Kinerja ASN KEMENAG Lembata : Refleksi Keseimbangan Diri
Oleh: Muh. Sulaiman Rifai Aprianus Mukin, M. Pd, CPIM
OPINI : WARTA-NUSANTARA.COM– Contasia Karmalitas: “Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Agama (Kemenag) Lembata memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan publik, tidak saja di bidang agama dan keagamaan, pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, namun sosial dalam arti yang luas. Kinerja ASN tidak hanya bergantung pada kompetensi teknis, tetapi juga pada keseimbangan kesehatan jasmani dan rohani, sangat diperlukan. Keseimbangan ini menjadi kunci untuk mendukung produktivitas, motivasi, dan profesionalisme dalam menjalankan tugas dan fungsi. Dalam konteks Lembata, tantangan seperti beban kerja, keterbatasan sumber daya, dan kondisi geografis dapat memengaruhi keseimbangan diri ASN, sehingga perlu refleksi mendalam untuk memahami faktor-faktor yang mendukung atau menghambat kinerja seorang ASN.” Demikian himbauan Kepala Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata dalam Apel Pancasila di akhir triwulan pertama tanggal 28 April 2025
Kesehatan Jasmani dan Rohani
Kesehatan jasmani meliputi kondisi fisik yang mendukung stamina dan daya tahan tubuh untuk menjalankan tugas sehari-hari. Kesehatan rohani mencakup ketenangan batin, stabilitas emosi, dan hubungan spiritual yang kuat, yang sering kali diperkuat melalui praktik keagamaan seperti shalat, dzikir, doa, atau meditasi. Menurut penelitian, kesehatan jasmani dan rohani yang terjaga dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja pegawai secara signifikan. Dalam lingkungan kerja Kemenag Lembata, menjaga kesehatan jasmani dan rohani menjadi penting mengingat tugas-tugas yang sering kali menuntut interaksi intens dengan masyarakat dan pengelolaan administrasi yang kompleks
Menjaga keseimbangan antara kesehatan jasmani dan rohani dalam lingkungan kerja, khususnya di Kemenag Lembata, dapat memberikan dampak positif yang luas. Kesehatan jasmani yang baik tidak hanya meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, tetapi juga mengurangi risiko penyakit akibat tekanan pekerjaan yang tinggi. Olahraga ringan, pola makan sehat, dan istirahat yang cukup dapat membantu pegawai tetap bugar dan berenergi dalam menjalankan tugas.
Sementara itu, kesehatan rohani berperan dalam menjaga stabilitas emosi dan memberikan ketenangan dalam menghadapi tantangan pekerjaan. Praktik keagamaan seperti shalat, dzikir, doa, atau meditasi tidak hanya memperkuat hubungan spiritual tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan psikologis. Pegawai yang memiliki kesehatan rohani yang baik cenderung lebih fokus, sabar, dan mampu bekerja dengan penuh dedikasi.
Selain itu, keseimbangan antara kesehatan jasmani dan rohani juga dapat meningkatkan keharmonisan di lingkungan kerja. Dengan kondisi fisik yang prima dan ketenangan batin, pegawai dapat menjalin hubungan kerja yang lebih baik, meningkatkan komunikasi yang efektif, serta menjaga suasana kerja yang kondusif dan produktif. Inisiatif seperti kegiatan senam pagi bersama, kajian keagamaan rutin, dan program peningkatan kesejahteraan mental dapat menjadi solusi untuk mendukung keseimbangan ini.
Menjaga kedua aspek kesehatan ini bukan hanya sekadar kebutuhan individu, tetapi juga investasi bagi lembaga dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan administratif serta pelayanan publik dengan optimal. Dengan keseimbangan yang terjaga, pegawai dapat bekerja lebih efisien, merasa lebih bahagia, dan memberikan kontribusi maksimal bagi instansi serta masyarakat.
Keperluan Makan
Asupan makanan yang bergizi merupakan salah satu pilar kesehatan jasmani. Pola makan yang seimbang, kaya serat, protein, dan rendah gula, dapat menjaga energi dan konsentrasi ASN selama bekerja. Di Lembata, tantangan seperti keterbatasan akses ke bahan pangan berkualitas atau jadwal kerja yang padat dapat mengganggu pola makan sehat. Oleh karena itu, edukasi tentang pentingnya nutrisi dan pengelolaan waktu untuk makan secara teratur perlu ditekankan.
Menjaga pola makan yang sehat dan bergizi bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lembata sangat penting untuk memastikan daya tahan tubuh yang optimal serta produktivitas kerja yang tinggi. Dalam kondisi di mana akses terhadap bahan pangan berkualitas mungkin terbatas, strategi seperti pemanfaatan sumber pangan lokal yang kaya nutrisi dapat menjadi solusi. Misalnya, produk-produk lokal seperti ikan segar, ubi, jagung, dan sayuran hijau bisa menjadi alternatif sehat yang mudah didapat.
Selain itu, jadwal kerja yang padat sering kali menjadi alasan ASN melewatkan waktu makan atau memilih makanan cepat saji yang kurang bergizi. Untuk mengatasi hal ini, manajemen waktu yang baik perlu diterapkan. Pegawai dapat mengatur pola makan dengan membawa bekal sehat dari rumah, memilih makanan bergizi di kantin kantor, serta memastikan hidrasi yang cukup sepanjang hari. Kebiasaan seperti sarapan yang seimbang dan camilan sehat seperti buah atau kacang-kacangan juga dapat membantu menjaga energi tanpa mengganggu jadwal kerja.
Edukasi mengenai pentingnya nutrisi harus menjadi bagian dari budaya kerja di lingkungan pemerintahan, khususnya di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata. Program penyuluhan tentang pola makan sehat, kolaborasi dengan tenaga kesehatan, atau bahkan penyediaan menu sehat di fasilitas makan kantor dapat membantu menciptakan kesadaran yang lebih luas mengenai manfaat gizi seimbang. Dengan pendekatan yang holistik, ASN dapat menjaga kesehatannya, meningkatkan fokus dan performa kerja, serta berkontribusi lebih baik dalam pelayanan publik.
Keperluan Istirahat
Istirahat yang cukup, termasuk tidur minimal 6-8 jam per hari, sangat penting untuk memulihkan energi dan menjaga kesehatan mental. Kurang tidur dapat menyebabkan penurunan konsentrasi, kelelahan, dan stres, yang berdampak negatif pada kinerja. Di Kemenag Lembata, beban kerja yang tinggi atau tanggung jawab tambahan di luar jam kerja dapat mengurangi waktu istirahat. Manajemen waktu dan pengaturan prioritas tugas menjadi solusi untuk memastikan waktu istirahat yang memadai.
Istirahat yang cukup bukan hanya sekadar kebutuhan, tetapi juga investasi dalam kesehatan dan produktivitas. Tidur yang berkualitas berperan dalam memperbaiki fungsi otak, memperkuat sistem imun, serta menjaga keseimbangan emosional. ASN yang mengalami kurang tidur sering kali menghadapi tantangan seperti kesulitan berkonsentrasi, daya ingat yang menurun, dan tingkat stres yang tinggi, yang dapat berdampak pada kualitas pelayanan publik.
Di lingkungan kerja Kemenag Lembata, di mana beban kerja bisa tinggi dan tanggung jawab sering kali meluas di luar jam kerja, penting bagi pegawai untuk menerapkan strategi manajemen waktu yang efektif. Beberapa langkah yang mungkin dapat dilakukan antara lain:
- Menentukan Prioritas: Fokus pada tugas yang paling penting dan mendesak terlebih dahulu, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara efisien tanpa harus lembur berlebihan.
- Mengatur Jadwal Kerja yang Seimbang: Menghindari kebiasaan menunda pekerjaan hingga mendekati tenggat waktu, yang dapat menyebabkan tekanan dan mengganggu waktu istirahat.
- Menerapkan Rutinitas Tidur yang Teratur: Tidur pada waktu yang sama setiap malam membantu mengatur ritme biologis tubuh dan meningkatkan kualitas tidur.
- Membatasi Paparan Layar Sebelum Tidur**: Cahaya biru dari perangkat elektronik dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu tidur. Mengurangi penggunaan gadget sebelum tidur dapat membantu tidur seseorang lebih nyenyak.
- Melakukan Relaksasi: Teknik seperti meditasi, membaca, atau mendengarkan musik santai sebelum tidur dapat membantu tubuh dan pikiran bersiap untuk istirahat yang berkualitas.
Dengan menerapkan strategi ini, seorang ASN Kemenag dapat mengoptimalkan waktu istirahat mereka, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta meningkatkan produktivitas kerja. Kesadaran akan pentingnya keseimbangan antara pekerjaan dan istirahat perlu diperkuat agar kinerja tetap optimal tanpa mengorbankan kesehatan jangka panjang.
Keperluan Refreshing
Aktivitas refreshing seperti olahraga ringan, rekreasi, atau hobi dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan rohani. Kegiatan ini memungkinkan ASN untuk melepaskan tekanan kerja dan kembali dengan semangat baru. Di Lembata, kegiatan seperti senam pagi, retret spiritual, atau wisata lokal dapat menjadi sarana refreshing. Namun, keterbatasan fasilitas rekreasi dan waktu luang menjadi tantangan yang perlu diatasi.
Menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan aktivitas refreshing sangat penting bagi kesejahteraan ASN Kemenag Lembata. Stres yang dibiarkan tanpa penanganan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, sehingga perlu adanya upaya untuk menyediakan wadah bagi pegawai agar dapat beristirahat dan meremajakan energi mereka.
Aktivitas seperti senam pagi atau jalan santai pada program hari Jumat happy atau Gerakan Jumat Sehat dapat menjadi solusi sederhana namun efektif untuk menjaga kebugaran tubuh. Selain meningkatkan kesehatan jasmani, kegiatan ini juga mempererat hubungan antarpegawai, menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis. Jika akses terhadap fasilitas olahraga terbatas, komunitas atau kelompok kecil dapat menginisiasi kegiatan olahraga mandiri di area yang tersedia, seperti halaman kantor atau ruang terbuka.
Untuk kesehatan rohani, retret spiritual atau pengajian rutin dapat digalakkan kembali kerena menurut hemat penulis dapat membantu ASN mengembangkan ketenangan batin dan memperkuat nilai-nilai keagamaan. Selain itu, sesi refleksi dan motivasi juga bisa menjadi sarana bagi pegawai untuk mengembangkan perspektif baru, mengatasi tekanan pekerjaan, dan menemukan makna yang lebih dalam dalam tugas mereka.
Rekreasi pun berperan besar dalam meningkatkan motivasi dan produktivitas. Wisata lokal, seperti mengunjungi pantai, bukit, atau tempat-tempat bersejarah, bisa menjadi cara efektif untuk mengurangi kejenuhan dan mendapatkan inspirasi baru. Jika waktu luang terbatas, kegiatan sederhana seperti membaca dan menulis, bernyanyi gembira, berkebun, atau melukis bisa menjadi alternatif refreshing yang tidak memerlukan banyak waktu tetapi tetap memberikan manfaat bagi kesejahteraan mental.
Untuk mengatasi keterbatasan fasilitas rekreasi dan waktu luang, pengaturan jadwal kerja yang lebih fleksibel dapat menjadi solusi. Program seperti Jumat Happy atau Gerakan Jumat Sehat untuk aktivitas refreshing dapat diterapkan agar keseimbangan diri ASN tetap terjaga. Selain itu, dukungan dari pimpinan dalam menciptakan budaya kerja yang lebih seimbang antara produktivitas dan kesejahteraan pegawai akan sangat membantu dalam meningkatkan kualitas hidup dan kinerja ASN secara keseluruhan.
Dengan adanya perhatian terhadap aktivitas refreshing, pegawai dapat bekerja lebih efektif, lebih bahagia, dan lebih siap menghadapi tantangan sehari-hari. Itulah mengapa keseimbangan antara pekerjaan dan istirahat bukan hanya sekadar pilihan, tetapi kebutuhan.
Pengaruh Kesehatan Jasmani dan Rohani terhadap Kinerja
Kesehatan jasmani yang baik memungkinkan ASN untuk menjalankan tugas fisik dan administratif dengan efisien, sementara kesehatan rohani mendukung pengambilan keputusan yang bijak dan interaksi yang harmonis dengan masyarakat. Penelitian menunjukkan bahwa keseimbangan kehidupan kerja, termasuk kesehatan jasmani dan rohani, berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Di Kemenag Lembata, ASN yang menjaga keseimbangan ini cenderung lebih produktif, memiliki motivasi tinggi, dan mampu mengelola stres kerja dengan baik. Sebaliknya, ketidakseimbangan dapat menyebabkan penurunan kinerja, seperti lambatnya penyelesaian tugas atau kurangnya empati dalam pelayanan publik.
Menjaga keseimbangan antara kesehatan jasmani dan rohani merupakan kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis di Kemenag Lembata. Kesehatan jasmani yang optimal memungkinkan ASN menjalankan tugas-tugas administratif maupun fisik dengan energi yang cukup, sementara kesehatan rohani berkontribusi pada ketenangan batin dan kemampuan menghadapi tantangan dengan sikap yang lebih bijak.
Dampak positif dari keseimbangan ini terlihat dalam beberapa aspek:
- Peningkatan Produktivitas: ASN yang memiliki kondisi fisik prima dan kesehatan mental yang baik cenderung lebih fokus dalam bekerja. Mereka mampu menyelesaikan tugas dengan efisien, mengambil keputusan yang tepat, dan menjalankan kewajiban tanpa kendala yang berarti.
- Motivasi dan Semangat Kerja: Pegawai yang merasa sehat, baik secara jasmani maupun rohani, lebih bersemangat dalam menjalankan tugasnya. Hal ini menciptakan atmosfer kerja yang positif dan meningkatkan motivasi kolektif di lingkungan instansi.
- Interaksi yang Lebih Baik dengan Masyarakat: Kesehatan rohani berperan dalam membentuk sikap ASN dalam melayani masyarakat. Pegawai yang memiliki keseimbangan emosi dan spiritual cenderung lebih sabar, lebih empati, dan lebih profesional dalam memberikan pelayanan publik.
Sebaliknya, ketidakseimbangan kesehatan dapat memunculkan berbagai tantangan:
- Penurunan Kinerja: ASN yang mengalami kelelahan atau stres berkepanjangan bisa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas secara efektif, menyebabkan keterlambatan dalam administrasi serta pelayanan publik.
- Kurangnya Empati dan Kesabaran: Ketika kondisi fisik atau mental terganggu, interaksi dengan kolega maupun masyarakat bisa menjadi kurang optimal. Hal ini berpotensi menciptakan ketegangan dalam komunikasi dan menurunkan kualitas pelayanan.
- Risiko Kesehatan Jangka Panjang: Kurangnya perhatian terhadap kesehatan jasmani dan rohani dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, gangguan tidur, atau burnout akibat stres yang tidak terkelola dengan baik.
Untuk mendukung keseimbangan ini, Kemenag Lembata dapat mengaktifkan program Jumat Happy atau Gerakan Jumat Sehat. Dengan pendekatan yang sistematis, ASN dapat bekerja dengan lebih optimal, menjaga kesejahteraan pribadi, dan memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat serta instansi.
Tantangan dan Solusi
Beban kerja yang tinggi dan tanggung jawab tambahan sering kali mengurangi waktu untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani, maka Implementasi sistem manajemen kinerja berbasis aplikasi untuk mengoptimalkan distribusi tugas, serta penyediaan waktu khusus untuk kegiatan kesehatan seperti senam atau retret.
Keterbatasan akses dan fasilitas kesehatan yang tidak memadai serta kurangnya kesempatan untuk rekreasi dapat berdampak negatif terhadap kesejahteraan ASN di Kemenag Lembata. Minimnya fasilitas kesehatan, seperti layanan medis yang terbatas atau sulitnya mendapatkan pemeriksaan rutin, dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan yang tidak terdeteksi. Hal ini bisa berujung pada penurunan produktivitas kerja dan tingginya absensi akibat penyakit yang tidak tertangani dengan baik.
Selain itu, kurangnya sarana rekreasi juga dapat memperburuk tingkat stres pegawai. Tanpa aktivitas penyegaran, seperti olahraga rutin, wisata alam, atau kegiatan sosial yang membangun kebersamaan, pegawai bisa merasa lebih mudah lelah dan kehilangan motivasi dalam bekerja. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga pada suasana kerja secara keseluruhan, yang bisa menjadi lebih tegang dan kurang kondusif.
Solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi tantangan ini antara lain pertama memaksimalkan sumber daya lokal: Meskipun fasilitas kesehatan terbatas, pegawai bisa diarahkan untuk memanfaatkan layanan kesehatan yang ada, seperti klinik daerah atau program kesehatan yang diselenggarakan pemerintah.
Kedua meningkatkan edukasi kesehatan: Pelatihan atau seminar tentang kesehatan fisik dan mental dapat membantu pegawai memahami pentingnya menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran.
Ketiga mengembangkan program rekreasi internal: Jika akses ke tempat wisata terbatas, kantor bisa menginisiasi kegiatan sederhana seperti senam pagi, lomba olahraga ringan, atau kegiatan seni dan budaya yang menyegarkan pikiran.
Keempat mendorong kerja sama dengan pihak terkait: Instansi bisa berkolaborasi dengan pemerintah daerah atau komunitas lokal untuk membuka lebih banyak akses terhadap layanan kesehatan dan fasilitas rekreasi bagi ASN.
Dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan inovatif, kesejahteraan pegawai dapat ditingkatkan, sehingga mereka tetap sehat, semangat, dan produktif dalam menjalankan tugas-tugas mereka.
Kesimpulan
Kinerja ASN Kemenag Lembata sangat dipengaruhi oleh keseimbangan kesehatan jasmani dan rohani. Kebutuhan dasar seperti makan bergizi, istirahat cukup, dan refreshing harus dipenuhi untuk mendukung produktivitas dan kesejahteraan. Meskipun tantangan seperti beban kerja, keterbatasan fasilitas, dan kurangnya kesadaran masih ada, solusi seperti manajemen waktu yang baik, program kesehatan terjangkau, dan pelatihan pengembangan diri dapat membantu mengatasinya.
Dengan menjaga keseimbangan diri, ASN Kemenag Lembata dapat memberikan pelayanan publik yang lebih berkualitas, profesional, dan berorientasi pada kepuasan masyarakat. Keseimbangan ini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga memerlukan dukungan institusi untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. ***
Biodata Penulis : Muh. Sulaiman Rifai Aprianus Mukin. Lahir di Ende, 27 April 1970, merupakan ASN pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, saat ini sebagai Pengawas Sekolah Tingkat Menengah. Menyelesaikan studi S1 Fakultas Tarbiyah pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Kupang Tahun 1995, menyelesaikan studi S2 Magister Pendikan Agama Islam di Univesitas Muhammadiyah Malang Tahun 2025. Selain memperoleh gelar akademik, penulis pun memperoleh gelar non akademik Certified Planning and Inventory Management (CPIM). Penulis saat ini sedang merintis Taman Baca Savana Iqra (TBSIq), selain itu bergabung dalam “Komunitas Penulis Lembata” juga sebagai “Penakar Literasi”. Penulis juga menulis opini/headline di beberapa media online, penulis dapat ditemui di akun Facebook @RifaiAprian, IG @Rifai_mukin