Walikota Kupang Fokus pada Keselamatan Siswa SMPN 8 yang Keracunan Makanan Bergizi
KUPANG : WARTANUSANTARA.COM– Walikota Kupang, dr. Chris Widodo mengecek langsung para siswa dan siswi SMPN 8 Kupang yang menjalani perawatan di beberapa rumah sakit di Kota Kupang, Selasa, 22 Juli 2025 siang. Para pelajar ini mengalami muntah-muntah dan pusing setelah mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) sehari sebelumnya.
Walikota Kupang, dr. Chris mengatakan, hal yang paling urgen dilakukan oleh pemerintah kota adalah merawat anak-anak hingga pulih kembali. Pasien harus mendapat penanganan emergency setelah itu baru tahap evaluasi. Tentang manajemen evaluasi kata mantan anggota DPRD NTT, ini yakni pemerintah menelusuri apakah sayur, daging dan nasi telah memenuhi standar kesehatan atau tidak.
Intinya kata dia, dengan melakukan evaluasi akan lebih fokus pada penanganan masalah agar di kemudian hari tak terjadi hal serupa.
Ia menegaskan berulang kali bahwa saat ini pemerintah fokus menangani para pasien. Dokter kata dia perlu mengambil darah pasien juga fesesnya yang akan diperiksa di laboratorium. “Nanti dokter mendiagnosanya,” kata putra pengusaha sukses Theo Widodo ini.
Sejumlah pihak menyebut langkah yang diambil Walikota Kupang sungguh tepat, yakni menyelamatkan jiwa para pasien. Soal siapa yang bertanggung jawab akan dilakukan dengan melakukan evaluasi atas pola pemberian makanan bagi siswa ini.
Kasus keracunan ini menimpa sedikitnya 140 siswa dan siswi sekolah itu. Awalnya, anak-anak mengeluh mual dan muntah-muntah serta bolak-balik ke toilet.
Mereka mengonsumsi makanan sehat gratis itu sehari sebelumnya, yakni pada hari Senin 21 Juli 2025. Makanan ini disuplai oleh MBG Kelapa Lima Satu.
Berikut delapan kelompok penerima manfaat MBG dari SPPG Kelapa Lima Satu, yakni SDI I Oesapa Kecil, SDN Oesapa Kecil, SMPN 5, MPN Terbuka, SMPN 8, MPN 21, Sekolah Luar Biasa Asuhan Kasih dan Kader Posyandu.
Kepala SMPN 8 Kupang, Maria Roslin Lana, mengatakan, kejadian itu mulai berlangsung pukul 07.00 Wita. Awalnya, sebanyak 18 siswa dan siswi datang ke unit kesehatan sekolah (UKS). Dalam waktu yang cepat jumlah itu berubah drastis menjadi seratus lebih orang.
Melihat situasi itu pihaknya melakukan koordinasi ke Puskesmas Oesapa dilanjutkan dengan membawa anak-anak ke RSU SK Lerik, RSU Mamami dan RSU Siloam Kupang. Pihaknya juga sudah melaporkan kejadian ini ke Pemerintah Kota Kupang. *** (pol)