Pancasila Berakhlak : Transformasi Nilai Ideologi Bagi ASN Kemenag Lembata
Oleh: Muh. Sulaiman Rifai Aprianus Mukin, M. Pd, CPIM
WARTA-NUSANTARA.COM-OPINI– Pada hari ini, Senin, 2 Juni 2025, bangsa Indonesia secara serentak terlibat dalam Apel Pancasila Sakti sebagai ekspresi penghormatan terhadap ideologi dasar bangsa, tidak terkecuali Kantor Kementerian Agama Lembata. Kepala Kakan Menag Lembata menegaskan kembali tekad Aparatur PNS (ASN) dan masyarakat luas dalam menegakkan prinsip Pancasila di tengah kompleksitas yang ditimbulkan oleh globalisasi dan transformasi digital.
Kepala Kantor (Kakan) Kementerian Agama (Kemenag) Lembata Jamaludin Malik, S. Ag menekankan apel ini berfungsi sebagai pengingat pedih bahwa Pancasila melampaui simbolisme belaka, berfungsi sebagai kerangka filosofis yang memperkuat persatuan nasional, integritas, dan keadilan sosial, sehingga memastikan kekuatan dan kedaulatan Indonesia yang berkelanjutan.
Pancasila, sebagai ideologi negara Indonesia, bukan sekadar kumpulan sila-sila yang dihafal, melainkan panduan hidup yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa. Dalam konteks Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lembata, penerapan nilai-nilai Pancasila menjadi krusial untuk membentuk karakter birokrasi yang profesional, berintegritas, dan berorientasi pada pelayanan masyarakat. Konsep “ASN BerAKHLAK” (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) yang diperkenalkan oleh pemerintah menjadi kerangka transformasi untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kinerja ASN. Penulis menyentil Kepala Kakan Kemenag Lembata soal bagaimana penerapan prinsip BerAKHLAK dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik bagi ASN Kemenag Lembata?
Metamorfosis prinsip-prinsip ideologis untuk ASN Kemenag Lembata dalam zaman kontemporer menekankan benteng Pancasila dan prinsip BerahLak sebagai landasan untuk menghadapi kompleksitas globalisasi, digitalisasi, dan heterogenitas lokal. Melalui metodologi komprehensif yang mencakup pelatihan strategis, penerapan teknologi, dan upaya kolaboratif, ASN dapat meningkatkan profesionalisme, menumbuhkan lingkungan birokrasi yang kohesif, dan menegakkan integritas dalam pelayanan publik. Kemanjuran transformasi ini tidak hanya melahirkan badan administrasi yang mahir dan mudah beradaptasi tetapi juga memposisikan Kemenag Lembata sebagai contoh pelayanan publik yang didasarkan pada nilai-nilai agung bangsa. Dengan komitmen yang tak tergoyahkan terhadap perilaku etis dan dedikasi terhadap kesejahteraan masyarakat, ASN berfungsi sebagai katalis untuk perubahan transformatif yang mendorong pembangunan berkelanjutan bersama kesejahteraan sosial, yang berakar kuat pada prinsip-prinsip nasional dan agama. Demikian penjelasan Jamaludin Malik, S. Ag.
Pancasila sebagai Fondasi Ideologi ASN
Pancasila, yang lahir pada 1 Juni 1945, merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur yang telah hidup dalam masyarakat Indonesia jauh sebelum kemerdekaan. Seperti dikutip dari Bung Karno, “Aku tidak mengatakan bahwa aku pencipta Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah”. Lima sila Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menjadi landasan moral dan etika bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bagi ASN Kemenag Lembata, yang memiliki peran strategis dalam membina kerukunan umat beragama dan memajukan pendidikan keagamaan, Pancasila bukan hanya ideologi formal, tetapi juga panduan operasional. Sila pertama, misalnya, menegaskan pentingnya keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang selaras dengan misi Kemenag untuk memfasilitasi kebebasan beragama dan berkeyakinan. Sila kedua menekankan kemanusiaan, yang tercermin dalam pelayanan yang ramah dan solutif kepada masyarakat. Sementara itu, sila ketiga hingga kelima mendorong persatuan, musyawarah, dan keadilan, yang relevan dengan tugas ASN untuk menciptakan harmoni sosial di tengah keberagaman Lembata, sebuah kabupaten dengan masyarakat multikultural dan multiagama.
ASN BerAKHLAK: Jembatan Implementasi Pancasila
Konsep ASN BerAKHLAK, yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), menjadi panduan perilaku bagi ASN untuk mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien. Nilai-nilai BerAKHLAK, Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif selaras dengan esensi Pancasila. Berikut adalah keterkaitan nilai-nilai BerAKHLAK dengan Pancasila dalam konteks ASN Kemenag Lembata:
- Berorientasi Pelayanan: Sejalan dengan sila kedua dan kelima Pancasila, ASN diharapkan memahami kebutuhan masyarakat Lembata, memberikan pelayanan yang ramah, cekatan, dan solutif, serta terus melakukan perbaikan tanpa henti. Misalnya, dalam pengelolaan administrasi pernikahan atau pendidikan keagamaan, ASN Kemenag harus memastikan akses yang adil dan mudah bagi semua lapisan masyarakat.
- Akuntabel: Nilai ini mencerminkan keadilan sosial (sila kelima) dan musyawarah (sila keempat). ASN harus melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, dan berintegritas tinggi, seperti dalam pengelolaan dana bantuan pendidikan madrasah atau program moderasi beragama.
- Kompeten: Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi, ASN harus terus meningkatkan kompetensi, sebagaimana dianjurkan oleh sila kedua yang menekankan kemanusiaan yang beradab. Pelatihan digitalisasi pelayanan atau peningkatan kapasitas dalam mediasi konflik antaragama menjadi contoh nyata.
- Harmonis: Nilai ini selaras dengan sila ketiga (persatuan) dan sila pertama (ketuhanan). ASN Kemenag Lembata harus menghargai keberagaman budaya dan agama, menolong sesama, dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
- Loyal: Loyalitas kepada Pancasila, UUD 1945, dan NKRI menegaskan pentingnya menjaga nama baik instansi dan negara, serta merahasiakan informasi sensitif terkait tugas dan fungsi.
- Adaptif dan Kolaboratif: Dalam konteks Lembata yang dinamis, ASN harus mampu beradaptasi dengan perubahan sosial dan teknologi, serta berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti tokoh agama, masyarakat adat, dan pemerintah daerah, untuk mendukung pembangunan yang inklusif.
Tantangan dalam Transformasi Nilai Ideologi
Meskipun Pancasila dan BerAKHLAK memberikan kerangka yang kuat, implementasinya di kalangan ASN Kemenag Lembata menghadapi sejumlah tantangan:
- Degradasi Moral dan Pengaruh Globalisasi: Globalisasi dan modernisasi dapat mengikis nilai-nilai Pancasila, terutama di kalangan generasi muda, termasuk ASN Kemenag Lembata. Pengaruh budaya global melalui media sosial dan teknologi dapat melemahkan identitas ideologis.
- Kedangkalan Pemahaman Pancasila: Banyak ASN yang memahami Pancasila hanya sebagai hafalan sila-sila, tanpa mendalami esensinya. Hal ini diperparah oleh minimnya sosialisasi yang kontekstual dan relevan dengan tugas-tugas Kemenag.
- Tantangan Keberagaman Lokal: Di Lembata keberagaman etnis dan agamanya, menuntut ASN untuk memiliki sensitivitas budaya dan kemampuan mediasi yang tinggi. Namun, kurangnya pelatihan dalam moderasi beragama dapat menghambat harmonisasi sosial.
- Keterbatasan Sumber Daya: Infrastruktur teknologi dan akses pelatihan di bagi ASN di Lembata masih terbatas, yang dapat menghambat ASN dalam mengadopsi nilai Adaptif dan Kolaboratif.
Strategi Implementasi Pancasila BerAKHLAK
Untuk mengatasi tantangan tersebut dan mewujudkan transformasi nilai ideologi, berikut adalah strategi yang dapat diterapkan oleh Kemenag Lembata:
- Sosialisasi Intensif dan Kontekstual: Mengadakan pelatihan dan workshop rutin tentang Pancasila dan BerAKHLAK yang disesuaikan dengan konteks lokal Lembata. Misalnya, studi kasus tentang mediasi konflik antaragama atau pengelolaan keberagaman budaya dapat memperdalam pemahaman ASN.
- Integrasi dalam Kurikulum Pelatihan ASN: Nilai-nilai Pancasila dan BerAKHLAK harus diintegrasikan dalam kurikulum pelatihan ASN, baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan berkala. Pendekatan berbasis proyek (Project-Based Learning) dapat digunakan untuk melatih ASN menerapkan nilai-nilai ini dalam tugas sehari-hari.
- Pemanfaatan Teknologi: Dalam era digital, Kemenag Lembata dapat memanfaatkan teknologi untuk menyosialisasikan Pancasila, seperti melalui aplikasi atau platform daring yang memuat konten edukasi tentang ideologi dan etika birokrasi.
- Penguatan Moderasi Beragama: Mengingat peran Kemenag dalam harmonisasi umat, ASN perlu dilatih dalam moderasi beragama, yang menekankan penghormatan terhadap keberagaman, keadaban mulia, dan pencegahan ekstremisme, sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 58 Tahun 2023.
- Keteladanan Pimpinan: Pimpinan Kemenag Lembata harus menjadi teladan dalam mengamalkan Pancasila dan BerAKHLAK. Keteladanan ini dapat memotivasi dan menginspirasi ASN untuk menjalankan tugas dengan integritas dan profesionalisme.
- Kemitraan dengan Komunitas Lokal: Kolaborasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan organisasi kemasyarakatan dapat memperkuat penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus membangun kepercayaan masyarakat terhadap Kemenag.
Dampak Transformasi Nilai Ideologi
Implementasi Pancasila BerAKHLAK di kalangan ASN Kemenag Lembata dapat memberikan dampak positif yang signifikan:
- Peningkatan Kualitas Pelayanan: Dengan mengedepankan orientasi pelayanan dan akuntabilitas, ASN dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Kemenag, misalnya dalam pengelolaan haji, pendidikan agama dan keagamaan, dan pengelolaan administrasi.
- Harmonisasi Sosial: Nilai harmonis dan moderasi beragama akan memperkuat persatuan di tengah keberagaman Lembata, mengurangi potensi konflik antaragama atau antaretnis.
- Peningkatan Profesionalisme: Kompetensi dan adaptabilitas yang ditingkatkan akan memungkinkan ASN menghadapi tantangan modern, seperti digitalisasi pelayanan dan globalisasi.
- Penguatan Identitas Nasional: Loyalitas terhadap Pancasila akan memperkokoh identitas nasional ASN, menjadikan mereka agen pemersatu bangsa di tengah ancaman globalisasi.
Simpulan
Transformasi nilai ideologi melalui Pancasila BerAKHLAK bagi ASN Kemenag Lembata adalah langkah strategis untuk menciptakan birokrasi yang berintegritas, profesional, dan berorientasi pada pelayanan masyarakat. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dan BerAKHLAK dalam tugas sehari-hari, ASN dapat menjadi teladan dalam menjaga persatuan dan memajukan keberagaman Lembata. Meskipun tantangan seperti degradasi moral, kedangkalan pemahaman, dan keterbatasan sumber daya masih ada, strategi seperti sosialisasi kontekstual, pelatihan berbasis teknologi, dan kemitraan dengan komunitas lokal dapat mengatasi hambatan tersebut. Pada akhirnya, Pancasila BerAKHLAK bukan hanya slogan, tetapi panggilan untuk menjadikan nilai-nilai luhur bangsa sebagai jiwa dari setiap tindakan ASN, demi Indonesia yang lebih maju, harmonis, dan berkeadilan.
Biodata Penulis :
Muh. Sulaiman Rifai Aprianus Mukin. Lahir di Ende, 27 April 1970, merupakan ASN pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, saat ini sebagai Pengawas Sekolah Tingkat Menengah. Menyelesaikan studi S1 Fakultas Tarbiyah pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Kupang Tahun 1995, menyelesaikan studi S2 Magister Pendikan Agama Islam di Univesitas Muhammadiyah Malang Tahun 2025. Selain memperoleh gelar akademik, penulis pun memperoleh gelar non akademik Certified Planning and Inventory Management (CPIM). Penulis saat ini sedang merintis Taman Baca Savana Iqra (TBSIq), selain itu bergabung dalam “Komunitas Penulis Lembata” juga sebagai “Penakar Literasi”. Penulis juga menulis opini/headline di beberapa media online, penulis dapat ditemui di akun Facebook @RifaiAprian, IG @Rifai_mukin