• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Sabtu, November 1, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Seni Budaya

Cinta di Bawah Naungan Madrasah

by WartaNusantara
Mei 8, 2025
in Seni Budaya
0
DIKESARE : PELANGINYA KERUKUNAN DI LOMBLEN
0
SHARES
88
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Cinta di Bawah Naungan Madrasah

Oleh: Rifai Mukin

Di kota kecil Lewoleba yang sejuk, Shofah, seorang guru madrasah yang berdedikasi, menjalani hari-harinya dengan penuh semangat. Madrasah tempatnya mengajar, yang berada di bawah naungan Kementerian Agama, sedang gencar-gencarnya menerapkan “Kurikulum Cinta”.

Program ini bukan sekadar jargon belaka, melainkan semangat untuk memulai setiap kerja dengan kasih sayang, dari pusat ditularkan ke kantor wilayah hingga madrasah-madrasah di pelosok. “Cinta adalah energi yang menular,” begitu kata Menteri Agama, dan Shofah sepenuh hati menghayati dan mempercayainya.

RelatedPosts

SMP Negeri 1 Wulandoni Sukses Gelar Malam Pentas Seni, Puncak Peringatan Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa

SMP Negeri 1 Wulandoni Sukses Gelar Malam Pentas Seni, Puncak Peringatan Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa

Bupati Lembata Resmi Tutup Festival Lamaholot 2025 : Tugas Kita Melestarikan Adat Budaya dan Kearifan Lokal

Bupati Lembata Resmi Tutup Festival Lamaholot 2025 : Tugas Kita Melestarikan Adat Budaya dan Kearifan Lokal

Load More

Sore itu, setelah seharian mengajar, Shofah pulang ke rumah sederhananya. Bersama Shofian, suaminya, mereka duduk di beranda, menikmati angin sepoi dan segelas copi hangat. Sambil bersantai, Shofah bercerita tentang program Kurikulum Cinta di madrasahnya.

“Jadi, setiap sapaan harus penuh rasa cinta, Kang. Kami di grup madrasah bahkan sepakat menyapa dengan ‘cinta’ setelah salam,” ujarnya sambil tersenyum.

Shofian mengangguk, setengah mendengar, setengah tenggelam dalam pikirannya. Tiba-tiba, ponsel Shofah berdering. Tanpa melihat nama penelepon, ia langsung mengangkat. “Halo?”

“Hay… cintaku,” sebuah suara laki-laki lembut terdengar dari seberang. “Assalamu’alaikum, cinta.”

Shofah, dengan santai, menjawab, “Wa’alaikumussalam, cinta. Ada yang bisa dibantu, ko?”

Belum selesai kalimatnya, wajah Shofian langsung memerah. Ia bangkit dari kursi, suaranya meninggi. “Kamu selingkuh, ya?

Jadi selama ini diam-diam kamu main belakang sama orang lain?!” “Oooo beginikah kamu selama ini?

Shofah menatap suaminya dengan tenang, tak sedikit pun terpancing. “AKang,” katanya lembut, “kalau aku selingkuh, masak iya terang-terangan begini? Ini bukan selingkuh.

Di madrasah, kami sudah sepakat menyapa dengan ‘cinta’ setelah salam. Ada cinta kecil, cinta sedang, cinta besar. Tapi untuk akang, cintaku ini…” ia berhenti sejenak, lalu tersenyum nakal, “cintaku sama akang sangat dahsyat.”

Shofian terdiam, dia kehilangan keseimbangan dan kehilangan kata-kata. Shofah melanjutkan, nadanya kini sedikit menggoda. “Akang ingat, kan, waktu pulang kampung? Akang dipeluk-peluk, dipanggil ‘sayang’ sama istri rumah akang? Akang kira aku nggak cemburu sebagai istri?”

Wajah Shofian kini berubah merah seperti rebusan udang, antara malu dan tersentuh. Ia sadar, Shofah sedang mengingatkannya dengan cara yang penuh kasih. “Maafkan aku, sayang,” ujar Shofian pelan, nyaris tidak terdengar, suaranya penuh penyesalan.

“Ogah,” sahut Shofah, pura-pura merajuk.

“Cinta, maafin aku, ya,” Shofian berkata lagi, kali ini lebih mantap dan tegas, matanya penuh kehangatan.

Shofah tersenyum kemenangan, lalu memeluk suaminya erat. Dalam diam, ia berbisik, “Akang, aku sayang kamu.”

Hari pun menjelang malam, mereka hanyut dalam kebersamaan yang hangat, ditemani angin sepoi-sepoi, Lewoleba malam itu semakin dingin saja dan sejuknya merasuk sum-sum tulang. Di balik Kurikulum Cinta madrasah, Shofah dan Shofian menemukan kembali cinta mereka sendiri, cinta yang sederhana, tulus, dan dahsyat.

TAMAT

 

Biodata Penulis  :  Muh. Sulaiman Rifai Aprianus Mukin. Lahir di Ende, 27 April 1970, merupakan ASN pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, saat ini sebagai Pengawas Sekolah Tingkat Menengah.

Menyelesaikan studi S1 Fakultas Tarbiyah pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Kupang Tahun 1995, menyelesaikan studi S2 Magister Pendikan Agama Islam di Univesitas Muhammadiyah Malang Tahun 2025.

Selain memperoleh gelar akademik, penulis pun memperoleh gelar non akademik Certified Planning and Inventory Management (CPIM).

Penulis saat ini sedang merintis Taman Baca Savana Iqra (TBSIq), selain itu bergabung dalam “Komunitas Penulis Lembata” juga sebagai “Penakar Literasi”. Penulis juga menulis opini/headline di beberapa media online, penulis dapat ditemui di akun Facebook @RifaiAprian, IG @Rifai_mukin ***

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

SMP Negeri 1 Wulandoni Sukses Gelar Malam Pentas Seni, Puncak Peringatan Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa
Seni Budaya

SMP Negeri 1 Wulandoni Sukses Gelar Malam Pentas Seni, Puncak Peringatan Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa

SMP Negeri 1 Wulandoni Sukses Gelar Malam Pentas Seni, Puncak Peringatan Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa LEMBATA -WARTA-NUSANTARA.COM--  SMP Negeri...

Read more
Bupati Lembata Resmi Tutup Festival Lamaholot 2025 : Tugas Kita Melestarikan Adat Budaya dan Kearifan Lokal

Bupati Lembata Resmi Tutup Festival Lamaholot 2025 : Tugas Kita Melestarikan Adat Budaya dan Kearifan Lokal

Atakore Magnet Wisata Lembata : Tradisi Memasak Bumi dan Tarian Magis

Atakore Magnet Wisata Lembata : Tradisi Memasak Bumi dan Tarian Magis

Karisma Event Nusantara Kembali Hadir di Lembata: Festival Lamaholot 2025 Jadi Momentum Kebangkitan Budaya dan Ekonomi Lokal

Karisma Event Nusantara Kembali Hadir di Lembata: Festival Lamaholot 2025 Jadi Momentum Kebangkitan Budaya dan Ekonomi Lokal

Wabup Lembata Muhamad Nasir : Budaya Sebagai Misi Pembangunan Daerah

Wabup Lembata Muhamad Nasir : Budaya Sebagai Misi Pembangunan Daerah

Ketua Pengawas IKB Lio Utara Jakarta, Dr. Ir. Karolus Karni Lando, MBA : “Rumah Tangga Kokoh Lahirkan Masyarakat Kuat”

Ketua Pengawas IKB Lio Utara Jakarta, Dr. Ir. Karolus Karni Lando, MBA : “Rumah Tangga Kokoh Lahirkan Masyarakat Kuat”

Load More
Next Post
Demi Sarjana, Yatim-piatu Mahasiswa STAIN Madina Rela Jual Kacang Tojen Jalan Kaki

Demi Sarjana, Yatim-piatu Mahasiswa STAIN Madina Rela Jual Kacang Tojen Jalan Kaki

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In