Implementasi Area (PIA) Lembata menggelar kegiatan pelatihan bagi Guru Bimbingan Konseling (BK), kaum muda, dan staf Plan Indonesia. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai 26 hingga 28 Februari 2025, di Olympic Ballroom, Kabupaten Lembata. Harapan kami, pelatihan ini memberikan manfaat nyata bagi guru BK sebagai agen perubahan di masyarakat



Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman tentang kesehatan mental serta membekali peserta dengan keterampilan dalam memberikan pendampingan psikososial. Para peserta dilatih untuk mendukung kesehatan mental, baik bagi peserta didik, remaja, maupun tenaga pendidik dan pekerja sosial di lingkungan Plan Lembata.


Dosen dari Program Studi Psikologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana Kupang, Abdy Keraf, diundang sebagai pemateri. Dalam sesi pelatihan, Abdy Keraf mengungkapkan pentingnya melatih individu dalam mengelola stres.
Ia menjelaskan bahwa stres sering kali ditangani dengan cara yang salah atau distres, namun juga bisa diatasi dengan Eustres atau cara positif. Seni mengolah stres itu penting. Keraf juga membahas tentang manajemen stres, teknik konseling, serta strategi mendukung kesehatan mental di lingkungan sekolah dan komunitas.



“Kesehatan mental dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetik dan pengalaman traumatis, yang dapat timbul dari kekerasan psikis yang berlarut-larut. Guru BK juga harus mampu membedakan antara konsekuensi dan hukuman,” ujar Abdy Keraf, yang juga merupakan inisiator komunitas Pulih Bersama.
Manager Program Implementasi Area Lembata, Erlina Dangu dalam sesi wawancara setelah kegiatan, menyampaikan bahwa kesehatan mental menjadi isu penting yang harus diperhatikan, terutama bagi tenaga pendidik dan kaum muda yang sering menghadapi tekanan dalam kehidupan sehari-hari.


Meskipun sering kali terabaikan, kondisi mental yang baik memungkinkan seseorang untuk mengelola stres, berhubungan dengan orang lain, dan berfungsi dengan baik dalam berbagai aspek kehidupan.
Erlina juga menambahkan, remaja menghadapi berbagai tantangan dari dalam diri mereka maupun lingkungan sekitar. Tanpa keterampilan untuk menghadapinya, remaja dapat terjerumus pada masalah kesehatan mental yang kompleks, termasuk perilaku berisiko seperti bunuh diri. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kapasitas dan dukungan kesehatan mental kepada guru BK, remaja, dan staf Plan Indonesia di Lembata.
Erlina menyebutkan tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru BK terkait kesehatan mental, meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam membantu mengurangi risiko gangguan kesehatan mental pada peserta didik, serta memberikan perspektif baru dalam menghadapi masalah gangguan kesehatan yang dapat meringankan beban mental.
“Harapan kami, pelatihan ini memberikan manfaat nyata bagi guru BK sebagai agen perubahan di masyarakat,” ujarnya.
Salah satu peserta, Theodorus Ruslin Seng, S.Pd, Guru BK SMPN 1 Buyasuri, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Ia mengaku pelatihan ini sangat membantu dalam memahami lebih dalam mengenai kesehatan mental dan memberikan wawasan baru dalam mendampingi siswa yang menghadapi masalah psikososial.



“Pelatihan ini sangat membantu kami dalam memahami lebih dalam mengenai kesehatan mental, serta memberikan wawasan baru dalam mendampingi siswa yang mengalami permasalahan psikososial,” ujar Theodorus.
Ia juga berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan untuk memperkaya kemampuan dan pengalaman dalam penanganan kasus serupa di Kabupaten Lembata.
Karena itu giat ini merupakan bagian dari komitmen Plan Indonesia untuk mendukung kesejahteraan psikososial masyarakat, terutama bagi mereka yang berperan penting dalam pendidikan dan pemberdayaan komunitas. Diharapkan pelatihan serupa dapat terus dilakukan untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia dalam menangani isu kesehatan mental di Lembata.
Kegiatan ini diikuti oleh Guru BK dari 28 sekolah menengah pertama di Kecamatan Lebatukan, Ile Ape, Ile Ape Timur, Omesuri, dan Buyasuri pada hari pertama. Pada hari kedua, diikuti oleh 50 anak dampingan dari berbagai komunitas di kota Lewoleba. Pada hari ketiga, staf Plan Indonesia Program Implementasi Area (PIA) Lembata turut berpartisipasi. *** ( WN-01)