Khotbah Kamis Putih / C (2025) : “Kaki Harus Membawamu Ke Hatimu”
Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero
Kel. 12:1-8.11-14; 1Kor.11:23-26; Yoh.13:1-15
WARTA-NUSANTARA.COM–Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, semua orang punya kaki. Karena itu kita semua tahu di mana letak kaki itu. Kita semua juga tahu fungsi kaki. Sebagai penyeimbang tubuh. Kaki membawa kita ke mana saja kita mau. Maka dapat kita bayangkan kalau seseorang tanpa kaki atau memiliki masalah dengan kaki.
Kaki itu letaknya paling bawah dari tubuh manusia. Karena itu, kita jarang memperhatikan kaki. Kita baru memperhatikan bila kita potong kuku kaki. Atau bila kaki bermasalah. Karena letaknya paling di bawah, maka kita juga memberikan asesoris apa adanya pada kaki. Kita hanya kasih pakai kaus kaki. Kadang juga bolong-bolong kaus kakinya. Belum lagi kaus kaki itu bau-bau. Lalu, kita juga pakaikan sepatu atau sandal sebagai alas kaki. Itu pun apa adanya.
Ketika perhatian kita apa adanya pada kaki, bahkan nyaris tidak diperhatikan, Yesus justru tampil hari ini dengan sebuah atraksi yang mencengangkan. Dia membasuh kaki murid-murid-Nya. Sebuah hal yang bertentangan dangan adat istiadat Yahudi. Karena itu dengan tegas Simon Petrus protes: “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak. ” Kata Petrus kepada-Nya: “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” Jawab Yesus: “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” Kata Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya: “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua. ”
Yesus tahu bahwa Petrus tidak tahu, maksud luhur di balik peristiwa yang tak lazim itu. Maka dari itu Dia katakan kepada Simon Petrus:”Jikalau Aku tidak membasuh engkau , engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.”
Yesus hendak membuka kesadaran baru kepada Petrus bahwa membasuh kaki bukanlah tugas para hamba, tetapi ia memililiki nilai spiritualitas. Spritualitas Pembasuhan Kaki. Spiritualitas Pembasuhan Kaki yang hendak diajarkan Yesus kepada Simon Petrus bertujuan untuk menjadikan Petrus dan teman-temannya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Yesus. Menjadi satu dengan Yesus. Menjadi Kristus yang lain, alias Alter Christi.
Konsekwensi menjadi Kristus yang lain, adalah melakukan apa seperti yang dilakukan oleh Yesus pada hari ini. Membasuh kaki orang lain mengandung pesan metaforis, yakni memperhatikan orang-orang yang nyaris tidak pernah tersentuh perhatian secara manusiawi. Untuk memberikan diri kepada orang-orang model begitu, maka syaratnya adalah memberikan diri secara utuh total. Tidak boleh setengah-setengah, sebagaimana yang telah dicontohkan Yesus pada malam kudus suci ini, sebagaimana kesaksian Paulus:”Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu.” (1Kor.11:24-25).
Atau dalam bahasa penginjil Yohanes:”Jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu ; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”
Saudara-saudaraku yang terkasih, hari ini, ketika kita mengenangkan Perjamuan Malam Terakhir, kita telah melihat “demonstrasi”biblis sang imam tentang pembasuhan kaki. Sang imam tidak saja mengulangi perbuatan Yesus, tetapi mengulangi juga pesan Yesus tadi:” jikalau Aku membasuh kakimu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu.”
Pesan Yesus tadi bukanlah permintaan. Bukan pula pilihan. Itu sebuah instruksi.Karena itu bersifat imperatif, maka perbuatan itu adalah sebuah kewajiban. Karena sebuah keharusan maka mengikat semua orang yang telah menamakan dirinya sebagai pengikut Kristus.
Sebagai Kristus yang lain, dia harus berjalan dengan kekuatan kakinya sendiri untuk mencari dan menyelamatkan orang-orang yang nyaris luput dari perhatian orang lain. Jadi kaki itu adalah juga symbol orang-orang yang tercecer lepas dari kepedulian orang lain. Maka adegan pembasuhan kaki sejatinya adalah kesempatan membarui semangat dan motivasi pelayanan kita kepada orang-orang terlantar, terbuang dan terisolir. Mereka mustinya terlayani, sehingga pada akhirnya mereka pun menemukan dirinya sebagai sahabat dan bahkan menjadi sahabat dengan orang-orang lain.
Sampai di sini, teringatlah kata-kata bijak ini, mutiara orang-orang Irlandia:” Kakimu akan membawamu ke tempat hatimu berada.” (Robert Bala: 2024:91).
Karena itu maka kita patut “membasuh kaki pelayanan kita.” Kita harus membarui semangat pelayanan kita. Karena sebagai manusia, terkadang kita memiliki motivasi cuma untuk sebuah ketenaran agar dipuja-puji.
Kisah Loyalitas Persahabatan Sejati antara Leonal Messi dan Dani Alves, saya kutip untuk mengakhiri khotbah ini:
“Setelah saya keluar dari penjara, saya merasa seluruh dunia saya telah berubah. Tapi satu hal yang tetap sama adalah persahabatan saya dengan Messi.
Dia tidak ragu untuk sesaat. Dia adalah orang pertama yang menghubungi saya, bukan untuk menyampaikan belangsungkawa, tetapi untuk membuat saya tetawa! Dia bilang, “Danito, penjara itu pelatihan yang paling bagus untuk bertahan di El Clasico!”
Dia tidak bertanya apa yang terjadi, tapi langsung berkata,” Apa yang kamu butuhkan?”Dia membayar semua biaya pengacara saya tanpa saya minta dan kemudian mengirim pesan:” ini bukan pinjaman. Ini yang dilakukan teman sejati!”
Dia bersikeras membantu saya membangun kembali hidup saya – saya baru tahu kalau dia jugalah yang menanggung semua pengeluaran keluarga saya selama masa sulit itu.”
Dia tidak pernah membicaraan bantuannya di media – katanya:” Persahabatan Sejati itu jauh dari Kamera!”
Dia mengajarkan saya bahwa kehebatan sejati bukan dalam gol tapi dalam hati yang disentuh. Hari ini saat saya ditanya tentang pencapaian terbesarnya, saya menjawab:” Dia adalah sahabat ketika saya paling membutuhkannya.”(Postingan LaLiga News Indonen, Selasa, 15 April 2025, pukul 17.03 wita).
Saudara, Leonard Messi, Sang Pemain Terbaik Dunia Enam kali itu, kakinya telah membawanya ke hatinya!!