• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Minggu, November 9, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Kesehatan

Kematian Bayi di Puskesmas Waikenuit Atadei diduga Buruknya Pelayanan Medis 

by WartaNusantara
September 23, 2025
in Kesehatan
0
Kematian Bayi di Puskesmas Waikenuit Atadei diduga Buruknya Pelayanan Medis 
0
SHARES
217
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kematian Bayi di Puskesmas Waikenuit Atadei diduga Buruknya Pelayanan Medis 

LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM–  Duka mendalam menyelimuti pasangan Dominikus Duli dan istrinya setelah bayi perempuan mereka meninggal dunia saat mencari pertolongan medis di Puskesmas Waikeluit. Peristiwa ini menyoroti dugaan kelalaian dan buruknya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak puskesmas, yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam penyelamatan nyawa manusia 

 

RelatedPosts

Gubernur NTT Resmikan Rumah Sakit Pratama Solor di Flores Timur

Gubernur NTT Resmikan Rumah Sakit Pratama Solor di Flores Timur

Wagub Johni Asadoma : Gema Semangat Solidaritas Golf For Humanity Jadi Inspirasi Perjuangan Melawan Stunting

Wagub Johni Asadoma : Gema Semangat Solidaritas Golf For Humanity Jadi Inspirasi Perjuangan Melawan Stunting

Load More

Tujuan Hanya Ambil Rujukan, Berujung Kematian Tragis

Menurut penuturan Bapak Dominikus  Duli Ujan, pada malam nahas itu (sekitar pukul 23.00 WITA), ia dan istrinya membawa anak mereka ke Puskesmas Waikeluit bukan untuk rawat inap, melainkan hanya untuk mengambil surat rujukan agar bisa melanjutkan pemeriksaan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lewoleba.

Bayi mereka mengalami gejala seperti sesak napas, muntah, pilek, dan lendir di tenggorokan, namun secara umum masih dalam kondisi stabil. “Anak kami cuma muntah karena terlalu banyak minum ASI, kondisinya masih baik saat kami sampai di Puskesmas,” ujar Dominikus kepada Media ini melalui WhatsApp, Jumad 19 September 2025.

Tidak Ada Tindakan Medis Selama 12 Jam

Setibanya di Puskesmas, mereka sempat diterima oleh perawat yang bertugas dan data pasien dicatat.

Namun yang mengejutkan, tidak ada satu pun tindakan medis yang dilakukan sejak pukul 23.00 malam hingga pukul 11.00 siang keesokan harinya.

Padahal, menurut pengakuan perawat, ada dokter jaga malam itu yang standby di rumah. Setelah menunggu hingga keesokan hari, barulah dr. Selamet Erikson Sitinjak datang dan memeriksa bayi tersebut. Namun, pemeriksaan yang dilakukan pun disebut sangat singkat dan tidak menyentuh tindakan medis darurat.

Respons Dokter Dinilai Kasar dan Tidak Profesional

Bapak Domi juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap dokter yang dinilai kasar dan tidak empatik saat mereka menjelaskan tujuan kedatangan hanya untuk meminta surat rujukan. “Dokter Erik malah bertanya dengan nada tinggi, ‘

Apa hubungannya lendir dengan muntah?’ Itu menyakitkan bagi kami sebagai orang tua yang hanya ingin bantuan,” jelas Domi.

Prosedur Infus Gagal dan Diduga Picu Kondisi Bayi Memburuk

Setelah diskusi dengan orang tua, dokter kemudian memerintahkan perawat untuk memasang infus. Saat itulah proses medis yang dianggap lalai mulai terjadi. Perawat senior bernama Ibu Gardis yang diberi tanggung jawab untuk memasang infus terlihat ragu-ragu dan beberapa kali gagal menemukan vena bayi.

Akibatnya, infus harus dipasang ulang beberapa kali. Baca Juga :  Bupati Malaka : Jabatan Bukan Untuk Makan Puji Tapi Harus Tunjukkan Kinerja. “Ditusuk-tusuk jarum, anak kami menangis keras. Setelah itu keluar banyak darah dari bekas suntikan, dan anak kami mulai gemetar,” ungkap Domi dengan suara lirih. Tabung Oksigen Kosong, SOP Tidak Dikuasai Petugas Kondisi bayi semakin memburuk, dan dokter memerintahkan pemasangan oksigen.

Namun ironisnya, tabung oksigen yang ada ternyata kosong, dan petugas medis di puskesmas disebut tidak tahu cara mengoperasikan peralatan oksigen. Sopir ambulans bahkan harus dipanggil untuk membantu memasang oksigen, namun semua sudah terlambat.

Saat akhirnya oksigen berhasil mengalir, kondisi bayi sudah sangat kritis. Dokter berusaha memberikan bantuan napas manual, namun bayi perempuan itu sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Keluarga Trauma dan Minta Pertanggungjawaban Kematian bayi ini bukan hanya menyisakan duka, tetapi juga trauma dan kemarahan.

Keluarga menuntut agar pihak Puskesmas Waikeluit dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata memberikan klarifikasi dan pertanggungjawaban atas dugaan kelalaian fatal yang terjadi. “Kami datang bukan minta dirawat, hanya minta rujukan. Tapi kami malah kehilangan anak kami karena pelayanan yang sangat buruk,” pungkas Dominikus Duli.

Peristiwa ini menambah daftar panjang kasus keluhan pelayanan kesehatan di daerah terpencil. Minimnya pengawasan, kurangnya pelatihan petugas, serta sarana-prasarana yang tidak memadai menjadi faktor krusial yang harus segera dibenahi oleh pemerintah.

Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari pihak Puskesmas Waikenuit maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata.  *** (MNC/WN-01)

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

Gubernur NTT Resmikan Rumah Sakit Pratama Solor di Flores Timur
Kesehatan

Gubernur NTT Resmikan Rumah Sakit Pratama Solor di Flores Timur

Gubernur NTT Resmikan Rumah Sakit Pratama Solor di Flores Timur FLOTIM : WARTA-NUSANTARA.COM--  Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka...

Read more
Wagub Johni Asadoma : Gema Semangat Solidaritas Golf For Humanity Jadi Inspirasi Perjuangan Melawan Stunting

Wagub Johni Asadoma : Gema Semangat Solidaritas Golf For Humanity Jadi Inspirasi Perjuangan Melawan Stunting

Wabup Nasir Ajak Perawat Terus Belajar Bertransformasi di Era Digital Saat Buka Musda DPD PPNI Lembata

Wabup Nasir Ajak Perawat Terus Belajar Bertransformasi di Era Digital Saat Buka Musda DPD PPNI Lembata

Hari Kesaktian Pancasila 2025 : Momentum Untuk Berefleksi dan Menegakkan Nilai Luhur Bangsa Indonesia

HIV/AIDS di Nagekeo : Ancaman Senyap di Jantung Pembangunan

Wakil Gubernur NTT Johni Hadiri Kampanye Pemberantasan Polio

Wakil Gubernur NTT Johni Hadiri Kampanye Pemberantasan Polio

Sekda Paskalis Pimpin Rapat Koordinasi Penanggulangan HIV/AIDS: Tegaskan Komitmen Penguatan Kelembagaan dan Tata Kelola Sesuai Perpres 75 Tahun 2006

Sekda Paskalis Pimpin Rapat Koordinasi Penanggulangan HIV/AIDS: Tegaskan Komitmen Penguatan Kelembagaan dan Tata Kelola Sesuai Perpres 75 Tahun 2006

Load More
Next Post
Retret Mewah dan Kegagalan Empati Kepemimpinan

Retret Mewah dan Kegagalan Empati Kepemimpinan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In