ADVERTISEMENT
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Jumat, Agustus 1, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Agama

Khotbah Jumat Agung /C (2025) : Merekonstruksi Kematian Yesus

by WartaNusantara
April 18, 2025
in Agama
0
OLE-OLE DARI KAMPUNG SELATAN (Untuk DPRD NTT Terpilih, Calon Gubernur NTT dan Calon Bupati Lembata)
0
SHARES
29
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Khotbah Jumat Agung /C (2025) : Merekonstruksi Kematian Yesus

Yes.52:13-53:12; Ibr.4:14-16;5-7-9; Yoh.18:1-1942

WARTA-NUSANTARA.COM–Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, hari ini kita memperingati Kematian Yesus Kristus di atas kayu salib. Perayaan ini kita sebut sebagai Jumat Agung. Disebut sebagai Jumat Agung karena menjadi hari terakhir Yesus hidup secara fisik di dunia. Dalam bacaan I hari ini, kita mendengar nubuat nabi Yesaya tentang Hamba yang menderita.” Banyak orang akan tertegun melihat dia begitu buruk rupanya , bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada  sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. “

RelatedPosts

Aktivis Perlindungan PMI Kor Sakeng Gelar Sosialisasi Pekerja Migran Indonesia Asal Lembata di Paroki SAJ Waikomo

Aktivis Perlindungan PMI Kor Sakeng Gelar Sosialisasi Pekerja Migran Indonesia Asal Lembata di Paroki SAJ Waikomo

Wakil Gubernur Johni Asadoma Hadiri HUT ke-97 GMIT Getsemani Oelbubuk

Wakil Gubernur Johni Asadoma Hadiri HUT ke-97 GMIT Getsemani Oelbubuk

Load More

Nubuat ini kemudian terpenuhi dalam diri Yesus Kristus, yang baru saja kita dengar dalam Kisah Sengsara menurut injil Yohanes. Karena itu, pada khotbah ini saya hendak merekonstruksi kematian Yesus Kristus. Adegan pertama, Yesus ditangkap, yang dimulai dengan ciuman pengkhianatan Yudas Iskariot. Kedua, Yesus di hadapan Hanas diselingi dengan adegan kecil Petrus menyangkal Yesus. Pada adegan ini, Yesus diadili oleh Hanas. Dia bersoal jawab dengan Yesus terkait dengan ajaran Yesus. Tatkala Yesus menjawab pertanyaan Hanas, Dia ditempeleng serdadu karena dianggap jawaban Yesus tidak sopan. Ketika Yesus sedang diadili, Petrus menyangkal Yesus, bahwa dia tidak mengenal Yesus. Tetapi ia akhirnya menyadari kesalahannya lalu menangis tersedu. Ketiga,  Yesus di hadapan Pilatus.. Pilatus sedang bingung tentang identitas Yesus. Karna itu Pilatus bertanya kepada Yesus, “apakah Engkau adalah Raja Yahudi?” Kepada Pilatus Yesus berkata:” engkau sendiri yang mengatakannya.” Pilatus sempat mendua hati, apakah membebaskan Yesus atau memberikan hukuman kepadanya. Dalam kebingungan itu dia hendak membebaskan Yesus. Namun desakan orang Yahudi riuh menggema: “Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar.” Namun Pilatus pun berkata kepada orang-orang Yahudi itu: “Inilah rajamu!” Mereka justru berteriak histeris: “Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: “Haruskah aku menyalibkan rajamu?” Jawab imam-imam kepala: “Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!”  Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. 

 

Keempat, Yesus disalibkan. Pilatus kemudian menyerahkan Yesus kepada imam-imam kepala dan orang-orang Yahudi Yesus untuk disalibkan. Pilatus takut kedudukannya terancam. Karena itu ia mengikuti desakan orang banyak itu. Maka mereka pun menyuruh Yesus memikul salib-Nya. Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani:  Golgota. Di situ Yesus disalibkan.  Penderitaan Yesus ini dielaborasi dalam ke-14 perhentian yang kita kenal dengan istilah Jalan Salib. Jalan Salib –Via Crucis-, dikenal juga sebagai Via Dolorosa, yang menjadi sebuah devosi dalam gereja katolik. Tradisi ini dimulai oleh Santo Fransiskus Assisi pada abad ke-14 dan menyebar ke seluruh Gereja Katolik Roma pada abad pertengahan. Devosi ini bisa dilakukan kapan saja, tetapi paling umum dilakukan pada masa Pra-Paskah pada setiap hari Jumat dan berpuncak pada hari Jumat Agung.  Pada awalnya Jalan Salib tidak ada perhentian-perhentian seperti sekarang. Rute yang ditempuh dalam rangka Jalan Salib berubah dari waktu ke waktu. Malahan, masing-masing kelompok umat menawarkan sejumlah perhentian berbeda dan menetapkannya pada lokasi yang berbeda pula. Sampai pada abad ke 18, Paus Klemens XII menetapkan jumlah dan lokasi perhentian Jalan Salib secara definitif sampai sekarang.

Adegan keempat, Yesus mati. Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai,  berkatalah Ia–supaya genaplah  yang ada tertulis dalam Kitab Suci–:”Aku haus!” Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai ” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Kelima, Lambung Yesus ditikam. Ketika prajurit-prajurit sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,  tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam  lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. 

Keenam, Yesus dikuburkan. Sesudah itu Yusuf dari Arimatea–ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi –meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhi-Nya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi. Mereka menguburkan Yesus di seuah kubur baru, di sebuah taman, dekat Yesus disalibkan.

Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, setelah dilakukannya rekonstrusi ternyata ada enam adegan dalam satu babak besar yang mengisahkan secara tuntas tentang penderitaan Yesus. Pertanyaannya, apa maksud saya melakukan rekonstruksi ini? Reka ulang adegan  penderitaan Yesus tidak saja dimaknai sebagai kenangan akan penderitaan Yesus  saja tetapi harus benar-benar menyadarkan kita bahwa Yesus menderita bukan saja karena dosa Pilatus yang telah menyerah pada permintaan umum karena takut kedudukan politiknya terancam, dan lebih parah lagi karena dosa-dosa orang Israel yang menolak Mesias mereka, tetapi juga mau menyadarkan kita semua bahwa Kristus disalib karena kita telah berdosa dan bersalah di hadapan Allah (bdk. Mzm 22:17; Za 12:10; Yoh 19:34). Selaku pengganti kita, Yeus menerima hukuman yang seharusnya kita terima dan menanggung hukuman dosa-dosa kita dengan hukuman mati (Rom 6:23). Karena itu, kita dapat diampuni dan berdamai dengan Allah.

 

Saudara-saudaraku penebusan Yesus melalui jalan salib itu, hari ini kita kenangkan lagi. Moment ini tidak boleh dipandang sebagai memoria passionis (kenangan akan penderitaan) semata tanpa makna, melainkan harus menjadi kayros deklarasi iman kita bahwa dengan salib suci, Yesus telah menebus dunia. Oleh karena itu mari kita sembah Dia, yang tersalib.  Di sinilah tergantung Kristus, Penyelamat dunia.

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

Aktivis Perlindungan PMI Kor Sakeng Gelar Sosialisasi Pekerja Migran Indonesia Asal Lembata di Paroki SAJ Waikomo
Agama

Aktivis Perlindungan PMI Kor Sakeng Gelar Sosialisasi Pekerja Migran Indonesia Asal Lembata di Paroki SAJ Waikomo

Aktivis Perlindungan PMI Kor Sakeng Gelar Sosialisasi Pekerja Migran Indonesia Asal Lembata di Paroki SAJ Waikomo LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM--  Aktivis...

Read more
Wakil Gubernur Johni Asadoma Hadiri HUT ke-97 GMIT Getsemani Oelbubuk

Wakil Gubernur Johni Asadoma Hadiri HUT ke-97 GMIT Getsemani Oelbubuk

Bupati Kanis Tuaq : Pater Fransiskus Betekeneng Jadilah Garam dan Terang di “Tanah Misi”

Bupati Kanis Tuaq : Pater Fransiskus Betekeneng Jadilah Garam dan Terang di “Tanah Misi”

Frans Betekeneng,SVD,  Pastor Paroki  Santisima Trinidad Buenos Aires Argentina Rayakan Syukur Imamat Perak di Lewotana Lembata

Frans Betekeneng,SVD,  Pastor Paroki  Santisima Trinidad Buenos Aires Argentina Rayakan Syukur Imamat Perak di Lewotana Lembata

Perayaan Syukur 40 Tahun Imamat Pastor Sonny Keraf SVD dan 5 Tahun Imamat Pater Gabriel Notan Keraf SVD, Meriah

Perayaan Syukur 40 Tahun Imamat Pastor Sonny Keraf SVD dan 5 Tahun Imamat Pater Gabriel Notan Keraf SVD, Meriah

Uskup Larantuka Mgr, Frans Kopong Kung Resmikan Paroki Baru St. Yoseph Waikilok Dekenat Lembata

Uskup Larantuka Mgr, Frans Kopong Kung Resmikan Paroki Baru St. Yoseph Waikilok Dekenat Lembata

Load More
Next Post
Tema Jumat Agung 2025 dan Sejarahnya

Tema Jumat Agung 2025 dan Sejarahnya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In