Tangisan Ita di Pelukan Sang Ayah, Momentum Haru Komuni Suci Pertama
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM– Pada momentum penerimaan komuni suci pertama, bagi anak di paroki St. Arnoldus Janssen Waikomo, Dekenat Lembata, tampaknya ada yang berbeda dari anak-anak yang merayakan komuni lainya. Clarita Somi Biri Ali (Ita) buah hati dari pasangan, Ambrosius Nikolaus Ali (Ayah) dan Yunita Jacklin Tomasuy (Ibu). Walaupun pasangan suami istri yang sudah resmi berpisah sah secara hukum nampak hadir menemani sang putri terkasih, Ita.

Meski sudah berpisah, keduanya tetap menjalani peran masing-masing sebagai ayah dan ibu dari anak Ita. Ketika sang putri menerima komuni pertama di gereja paroki St.arnoldus Janssen Waikomo, pada minggu 22 Juni 2025, keduanya dengan besar hati kompak mendampingi.

Setelah selesai acara penerimaan komuni suci, keduanya pulang ke rumah masing-masing. Yuni melanjutkan resepsi di kediamaanya Beluwa, Lewoleba Barat, sedangkan Ambrosius melanjutkannya di Kota Baru Tengah, (RKM).
Ketika sang putri datang menemui ayah Ambrosius sekitar pukul 13;00 WITA untuk bersalaman bersama keluarga dari ayah, seketika itu pula, suasana begitu larut dalam kesedihan. Putri kecil Ita menangis tersedu-sedu sambil di gendong ayah Ambrosius. Ayah dan anak larut dalam kesedihan. Mengkisahkan kisah sedih nan bahagia ini, tidak luput dari para tetangga yang turut menyaksikanpun, ikut terharu dengan suasana ini. (Bukti bahwa Cinta Anak Perempuan kepada seorang Ayah).

Dalam pantauan media, begitu banyak yang merespon kejadian ini, kejadian ini berawal dari sodara Ambrosius yang bernama Beril Tukan, merekam moments sukacita. Beril yang memposting di akun sosial medianya facebook, mendapat begitu banyak like dan comentar, sampai pada hari inipun, ramai dibagikan para maniak media sosial lainya.
Ambrosius yang tidak menduga kejadian ini, ia turut memberikan comentarnya. kepada media, Ambrosius mengungkapkan. ” Saya merasa terharu anak saya datang dan menemui keluarganya di sini”. “Sungguh ini diluar dugaan saya”. Saya harus katakan bahwa, saya tidak mengikuti rangkaian acara resepsi anak di rumah mamanya. Akan tetapi, saya bersama keluarga besar Ali dan Wejak tetap merayakannya di rumah saya. Dan setelahnya, saya kembali ke rumah. “Saya membuat syukuran dengan nuansa kekeluargaan”.
“Saya tidak memberi hadiah pada hari bahagia Putri saya”, akan tetapi”saya terus mendoakan dia agar tumbuh dan kembang menjadi anak yang baik”.
“Ayah menyangimu sepenuh hati”, ungkap Ambrosius. Lanjutnya, “ini bentuk kasih sayang keluarga besar terhadap anak Ita “. Terima kasih atas hal baik ini. Baginya ini merupakan rasa cintanya sebagai seorang Ayah yang tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. *** (BM)








