Putra NTT Ini Menyandang Predikat Sebagai Ahli Ukur Kapal Nasional – Internasional
KUPANG : WARTA-WANUSANTARA.COM– DALAM dunia kenavigasian atau dunia kemaritiman, nama Simon Baon, S.Sos, M.H., sudah tak asing lagi. Sejak tahun 1988, lepas menyelesaikan pendidikan di STM Negeri Kupang di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), ia mengabdikan diri secara total pada dunia perhubungan. Saat ini, 36 tahun sudah ia membangun komitmen dan mencurahkan diri pada dunia yang satu ini.
Lelaki berperawakan jangkung, keturunan Lembata, ini kini menduduki sebuah jabatan yang strategis, yakni sebagai Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kupang. Sebuah jabatan setara eselon tiga yang disandangnya nyaris dua tahun ini. Tentu saja jabatan ini tak gampang untuk mendapatkannya. Butuh totalitas dan kompetisi yang sungguh ekstra.
Tinggal dua tahun lagi lelaki yang murah senyum ini akan purna dari perjalanan panjang kariernya.
Ditemui di ruang kerjanya yang sejuk, Jumat, 25 Juli 2025, lelaki ini mengatakan selalu bersyukur kepada Tuhan atas berkat dan karya yang selama ini ia jalani. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, staf dan bawahannya yang telah mendukungnya dengan total.
Dan, dukungan yang tak kalah penting adalah keluarga. Sang istri, Nyonya Rambu Padjuka Luba Lauru, S.H., dan empat orang anaknya, salah satunya sudah berpulang — sungguh menyuport dan mendoakannya dalam setiap kesempatan. Ia sungguh percaya bahwa dengan doa-doa yang didaraskan keluarga memberikan kekuatan dan semangat dalam titian perjalanan kariernya.
Awalnya sebagai pegawai kecil, Simon mengikuti pendidikan formal strata satu dan strata dua serta pendidikan teknis lain untuk memberikan kompetensi dalam menunjang tugas-tugasnya. Ceritanya sangat panjang dan sungguh pula memberinya perspektif yang luas akan nilai perjuangan itu.
Saat ini, selain sebagai kepala syahbandar di ibukota Provinsi Archipelago ini, Simon tercatat sebagai salah satu ahli ukur kapal di Indonesia. Tidak hanya itu, ia juga sebagai ahli ukur kapal internasional dan ahli ukur kapal Terusan Suez dan Terusan Panama.
“Tiga syarat kompetensi ini saya miliki. Di Indonesia, terhitung hanya lima orang termasuk saya,” kata putra dari Ayah Longginus Waro Linus Baon dan Ibu Maria Magdalena Meluk-Baon. Kedua orangtuanya berasal dari Pulau Lembata. Sang ayah yang adalah pensiunan PNS pada Kanwil Perhubungan Provinsi NTT — kini Dinas Perhubungan NTT — berasal dari Dusun Bamut, Desa Imulolong, Kecamatan Wulandoni. Sedangkan ibu berasal dari Desa Warawatu, Kecamatan Nagawutun, sebuah kampung kecil di bahu Gunung Labalalekan — dekat Desa Orawutu. Simon memang lahir dan besar di Naikoten II, Kota Kupang.
Simon mengatakan, tugas ahli ukur kapal adalah mengukur untuk mengetahui tonase kotor dan tonase bersih dari sebuah kapal sebelum dilayarkan. “Tugas kami setelah kapal baru dibuat atau dibangun, kami harus mengukurnya. Ini pekerjaan yang tidak ringan,” kata lelaki kelahiran Kota Kupang, 8 Mei 1970 ini.
Jika untuk kapal dalam negeri, yang melakukan pengukuran adalah ahli ukur kapal dalam negeri. Demikian juga untuk kapal internasional dan kapal yang melintasi Terusan Suez dan Terusan Panama.
Terkait kewenangan pengukuran kapal, Simon yang sudah malang melintang menjadi kepala syahbandar di sejumlah pelabuhan di Indonesia ini, mengatakan, untuk kapal yang panjang di bawah 24 meter menjadi kewenangan pengukuran ahli dalam negeri. Sedangkan kapal dengan panjang di atas 24 meter sebagai kapal dengan kategori pengukuran internasional.
“Khusus untuk kapal-kapal yang melintasi Terusan Suez itu harus menjalani pengukuran oleh ahli ukur kapal yang memiliki pendidikan Diklat Pengukuran Terusan Suez. Saya pernah mengukur sebuah kapal Indonesia yang akan melewati Terusan Suez,” katanya.
Simon menyebut bahwa perkara pengukuran itu tergolong sulit. Menyadari keterbatasan tenaga dan dalam upaya untuk menyiapkan kader, saat ini sejumlah anak negeri tengah menjalani pendidikan di Jakarta. Tercatat sebanyak 30 orang. Latar belakang tenaga yang mengikuti pendidikan ini berbasis strata satu teknik perkapalan atau strata satu teknik sipil.
Simon juga sebagai satu-satunya putra NTT yang duduk di jajaran Pejabat Administrator Kementerian Perhubungan RI. *** (Paul Burin)
BIODATA
Nama : Simon Baon, S.Sos, M.H
Istri : Rambu Padjuka Luba Lauru, S.H (Pegawai di Kejati NTT)
Anak-anak : Alesni Ekawati Manek (pegawai di KSOP Waingapu), oRicard Marselinus Baon (PNS Distrik Navigasi Kelas II Kupang), Prety Maria Resa Baon (almarumah), Paskalis Umbu Hermanus Baon (Studi pada Teknik Perkapalan) dan Helena Claudia Baon (SMP kelas II)
Karier:
1. Staf di KSOP Waingapu 20 tahun
2. Pelaksana Tugas Adpel Waingapu 2009
3 . Kepala Pelabuhan
Baranusa 2010
4. Kepala Pelabuhan
Atapupu 2011-
2015.
5. KSOP
Waingapu 2015 –
2016
6. Kepala Seksi
Status Hukum Kapal KSOP Kelas I Dumai 2016-2017
7. Kepala Pelabuhan
Larantuka
2017- 2019
8. Kepala Pelabuhan
Labuan Bajo
2019-2021
9. Kepala Seksi
Lala dan Usaha
Jasa Kepelabuhanan
KSOP Kelas III
Tanjung Pinang
2021- 2022
10. Kepala Bidang
Status Hukum Kapal dan Sertifikasi KSOP Kelas I Sorong 2022
11. Kepala Bidang
Operasi Distrik Kelas I Sorong 2022-2023
12. Kabid Alur dan
Telkompel Distrik
Navigasi Kelas I
Tanjung Perak
Surabaya 2023
13. KSOP Kelas III Kupang 2023 hingga saat ini. *