Wabup Nasir Tegaskan Pesantren sebagai Garda Terdepan Membangun Karakter Bangsa
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM– Pondok Pesantren Manahil Al Irfan di Desa Atu Wa’lupang, Kecamatan Buyasuri menggelar Syukuran atas keberhasilan 12 santriwan dan santriwati yang menamatkan pendidikan Madrasah Aliyah, pada Sabtu, 5 Juli 2025, menjadikan hari bersejarah bagi masyarakat Buyasuri dan sekitarnya.
Acara ini dirayakan dengan penuh khidmat sebagai wujud rasa syukur atas capaian para santriwan santriwati. Namun lebih dari itu, momen ini bukan sekedar acara seremonial tetapi refleksi kebangsaan, refleksi di tengah kehidupan masyarakat Lembata yang majemuk. Hal ini juga diungkapkan Wakil Bupati Lembata, H. Muhamad Nasir, dalam sambutannya.
Dihadapkan Bupati, P. Kanisius Tuaq, Anggota DPRD Lembata, Kepala Kantor Kementerian Agama, serta pimpinan Pondok Pesantren, dan unsur Forkompimcam, Wabup Nasir menegaskan posisi pemerintah di tengah masyarakat, sekaligus menampilkan wajah Lembata yang rukun, toleran, dan saling menguatkan dalam keberagaman.
Dalam sambutannya, Wabup Nasir tidak sekadar memberi ucapan selamat, tetapi menyampaikan seruan penting, membangun generasi berkarakter tidak bisa ditunda lagi.
Ia menekankan bahwa pendidikan, terutama yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan seperti di pondok pesantren, adalah pilar penting dalam menanggulangi kemerosotan moral generasi muda.
“Kita tidak boleh tinggal diam melihat kemerosotan moral yang kian meresahkan. Harus ada gerakan perubahan, dan Pondok Pesantren seperti Manahil Al Irfan adalah titik awal dari kebangkitan itu. Di sinilah nilai-nilai kejujuran, disiplin, kerja keras, dan sopan santun ditanamkan sejak dini,” tegas Wabup dengan nada penuh keprihatinan sekaligus harapan.
Menurut Wabup, tantangan dunia saat ini bukan lagi hanya pada aspek ekonomi dan teknologi, tetapi pada krisis nilai dan jati diri. Oleh karena itu, pendidikan harus mencetak manusia yang utuh secara intelektual dan spiritual, bukan hanya pintar, tapi juga berakhlak.
“Saya percaya, para santri di Ponpes ini tidak hanya cerdas, tapi juga kuat imannya, tangguh akhlaknya, dan kokoh kepribadiannya. Itulah bekal paling berharga untuk menghadapi masa depan, menjadi generasi yang mampu membangun Lembata dengan integritas dan cinta damai,” ujar Wabup.
Lebih jauh, Wabup mengajak semua pihak, pemerintah, tokoh agama, pendidik, dan orang tua, untuk bersinergi membangun sistem pendidikan yang kondusif, inklusif, dan adaptif terhadap zaman.
Ia menegaskan bahwa perbedaan agama, suku, dan budaya bukanlah hambatan, melainkan kekayaan yang harus dirawat dalam semangat toleransi dan kebersamaan.
“Lembata adalah rumah bersama. Mari kita terus bergandengan tangan. Santri, siswa, pemuda, tokoh adat dan tokoh agama, semua harus jadi bagian dari gerakan besar membentuk karakter bangsa. Kita butuh generasi yang kritis, rasional, namun tetap santun dan berakar pada budaya,” lanjutnya.
Sementara Bupati Lembata, P. Kanisius Tuaq dalam sapaan singkatnya menyampaikan proficiat kepada para santriwan dan santriwati yang telah menyelesaikan tugas belajar di pondok pesantren ini. Namun Bupati juga mengingatkan agar jangan berhenti hanya di tahap ini saja, tapi teruslah belajar melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi untuk bekal masa depan.
Ia juga tak lupa menyampaikan ucapan selamat untuk pondok pesantren Manahil Al Irfan yang telah memasuki usia yang ke-16. “Semoga diridhoi di hari-hari yang akan datang oleh Allah Subhanahu wa ta’ala,” ungkap Bupati Kanis.
Selain itu, Bupati juga menyampaikan beberapa agenda kerja pemerintah ke depan di Kedang tahun ini. Menurut Bupati, ada beberapa titik yang menjadi fokus perhatian pemerintah yang akan dikerjakan. Dua diantaranya terkait penyelesaian masalah air bersih di Desa Tobotani, Kecamatan Buyasuri yang selama ini mengalami kendala akses air bersih.
Pemerintah akan memasang panel Surya untuk aliri air bersih melalui pipa ke Tobotani, dan peninjauan titik lokadi yang akan dijadikan area tambak garam. Karena itu, dukungan dari masyarakat dan semua pihak sangat diharapkan.
Terkait keluhan kelangkaan air bersih di pondok pesantren yang diungkapkan oleh pimpinan pondok pesantren, Bupati berjanji akan memperhatikannya.
Pemerintah walaupun dalam keterbatasan anggaran yang ada akan berupaya untuk mencari solusi yang terbaik sehingga air bisa segera masuk di desa ini dan juga dapat dimanfaatkan di pondok pesantren.
Publik juga berharap, acara syukuran ini bukan hanya menjadi panggung apresiasi bagi para santri, tetapi juga menjadi panggung silaturahmi dan sinergi lintas sektoral.
Para pimpinan daerah duduk bersisian dengan para ustadz dan ulama, dengan senyum dan saling hormat. Sebuah potret nyata dari Lembata yang damai, bersatu dalam keberagaman, dan penuh harapan akan masa depan yang lebih baik.
Dengan berakhirnya acara ini, satu hal menjadi jelas, masa depan Lembata tidak dibangun dengan sekadar teknologi dan infrastruktur, tetapi dengan membangun manusia, santri dan pemuda yang kuat iman dan karakternya. *** (Bily Baon/Bagian Prokopim Setda Lembata)