Kelulusan MTs Negeri 2 Lembata : Menghayati Perjuangan Guru dalam Bait-Bait Hymne Madrasah
Oleh: Muh. Sulaiman Rifai Aprianus Mukin, M. Pd, CPIM
Pendahuluan
WARTA-NUSANTARA.COM-OPINI : Menurut temuan penelitian, pendidikan karakter menunjukkan tingkat keberhasilan yang unggul di madrasah ketika disandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya. Namun demikian, pengamatan ini tidak menyiratkan bahwa pendidikan karakter di sekolah umum kurang diabaikan. Setiap lembaga pendidikan mengadopsi metodologi dan suasana yang berbeda dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter di antara siswa. Namun, secara kumulatif, madrasah memiliki keunggulan komparatif dalam membentuk karakter siswa, difasilitasi oleh integrasi prinsip-prinsip agama, praktik disiplin, dan kerangka pedagogis yang lebih sistematis. Keberhasilan yang diamati ini mengindikasikan bahwa pengaturan pendidikan yang memprioritaskan keseimbangan yang harmonis antara pengetahuan ilmiah dan nilai-nilai etika memberikan pengaruh yang lebih mendalam pada pengembangan karakter individu. Demikian penjelasan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata.
Lebih lanjut Jamaludin Malik, S. Ag mengungkapkan bahwa kelulusan adalah momen puncak bagi setiap siswa, sebuah titik di mana perjuangan panjang dalam menempuh pendidikan menemui babak baru. Di MTs. Negeri 2 Lembata, kelulusan bukan hanya tentang keberhasilan akademik, tetapi juga tentang penghayatan nilai-nilai luhur yang ditanamkan melalui perjuangan guru dan semangat yang terkandung dalam bait-bait Hymne Madrasah. Ketua Komite MTs Negeri 2 Lembata “Aziz” menjelaskan bahwa dalam era digitalisasi yang kian pesat, perjalanan menuju kelulusan di madrasah ini menjadi cerminan bagaimana pendidikan berbasis nilai tetap relevan di tengah arus modernisasi. Sisi yang lain Ramlah Budiman menekankan bahwa kelulusan di MTs. Negeri 2 Lembata menunjukkan peran guru dan orang tua sebagai pilar pendidikan, nilai-nilai falsafah hidup yang tertanam, serta memaknai Hymne Madrasah sebagai pengantar refleksi dan harapan masa depan.
Fenomena Pengaruh Digitalisasi
Era digitalisasi telah mengubah lanskap pendidikan secara signifikan. Siswa kini memiliki akses tak terbatas terhadap informasi melalui internet, aplikasi pembelajaran, dan media sosial. Namun, di balik kemudahan ini, digitalisasi juga membawa tantangan, seperti distraksi teknologi dan potensi hilangnya nilai-nilai kemanusiaan dalam proses belajar.
Di MTs. Negeri 2 Lembata, guru-guru berupaya menyeimbangkan pemanfaatan teknologi dengan pendidikan karakter. Mereka menggunakan platform digital untuk memperkaya pembelajaran, seperti pembelajaran daring selama pandemi covid-19, namun tetap menekankan pentingnya interaksi manusiawi dan pembinaan akhlak. Fenomena ini menunjukkan bahwa digitalisasi, meskipun membawa kemajuan, tidak dapat menggantikan peran guru dalam membentuk karakter dan jiwa siswa. Kelulusan di era ini menjadi bukti bahwa siswa tidak hanya mampu menguasai teknologi, tetapi juga memahami esensi pendidikan sebagai sarana pembentukan pribadi yang berintegritas.
Perjuangan Guru sebagai Pilar Pendidikan
Para guru di MTs. Negeri 2 Lembata adalah pilar utama dalam perjalanan pendidikan siswa. Mereka tidak hanya mengajar mata pelajaran, tetapi juga menjadi teladan dalam menanamkan nilai-nilai keimanan, ketakwaan, dan kerja keras. Perjuangan mereka terlihat dari dedikasi dalam menyusun materi pembelajaran yang relevan, menghadapi keterbatasan infrastruktur di daerah Lembata, serta membimbing siswa dengan penuh kesabaran. Sebagai contoh studi kasus yang tercermin pada madrasah lain yang berhasil menegakkan pendidikan berkualitas meski menghadapi tantangan berat, guru-guru di MTs. Negeri 2 Lembata juga berjuang untuk memastikan siswa mendapatkan pendidikan yang holistik.
Para guru di MTs Negeri 2 Lembata tidak hanya mengajarkan siswa untuk menghargai proses, sebagaimana tergambar dalam kegiatan ekstrakurikuler, namun mereka juga mendidikan pentingnya kerja sama untuk menjaga kebersihan madrasah dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasial dan Rahmatan Lil-alamiin (P5RA), yang mencerminkan semangat gotong royong dan tanggung jawab. Kelulusan siswa adalah buah dari perjuangan semua pihak yaitu guru dan orang tua, yang tidak hanya mencerdaskan intelektual, tetapi juga membentuk karakter mulia.
Nilai-Nilai Falsafah Hidup
Pendidikan di MTs. Negeri 2 Lembata tidak hanya berfokus pada prestasi akademik, tetapi juga pada penanaman falsafah hidup yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Falsafah ini mencakup kejujuran, tanggung jawab, dan semangat pantang menyerah. Siswa diajarkan untuk memahami bahwa hidup adalah perjuangan yang membutuhkan keteguhan hati. Mengutip pesan Albert Einstein “Agama tanpa ilmu pengetahuan adalah buta. Dan ilmu pengetahuan tanpa agama adalah lumpuh”. Nilai-nilai ini tercermin dalam kegiatan seperti Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMAH) yang memperkuat kesadaran siswa akan pentingnya ibadah dan akhlak mulia. Dalam konteks kelulusan, nilai-nilai ini menjadi bekal bagi siswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata, baik dalam melanjutkan pendidikan maupun berkontribusi di masyarakat
Pendidikan Karakter di Madrasah
Menyinggung pendidikan karakter di madrasah Jamaludin Malik, S.Ag mengaitkan dengan hymne madrasah karena keduanya bertujuan membentuk profil pelajar Pancasila. Identitas, nilai, dan semangat keislaman serta kebangsaan pada siswa seyogyanya menjadikan siswa madrasah lebih unggul bila dibandingkan dengan sekolah lain pada umumnya, demikian himbauan Kepala Kemenag Lembata.
Beberapa argumen saya yang dapat memperkuat pernyataan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata, pertama pendidikan karakter di madrasah berfokus pada pembentukan akhlak mulia, nilai-nilai keislaman, dan kepribadian yang seimbang (kognitif, afektif, psikomotorik) berdasarkan Al-Qur’an, Hadis, dan ajaran Islam. Tujuannya adalah menciptakan individu yang beriman, bertakwa, berilmu, dan berakhlak mulia, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai literatur, menyebutkan bahwa pendidikan karakter Islam bertujuan membentuk insan kamil. Pendidikan ini diimplementasikan melalui kurikulum, budaya madrasah, kegiatan ekstrakurikuler, dan keteladanan guru, dengan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, disiplin, dan kepedulian sosial.
Kedua hymne madrasah adalah mars yang mencerminkan visi, misi, dan nilai-nilai madrasah. Hymne ini biasanya berisi pesan tentang keimanan, keilmuan, akhlak mulia, dan semangat juang untuk mencapai cita-cita luhur. Liriknya sering kali menekankan pentingnya pendidikan Islam, kebersamaan, dan komitmen terhadap agama serta bangsa.
Selain itu hymne berfungsi sebagai media penguatan identitas madrasah dan pengingat nilai-nilai yang ingin ditanamkan kepada siswa. Sinegritas antara nilai-nilai karakter dan hymne madrasah sesungguhnya memperkuat nilai-nilai pendidikan karakter melalui lirik yang menggambarkan akhlak mulia, semangat belajar, dan cinta kepada Allah serta tanah air. Hymne madrasah ini memberi pesan yang mendalam tentang ketakwaan dan kejujuran, yang sejalan dengan tujuan pendidikan karakter di madrasah.
Hemat saya, hymne ini dinyanyikan dalam berbagai kegiatan rutin di madrasah secara kontinu akan dapat membantu menginternalisasi nilai-nilai karakter melalui pengulangan dan penghayatan. Hal ini mendukung pendekatan pembiasaan, keteladanan, latihan dan pengulangan yang ditekankan oleh Al-Ghazali dalam pendidikan karakter. Dengan begitu hymne madrasah dapat membangkitkan semangat siswa untuk menghayati nilai-nilai Islam dan kebangsaan, yang merupakan bagian dari pendidikan karakter.
Selain itu hymne madrasah berperan sebagai sarana penguatan dan pengingat nilai-nilai pendidikan karakter yang diajarkan di madrasah. Melalui lirik dan semangatnya, hymne membantu menginternalisasi akhlak mulia, keimanan, dan semangat kebangsaan, yang menjadi inti pendidikan karakter. Keduanya saling melengkapi untuk membentuk generasi yang berilmu, berakhlak, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Makna Hymne Madrasah dalam Kelulusan
Hymne Madrasah, sebagaimana diciptakan oleh Ikin Sodiqin, adalah ungkapan syukur atas karunia pendidikan dan amanah untuk melanjutkan perjuangan. Jamaludin Malik, S. Ag menjelaskan liriknya, yang sarat dengan nilai-nilai spiritual, mengingatkan siswa akan tanggung jawab mereka sebagai generasi penerus. Dalam konteks kelulusan di MTs. Negeri 2 Lembata, Hymne Madrasah menjadi pengingat bahwa keberhasilan mereka tidak lepas dari perjuangan guru, orang tua dan rahmat Allah.
Bait-bait hymne ini menggambarkan pendidikan sebagai amanah suci, yang harus dijalani dengan penuh kesadaran dan dedikasi. Ketika siswa menyanyikan hymne madrasah pada acara kelulusan, mereka tidak hanya merayakan keberhasilan akademik, tetapi juga menghayati perjuangan guru dan orang tua yang telah mengantarkan mereka hingga titik ini. Demikain uraian Kepala Kantor Kemenag Lembata di akhir sambutannya. Hymne ini menjadi jembatan emosional yang menghubungkan siswa dengan nilai-nilai madrasah, sekaligus mempersiapkan mereka untuk menghadapi masa depan dengan penuh makna, komentar Basir Bukhari, selaku ketua panitia dalam Haflah Akhirusanah Pelepasan Peserta Didik Angkatan XXIII MTs Negeri 2 Lembata Tahun 2025
Refleksi dan Harapan Masa Depan
Bagi saya dan mungkin lainnya bahwa kelulusan di MTs Negeri 2 Lembata adalah momen refleksi bagi siswa untuk menghargai perjalanan panjang mereka selama tiga tahun. Mereka diajak untuk melihat ke belakang, mengenang kerja keras dan pengorbanan, baik dari diri sendiri maupun dari guru-guru dan tentunya orang tua mereka. Refleksi ini juga menjadi ajakan untuk menatap masa depan dengan optimisme, sebagaimana nukilan hadits “Bersemangatah atas apa yang bermanfaat untukmu dan mintalah pertolongan hanya kepada Allah dan jangan kamu merasa tak berdaya”
Harapan ke depan adalah agar lulusan MTs Negeri 2 Lembata menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral dan semangat untuk berkontribusi bagi masyarakat. Mereka diharapkan menjadi agen perubahan yang membawa nilai-nilai Islam dan kemanusiaan dalam setiap langkah mereka.
Kesimpulan
Kelulusan di MTs Negeri 2 Lembata adalah perayaan atas perjuangan yang melelahkan bagi siswa, orang tua dan guru, yang diikat oleh nilai-nilai luhur pendidikan Islam. Di tengah pengaruh digitalisasi, madrasah ini tetap menjadi benteng pendidikan karakter, dengan guru sebagai pilar utama yang menanamkan falsafah hidup berbasis keimanan dan ketakwaan.
Hymne madrasah, dengan bait-baitnya yang penuh makna, menjadi pengingat akan amanah pendidikan dan perjuangan yang telah dilalui. Melalui refleksi kelulusan, siswa diajak untuk menghargai proses dan menatap masa depan dengan penuh harapan. Semoga lulusan MTs Negeri 2 Lembata mampu menjadi generasi yang berakhlak mulia, berpengetahuan luas, dan berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa. ***
Biodata Penulis:
Muh. Sulaiman Rifai Aprianus Mukin (Rifai Mukin). Lahir di Ende, 27 April 1970, merupakan ASN pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, saat ini sebagai Pengawas Sekolah Tingkat Menengah. Menyelesaikan studi S1 Fakultas Tarbiyah pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Kupang Tahun 1995, menyelesaikan studi S2 Magister Pendikan Agama Islam di Univesitas Muhammadiyah Malang Tahun 2025. Selain memperoleh gelar akademik, penulis pun memperoleh gelar non akademik Certified Planning and Inventory Management (CPIM). Penulis saat ini sedang merintis Taman Baca Savana Iqra (TBSIq) dan sedang menyelesaikan dua buku Solo berjudul “Mendidik dengan Cinta” dan “Khayalanku Melambung Tinggi” yang sebelumya telah terbit buku dengan judul “Pembinaan Karakter Religius melalui Proyek Profil Pelajar Pancasila” dan beberapa buku Antologi, selain itu bergabung dalam “Komunitas Penulis Lembata_Thn.2025” juga sebagai “Penakar Literasi”. Penulis juga menulis opini/headline di beberapa media online, penulis dapat ditemui di akun Facebook @RifaiAprian, IG @Rifai_mukin