Dalam Kesendirianku
Jauh dari kebisingan, sunyi mencekam hening,
dingin menggigil raga pekat malam membalut sepih desiran air sawah berbisik liri bunyi jengkrik sahut menyahut, dendangan kodok dalam bedengan sawah berpadu harmoni menghibur sukma
Dalam kesendirianku…
di sudut kota ini
Betun Malaka di kesunyian
depan teras rumah kontrakan
persis tepian pematang sawah.
Sejuknya udara malam menerpah raga
oksigen alami jadi santapan
Dalan keremangan
mata masih saja mencicip indah
jauh mata memandang
konfigurasi cahaya malamnya kota
indah tersaji membangga hati
proyeksi guratan agung
karya Tuhan patut disyukuri.
Dalam kesendirianku…
canda tawa tetangga terkubur malam
sedang pulas menikmat mimpi
Aku tenggelam dalam lamunan menjauh
coba menyingkap misteri
dari fenomen sosial mengaktual,
beragam keanehan peristiwa mencuat
korupsi menggila, pencurian dan perampokan,
pembubaran dan penutupan paksa rumah ibadah, persekusi, pemerkosaan;
penculikan, penganiayaan
dan pembunuhan sadis;
pemberontakan dan peperangan.
Rasa malu manusia telah pupus.
Bencana alam dan sosila tak terhitung. Kemiskinan dan derita rakyat tak berujung,
konflik, perseteruan terus menghias media,
Beragam penyakit terpapar sili berganti.
Kesusahan dan kesulitan terus membelit hidup.
Krisis identitas dan wibawah menerpah para pemimpin dan tokoh.
Kepalsuan telah mewarnai hidup manusia
Sedih menatap dunia…
Dalam kesendirianku…
aku menatap hampa
seolah tak berdaya menghalau derita
Tercermin, nilai kehidupan esensial hilang,
nilai kultural dan spiritual menjauh
kekuatan ego dunia mendominasi,
menjauhkan kekuatan Supranatural
Bejana kehidupan telah retak
Kebinasaan menunggu waktu.
Pertobatan adalah jalan pulang,
metanoia pilihan akhir.
TUHAN hadir dalam kemuliaan-cinta-Nya.
Malaka, Pondok Terang,
Malam Minggu, 9 Agustus 2025
Lukas Onek Narek