Pipa Distribusi PDAM Wair Puan Sikka Rusak, Ribuan Pelanggan Krisis Air Minum Bersih
SIKKA : WARTA-NUSANTARA.COM– Proyek pembangunan jalan di Desa Nirangkliung, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, disebut-sebut merusak pipa distribusi Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Wair Puan. Akibatnya, aliran air bersih ke 1.023 pelanggan terganggu hingga dua minggu terakhir.
Penjabat Kepala Desa Nirangkliung, Herman Alisari, menegaskan pemerintah desa prihatin atas terhentinya pasokan air bersih bagi masyarakat. Ia menjelaskan, kebocoran pipa ditemukan di jalur pekerjaan jalan pada 25 Agustus 2025.
“Atas bocornya pipa di areal badan jalan yang kami kerjakan, pada 25 Agustus 2025 kami telah membongkar kembali jalan yang sudah dikerjakan dan menemukan pipa bocor. Kegiatan itu disaksikan pengurus Perumda Wair Puan Sikka bersama enam staf, Ketua BPD, RT setempat, masyarakat, dan saya sendiri,” ungkap Herman, Kamis (4/9/2025).
Menurutnya, hasil kesepakatan bersama perwakilan PAM Nita, pipa bocor akan segera dilas oleh tim Perumda Wair Puan dengan target perbaikan pada 26 Agustus 2025.
“Kami tegaskan lagi sebenarnya bukan pipa patah, tetapi pipa bocor sehingga sebagian air keluar, tapi sebagian air masih mengalir dalam pipa,” jelasnya.
Herman juga menepis tudingan bahwa terhentinya aliran air sepenuhnya akibat proyek jalan. Ia menyebut, penutupan katup air di bendungan Nirangkliung oleh Perumda pada 25 Agustus 2025 sekitar pukul 16.00 WITA ikut memperparah kondisi.
“Sejak katup ditutup, air memang tidak mengalir sama sekali, sehingga masyarakat ditelantarkan dan tidak mendapatkan pelayanan air bersih,” tegasnya.
Lebih lanjut, Herman menyatakan pihaknya memberi waktu dua minggu kepada Perumda untuk mencari solusi jalur pipa baru jika kesepakatan awal tidak dilaksanakan.
“Sebab lokasi jalan bukan jalur pipa. Pemilik lahan juga tidak memberi izin lagi. Selain itu, ada pipa-pipa yang berada di atas badan jalan maupun melintang di Kali Detuara sehingga menghalangi kendaraan dan alat berat,” jelasnya.
Pemerintah desa juga menyoroti kontribusi Perumda kepada masyarakat. Menurut Herman, perusahaan air minum daerah itu mendapat keuntungan besar dari penjualan air bersih, namun pemilik sumber mata air dan warga setempat tidak mendapat kompensasi yang layak.
“Janji awal berupa pembangunan jalan hotmix ke Nirangkliung, pembuatan drainase, serta pembagian keuntungan air bersih bagi masyarakat harus segera direalisasikan,” tandasnya.
Ia menambahkan, pihaknya akan melayangkan surat resmi kepada manajemen PDAM Wair Puan Sikka, ditembuskan kepada Bupati Sikka, Ketua DPRD, Kepala Kejaksaan Negeri, Dewan Pengawas Perumda, Kepala BPMD, Camat Nita, hingga Kapolsek Nita.
Pemdes Nirangkliung berharap persoalan ini segera ditindaklanjuti agar masyarakat tidak lagi kesulitan mengakses air bersih, serta ada kejelasan terkait kompensasi dari pemanfaatan sumber air di desa tersebut.
Sebelumnya, Direktur PDAM Wair Puan, Frans Laka, menyebut pengerjaan jalan Desa Nirangkliung tidak disampaikan kepada manajemen PDAM.
“Material batu dan tanah hasil penggusuran jalan dibuang ke sisi jalan di pinggir kali, turut mengubur pipa sedalam 3–4 meter,” jelasnya.
Akibat kerusakan itu, distribusi air tidak hanya terganggu di wilayah IKK Nita, tetapi juga hingga Kota Maumere. PDAM ditaksir mengalami kerugian Rp 75 juta karena 17.766 meter kubik air tidak terdistribusi. Sebanyak 2.423 pelanggan terdampak, termasuk 358 pelanggan di Desa Tilang, 308 di Desa Lusitada, 143 di Bao Pa’at, dan 214 pelanggan di Desa Hepang. *** (ICHA-WN BIRO SIKKA)