• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Kamis, Desember 4, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Opini

Belajar dari Nepal: Mencegah Ledakan Sosial di Indonesia

by WartaNusantara
September 16, 2025
in Opini
0
Belajar dari Nepal: Mencegah Ledakan Sosial di Indonesia
0
SHARES
39
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Belajar dari Nepal: Mencegah Ledakan Sosial di Indonesia

Oleh Dr. Ir. Karolus Karni Lando, MBA

WARTA-NUSANTARA.COM-Opini : — Awal September 2025, Nepal diguncang kerusuhan besar setelah pemerintah memblokir media sosial seperti Facebook, X, dan YouTube. Kebijakan ini memicu kemarahan generasi muda (Gen-Z) yang menganggapnya sebagai bentuk pembungkaman suara rakyat. Protes pun berkembang menjadi gerakan anti-korupsi yang menyoroti gaya hidup mewah anak-anak pejabat, sementara rakyat hidup dalam kesulitan.

RelatedPosts

Tobby Ndiwa, Serfolus Tegu dan Kapolres Nagekeo Harus Diproses Hukum Terkait Kebocoran Data Intelijen dan Penyebaran Berita Bohong

Jangan Jadikan Polres Nagekeo Bunker Mafia (Catatan buat Gerombolan Mafia (5)

Tobby Ndiwa, Serfolus Tegu dan Kapolres Nagekeo Harus Diproses Hukum Terkait Kebocoran Data Intelijen dan Penyebaran Berita Bohong

Tobby Ndiwa, Serfolus Tegu dan Kapolres Nagekeo Harus Diproses Hukum Terkait Kebocoran Data Intelijen dan Penyebaran Berita Bohong

Load More

Aksi yang awalnya damai berubah menjadi kerusuhan pada 8–9 September 2025. Gedung parlemen, Mahkamah Agung, istana presiden, hingga rumah-rumah pejabat dibakar massa. Korban jiwa mencapai puluhan orang dan ribuan lainnya terluka.

Salah satu peristiwa paling tragis adalah terbakarnya rumah mantan Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli yang menewaskan istrinya. Peristiwa ini menjadi simbol pahit betapa parahnya kemarahan rakyat terhadap elit politik.

Jika kita melihat data, Indeks Persepsi Korupsi (CPI) Nepal hanya 34. Angka ini sama persis dengan CPI Indonesia, yang berarti tantangan kita terhadap korupsi sebenarnya tidak kalah serius.

Di Indonesia, jurang antara elit politik dan rakyat juga sangat lebar. Seorang anggota DPR RI bisa memperoleh pendapatan hingga 2 miliar rupiah per bulan dari gaji, tunjangan, fasilitas, dan honor, sementara jutaan rakyat masih hidup dengan upah minimum, kesulitan membayar sekolah anak, dan mahalnya biaya berobat.

Di Nusa Tenggara Timur, kondisi ini terasa lebih nyata karena banyak masyarakat yang masih berjuang untuk kebutuhan dasar, sementara pejabatnya hidup dengan segala fasilitas mewah.

Kisah Nepal seharusnya menjadi cermin bagi Indonesia. Jika kesenjangan sosial dan praktik korupsi tidak segera dibenahi, bukan tidak mungkin kemarahan rakyat suatu saat meledak.

Generasi muda Indonesia kini lebih kritis, lebih berani bersuara, dan punya senjata ampuh berupa media sosial. Reformasi parlemen, transparansi pendapatan pejabat, dan upaya serius mengurangi korupsi harus menjadi agenda utama. Kalau tidak, tragedi yang menimpa Nepal bisa saja terjadi di negeri kita sendiri.

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

Tobby Ndiwa, Serfolus Tegu dan Kapolres Nagekeo Harus Diproses Hukum Terkait Kebocoran Data Intelijen dan Penyebaran Berita Bohong
Hukrim

Jangan Jadikan Polres Nagekeo Bunker Mafia (Catatan buat Gerombolan Mafia (5)

Jangan Jadikan Polres Nagekeo Bunker Mafia (Catatan buat Gerombolan Mafia (5) Oleh : Steph Tupeng Witin(Jurnalis, Penulis Buku “Lembata Negeri...

Read more
Tobby Ndiwa, Serfolus Tegu dan Kapolres Nagekeo Harus Diproses Hukum Terkait Kebocoran Data Intelijen dan Penyebaran Berita Bohong

Tobby Ndiwa, Serfolus Tegu dan Kapolres Nagekeo Harus Diproses Hukum Terkait Kebocoran Data Intelijen dan Penyebaran Berita Bohong

“PROVOCATIONI OBSTARE” Tekanan Provokasi Adu Domba Merusak Tatanan Keharmonisan Kekerabatan

“PROVOCATIONI OBSTARE” Tekanan Provokasi Adu Domba Merusak Tatanan Keharmonisan Kekerabatan

Tantangan Peran Hukum Adat Dalam Penegakan Keadilan Hukum Secara Yuridis

Tantangan Peran Hukum Adat Dalam Penegakan Keadilan Hukum Secara Yuridis

Menjadi Saudara Dalam Kemanusiaan

Somasi Angkuh Untuk Membungkam Kritik (Catatan untuk Komplotan Mafia Nagekeo (4)

𝑫𝑼𝑶 𝑴𝑶𝑵𝑻𝑬𝑰𝑹𝑶 (𝑵𝒂𝒓𝒂𝒔𝒊 𝑼𝒔𝒌𝒖𝒑 𝑴𝒐𝒏𝒕𝒆𝒊𝒓𝒐: 𝑮𝒓𝒆𝒈𝒐𝒓𝒊𝒖𝒔 𝒅𝒂𝒏 𝑯𝒂𝒏𝒔 )

𝑫𝑼𝑶 𝑴𝑶𝑵𝑻𝑬𝑰𝑹𝑶 (𝑵𝒂𝒓𝒂𝒔𝒊 𝑼𝒔𝒌𝒖𝒑 𝑴𝒐𝒏𝒕𝒆𝒊𝒓𝒐: 𝑮𝒓𝒆𝒈𝒐𝒓𝒊𝒖𝒔 𝒅𝒂𝒏 𝑯𝒂𝒏𝒔 )

Load More
Next Post
Formalen Rapat Bersama Bupati Lembata Bahas Tunjangan DPRD

Formalen Rapat Bersama Bupati Lembata Bahas Tunjangan DPRD

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In