• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Minggu, November 23, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Olahraga

Kalah Taktik, Bukan Kalah Semangat : Pelajaran dari Laga Indonesia VS Arab Saudi

by WartaNusantara
Oktober 9, 2025
in Olahraga, Opini
0
Kalah Taktik, Bukan Kalah Semangat : Pelajaran dari Laga Indonesia VS Arab Saudi
0
SHARES
82
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kalah Taktik, Bukan Kalah Semangat : Pelajaran dari Laga Indonesia VS Arab Saudi

Oleh : Dr. Ir. Karolus Karni Lando, MBA

WARTA-NUSANTARA.COM–  Sebagai penonton fanatik yang mengikuti jalannya laga, kekalahan Indonesia 2-3 dari Arab Saudi harus dibaca sebagai gabungan antara pilihan taktik yang kurang tepat, kelemahan eksekusi individu pada momen krusial, dan inferioritas struktur permainan di lini tengah yang membuat tim kehilangan kendali tempo pertandingan; Arab Saudi mampu bangkit lewat dua gol Feras Al-Brikan setelah Indonesia sempat unggul lewat penalti Kevin Diks, sebuah skenario yang menegaskan kemampuan Saudi memanfaatkan peluang dan tekanan balik.

RelatedPosts

Uskup Larantuka

Uskup Larantuka

Orang Gerindra Buat Beda, (Catatan Liburan di NTT 23/4 – 8/5 2022)

Orang Watuwawer dan ‘ERE IDE’ (Tafsiran atas Geothermal)

Load More

Dari sisi statistik lebih objektif, Saudi mencatat jauh lebih banyak ancaman ke gawang dengan tembakan tepat sasaran yang dominan dibanding Indonesia; data pertandingan menunjukkan Saudi memiliki sekitar 10 shots on target sementara Indonesia hanya sekitar 4, gambaran numerik yang menguatkan bahwa peluang lawan lebih berbahaya dan finishing mereka lebih klinis.

Secara taktik, Patrick Kluivert tampak menerapkan filosofi menyerang namun gagal membaca kebutuhan konteks permainan: komposisi awal yang tidak menurunkan pemain-pemain yang memberi penetrasi cepat seperti Ole Romeny dan Marselino mengurangi daya gedor sejak menit awal, sementara penempatan sayap dan peran Sayuri kurang efektif sehingga lini depan kurang mendapatkan suplai bola berkualitas; di sisi lain lini tengah kerap kosong saat transisi sehingga bek harus menutup ruang lebih lebar dan ruang antara lini tengah dan pertahanan sering dieksploitasi lawan (hal ini juga tercermin pada penguasaan bola dan fase final-third yang lebih dikuasai Saudi.

Dari aspek individual skill, beberapa pemain naturalisasi belum menunjukkan konsistensi ketika menghadapi pressure tinggi, kecuali beberapa pemain seperti Ole Romeny dan Payes yang menunjukkan kualitas menyerang nyata; sementara pemain lokal pada umumnya kerepotan dalam duel satu lawan satu dan sering kehilangan bola di area berbahaya; dalam kondisi ideal, komposisi pertahanan yang lebih seimbang seperti Jay, Ridho, dan Kevin akan memberi stabilitas lebih baik dibandingkan pilihan bek yang kurang kompak pada permainan tadi malam.

Pernyataan komentator Indonesia sebelum pertandingan berlangsung yang menuduh wasit asal Kuwait berpihak kepada Arab Saudi perlu dilihat dengan hati-hati; review rekaman pertandingan dan laporan resmi tidak menghadirkan bukti kuat adanya keberpihakan sistemik di semua keputusan wasit; meskipun tentu keputusan individu selalu dapat diperdebatkan dalam emosi siaran langsung dan oleh karena itu kritik harus dibangun atas bukti dan bukan asumsi semata.

Untuk persiapan menghadapi Irak, Indonesia wajib segera memperbaiki keseimbangan lini tengah dengan memainkan gelandang bertahan yang mampu menyapu ruang dan gelandang kreatif yang berani mengambil risiko serta menurunkan Ole dan Marselino sejak awal untuk memberi ancaman nyata di depan; Irak saat ini adalah tim yang berpengalaman, fisikal dan taktis di bawah arahan pelatih, memiliki kedalaman skuad dan mental kompetitif sehingga ancaman mereka datang lewat pressing dan kemampuan memanfaatkan peluang lewat transisi cepat oleh karena itu fokus latihan harus pada transisi cepat, pressing terorganisir, set-piece defensif, dan ketajaman eksekusi di kotak penalti agar Indonesia bisa mengubah potensi menjadi gol nyata. “pelajaran dari kekalahan: saat taktik gagal membaca irama permainan” Dr. Ir. Karolus Karni Lando, MBA *** 

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

Uskup Larantuka
Agama

Uskup Larantuka

Uskup Larantuka Oleh : Robert Bala WARTA-NUSANTARA.COM--  Ketika beredar surat pemberitahuan bahwa akan diumumkan Uskup Keuskupan Larantuka pada 22 November...

Read more
Orang Gerindra Buat Beda, (Catatan Liburan di NTT 23/4 – 8/5 2022)

Orang Watuwawer dan ‘ERE IDE’ (Tafsiran atas Geothermal)

Ketika Titi Jagung Jadi Perlombaan Birokrasi Lembata

Negeri Tanpa Sirene ; Mungkinkah Dinas Damkar Lahir di Lembata?

Bupati Lembata : “Jaga Nama Baik, Porseni Ajang Mengolah Bakat” 

Bupati Lembata : “Jaga Nama Baik, Porseni Ajang Mengolah Bakat” 

Menjadi Saudara Dalam Kemanusiaan

Mafia (Nagekeo) Tidak Mungkin Eksis Tanpa Dukungan Aparat Keamanan

Dr. Pius Rengka, SH., M.Sc. Sang Pengembara Intelektual

Dr. Pius Rengka, SH., M.Sc. Sang Pengembara Intelektual

Load More
Next Post
Menuju Kedaulatan Energi, UGM Dorong Flores Jadi Pusat Geotermal Nasional

Menuju Kedaulatan Energi, UGM Dorong Flores Jadi Pusat Geotermal Nasional

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In