• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Jumat, Oktober 3, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Opini

Pariwisata dan Peluang Kerja

by WartaNusantara
Oktober 3, 2025
in Opini, Pariwisata
0
Orang Gerindra Buat Beda, (Catatan Liburan di NTT 23/4 – 8/5 2022)
0
SHARES
14
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Pariwisata dan Peluang Kerja

Oleh : Robert Bala

“Tourism is a powerful tool for peace, dissolving boundaries and fostering global harmony.”

WARTA-NUSANTARA.COM–  Setelah 3 tahun menggeluti bidang vokasi (terapan) dalam bidang Perhotelan, pertanyaan berikut sering diajukan oleh orang tua: Apakah ada jaminan bahwa setelah selesai pendidikan, mahasiswa mendapatkan pekerjaan?

RelatedPosts

Ketika Titi Jagung Jadi Perlombaan Birokrasi Lembata

Dari Laut, Ladang, dan Kandang : Refleksi Jelang HUT Lembata

Menjadi Saudara Dalam Kemanusiaan

Hermien Kleden dan Jurnalisme “Tutu Koda”

Load More

Pertanyaan ini, akan semakin banyak diajukan di tengah berkurangnya penyerapan lulusan Perguruan Tinggi dalam dunia kerja. Data menunjukkan, dari 2 juta lulusan Perguruan Tinggi setiap tahun, hanya 15 % atau 300 – 400 ribu yang terserap. Penangguran pun kian bertambah dari 9,43% (2023) menjadi 12,21% pada 2024 dan menjadi 13,89% pada 2025 ini.

Pertanyaan lanjutan, apakah lulusan yang bisa terserap bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan? Dalam kenyataannya, hampir 70% lulusan bekerja tidak sesuai dengan keterampilannya. Hal ini terjadi karena terdapat kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki lulusan dan perubahan kebutuhan industri.

Hal lain karena terjadi keterbatasan lapangan pekerjaan. Penambahan jumlah lulusan tidak sebanding dengan penambahan jumlah lapangan pekerjaan. Selain itu terjadi ‘aspirational mismatch’ yakni waktu lebih lama menganggur bagi lulusan karena mereka terdapat ketidaksesuain antara ekspektasi pekerjaan dengan realitas yang ada di pasar kerja.

Data lain yang perlu diketahui sebagai bahan pertimbangan tentang jumlah lulusan dari segi latar belakang ilmu. Menarik bahwa lulusan tertinggi berasal dari rumpun ilmu pendidikan yang mencapai hampir 500 ribu orang. Bidang kedua adalah ekonomi (300 ribu), sosial (180 ribu), teknik (250 ribu) dan kesehatan (230 ribu). Pertanian pada gilirannya hanya kebagian 80 ribu lulusan.

Bagaimana membaca data ini? Bidang pendidikan dengan jumlah yang banyak tentu bisa dipahami dengan pendidikan profesi guru atau Pendidikan Sekolah Dasar. Tetapi permintaan pada bidang ini akan segera turun dengan hampir terpenuhinya program profesi guru sehingga keterserapan pada bagian pendidikan perlu diberi tanda kutip. Pada sisi lain, penyerapan bidang manajemen maupun sosial sangat bergantung pada faktor lain. Penyerapan lulusan ekonomi dan manajemen misalnya akan sangat terpengaruh geliat bidang kewirausahaan dan kondisi ekonomi masyarakat. Sementara bidang sosial dengan jumlah lulusan tertinggi berhadapan dengan minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia.

Ruang Pariwisata (Perhotelan)

Data tentang jumlah lulusan dan keterserapan dalam dunia kerja, mestinya mengerucut pada banyak alternatif jawaban. Penulis hanya fokus kepada pariwisata sebagai bidang yang bisa menghadirakn alternatif.

Di satu pihak, pariwisata bersinggungan langsung aspek ekonomi seperti meningkatkan pendapatan devisa dan menciptakan lapangan kerja. Pergerakan manusia akan sekaligus menggerakan ekonomi yang mendatangkan devisa bagi negara. Di sana anaka lapangan pekerjaan seperti industri perhotelan dan resort, industri makanan dan minuman, industri pariwisata dan perjalanan serta manajemen even. Selain itu, manfaat sosial budaya akan segera terasa melalui kegiatan promosi budaya yang berdampak pada peningkatan citra bangsa. Hal yang tidak kalah penting adalah tentang terwujudnya kepentingan diri bagi wisatawan. Wisawatan dapat mengaadskan rekresasi, pendidikan, dan bahkan urusan bisnis.

Adanya cakupan yang luas dari pariwisata memungkinkan untuk terbukanya peluang baru bila di satu sisi ada yang terkendala. Contoh saja pada saat pandemi covid-19. Larangan bepergian dengan efek berkurangnya tingkat okupansi hotel segera disiasati dengan industri makanan dan minuman yang nota bene tidak pernah berhenti bergerak.

Pada sisi lain, data dari Perguruan Tinggi yang berkaitan langsung dengan pariwisata baik Akademi Pariwisata/Perhotelan, Sekolah Tinggi Pariwisata, dan terutama Politeknik Pariwisata, tingkat kepastian memperoleh pekerjaan setelah lulus sangat besar. Banyak institut akademis mengklaim, 90% (bahkan 97%) mendapatkan pekerjaan. Dari segi kecepatan mendapatkan pekerjaan juga cukup menjanjikan. Di bawah 6 bulan, 86% lulusan sudah mendapatkan peekrjana. Data lain menunjukkan, saat masih menjadi mahasiswa, 26% telah mendapatkan pekerjaan.

Adanya peluang dalam negeri seperti digambarkan di atas pada sisi lain terdapat peningkatan jumlahp permintaan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Tahun 2025 ditargetkan 450 ribu tenaga kerja ke negara seperti Taiwan, Hongkong, dan Arab Saudi, dari tahun sebelumnya yang mencapai 297 ribu orang. Total permintaan luar negeri bisa mencapai 1,7 juta orang.

Tantangannya (yang sekaligus menjadi peluang), aneka tragegi yang menimpa para pekerja TKI telah menjadi catatan kelam hal mana memerlukan adanya MOU. Salah satu prasyarat penting adalah prioritas mengirimkan tenaga kerja berpendidikan. Program magang (internship) selama setahun menjadi satu incaran. Di sana mahasiswa memperoleh pengalaman yang menambah portofolio pengalaman kerja tetapi sekaligus memungkinkan mahasiswa mengumpulkan modal (selama magang) untuk meniti karir selanjutnya.

Peluang ini mestinya ditanggapi serius oleh institusi pendidikan, tua, maupun calon mahasiswa saat memilih Perguruan Tinggi untuk melanjutkan pendidikan. Perguruan Tinggi Vokasi mestinya tidak lagi dipandang sebelah mata. Di NTT misalnya, dari hampir 9000 lulusan setiap tahun hanya 5% atau sekitar 500 orang berasal dari bidang vokasi (Data BPS 2025). Jumlah itu tentu menjadi lebih kurang lagi kalau dilihat dari sisi pariwisata. Angka ini akan berbanding terbalik dengan animo perantauan dari NTT ke luar negeri terutama Malaysia. Mestinya pembatasan pengiriman tenaga kerja tak berpendidikan dan tak terlatih segera ditanggapi dengan menghadirkan program studi dengan tingkat diploma untuk mendidik dan melatih tenaga kerja secara profesional.

Pada sisi lain, orang tua maupun calon mahasiswa perlu mengkaji terbaran lulusan seperti digambarkan di awal tulisan ini untuk menjadi pertimbangan saat menentukan Prodi atau institusi perguruan tinggi yang dituju. Pilihan Program studi tidak lagi sebebas-bebasnya tetapi selalu ditempatkan dalam konteks. Artinya pariwisata akan tetap menjadi prioritas meski dunia mengalami kekacakan bahakn perang. Dalam kondisi yang mengancam perdamaian, pariwisata pun bisa hadir sebagai alat yang ampun untuk perdamaian, menghilangkan sekat, dan memupuk keharmonisan global. ***

Robert Bala. Direktur Akademi Perhotelan Tunas Indonesia, D4 Manajemen Perhotelan Jakarta.

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

Ketika Titi Jagung Jadi Perlombaan Birokrasi Lembata
Opini

Dari Laut, Ladang, dan Kandang : Refleksi Jelang HUT Lembata

Dari Laut, Ladang, dan Kandang : Refleksi Jelang HUT Lembata Oleh : Richardus B. Toulwala, S. Fil., M.Si, (Dosen Ilmu...

Read more
Menjadi Saudara Dalam Kemanusiaan

Hermien Kleden dan Jurnalisme “Tutu Koda”

Retret Mewah dan Kegagalan Empati Kepemimpinan

Luka Anak dan Dosa Sosial Kita; Menggugat Budaya Malu di Balik Kekerasan Seksual Terhadap Anak

Hari Kesaktian Pancasila 2025 : Momentum Untuk Berefleksi dan Menegakkan Nilai Luhur Bangsa Indonesia

Hari Kesaktian Pancasila 2025 : Momentum Untuk Berefleksi dan Menegakkan Nilai Luhur Bangsa Indonesia

Menjadi Saudara Dalam Kemanusiaan

Nagekeo dalam Cengkeraman Mafia?

Pemkab Lembata Luncurkan Program “Ayo Berwisata” di Igo Tapu Muruona

Pemkab Lembata Luncurkan Program “Ayo Berwisata” di Igo Tapu Muruona

Load More
Next Post
Kapolres Lembata AKBP Nanang Wahyudi : “Harus Edukasi Hukum Sebelum Tindak Tegas” 

Kapolres Lembata AKBP Nanang Wahyudi : "Harus Edukasi Hukum Sebelum Tindak Tegas" 

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In