Kadis Pertanian, Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata Menjawab Soal Kelangkaan Ayam Beku di Pasaran
LEMBATA-WARTA-NUSANTARA-COM.– Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Pertanian, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata, Muktar Hada didampingi oleh Petrus Payong, menjelaskan mekanisme Surat Edaran Bupati Lembata telah dilakukan pemberhentian pasokan Ayam Beku dari Pelni Mart masuk ke Kabupaten Lembata, Selasa, 08/072025, di Ruang Kerja, Lewoleba, Lembata.
Mengenai Surat Edaran dari Bupati Lembata, Kadis Muktar menjelaskan bahwa. kelangkaan Ayam Beku saat ini sebenarnya sudah berlangsung dari bulan Juni 2025 sebelum Surat Edaran Bupati bernomor : B/500.7.1/7.SETDA/2025 itu diterbitkan.
Menurut Muktar, pada saat itu, peternak ayam di Lembata yang tergabung dalam Organisasi Permata telah menjalin kerjasama dengan pengepul. Namun, saat musim pesta, masyarakat membeli ayam langsung ke peternak (Permata) sekitar 1.000 ekor sehingga terjadi kelangkaan.
“Untuk ayam beku dengan bobot 0,7 kilogram (Kg) sampai 1,3 Kg memang belum tercukupi. Namun, sebagian reseller juga membeli dari pengepul dengan bobot 0,7 sampai 1,3 kg”, jelas Muktar.
Sebelumnya, pedagang di Lembata yang menjual Ayam Lalapan, Sate, Mie Ayam, Lauk Ayam dan lainnya telah mengeluhkan kelangkaan Ayam Beku. Hal ini ditemukan saat mendatangi pedagang dan reseller pada Minggu, 06 Juli 2025.
Salah satu pedagang menjelaskan, ayam yang tersedia saat ini hanya 1 kilogram (kg), 0,9 kg dan 08 kg dan bobot yang lebih rendah. Sedangkan untuk kelancaran usahanya, ia membutuhkan ayam dengan bobot 1,5 kg ke atas.
Jika tidak maka ayam itu akan hancur saat dipotong dengan ukuran yang kecil. Hal itu pernah ia coba sehingga untuk saat ini, pedagang itu kembali membeli ayam (sisa) dari reseller setelah terbitnya Surat Edaran.
Pedagang menyayangkan sikap pemerintah yang terburu-buru melarang reseller mendatangkan ayam dari luar Lembata. Di lain sisi, ayam yang dihasilkan oleh peternak lokal belum mencukupi kebutuhan masyarakat Lembata.
Untuk itu PLT Kadis Muktar mengungkapkan kami sudah mencari mekanisme terbaik terhadap peternak lokal di Lembata, untuk itu peternak kita melalui Surat Edaran Bupati bisa menagkap peluang usaha ini.
“Harapan kami peternak kita jangan terbiasa dengan pola penjualan lama, akan tetapi mulai menjual dengan perkilogram. Untuk berat bobot diatas 1,8 Kg belum ada peternak ayam pedaging bisa mencapai itu, “harapannya dengan penekanan harga pakan yang dikelola pihak ketiga yang bekerjasama dengan pemerintah diharapkan mampu mencapai target bobot ayam 1,8 Kg ayam bersih”ungkap Muktar.
Lanjutnya, per tanggal 07 Juli 2025, sudah sebanyak 5 reseller yang telah mengajukan surat rekomendasi untuk mendatangkan ayam beku dari luar Lembata.
Sementara Petrus Payong sebagai pengepul pihak ketiga, menjelaskan terkait lonceng ayam beku dari pemerintah daerah saat Bupati meresmikan ayam beku di taman Kota Lewoelba.
“Bukan pemerintah berbisnis kepada masyarakat”, akan tetapi kami dari pihak ketiga bekerjasama dengan pemerintah terkait pasokan Ayam Beku, Petrus pun memastikan dikalangan peternak saat ini untuk ayam siap jual stoknya aman sampai Agustus. Meski sekarang lonjaknya permintaan ayam dikarenakan tidak hanya untuk konsumsi usaha maupaun rumah tangga, melainkan di Kota Lewoleba sekarang memasuki musim pesta, baik itu pesta nikah, sambut baru dan lainnya.
Petrus menambahkan, , untuk bobot ayam yang diminta oleh pedagang warung, kami akan usahakan untuk bisa menjawab semua kebutuhan pasar. *** (BM)