Cinta Yang Terkubur di Barak : Air Mata Cicy untuk Lucky
KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM — Cinta itu sempat mekar di antara kesibukan seorang prajurit muda dan mahasiswi pariwisata. Namun, takdir berkata lain. Cerita kasih antara Prada Lucky Cepril Saputra Namo dan Cionce Sabuna, yang akrab disapa Cici, harus terhenti mendadak di tengah deru barak dan hiruk pikuk panggilan tugas negara.

Mendiang Lucky Cepril Saputra Namo, lahir di Malang pada 14 April 2003, beralamat di Jalan Saptamarga No. 3 Asrama TNI AD, Kelurahan Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, dikenal sebagai sosok muda penuh semangat. Di balik disiplin militernya, Lucky menyimpan sisi lembut sebagai anak, sahabat, dan kekasih yang setia.
Cici, mahasiswi Universitas Dhyana Pura (Undhira) di Bali, program studi Pariwisata Fakultas Bisnis, Pariwisata, Pendidikan dan Humaniora, masih menyimpan kenangan itu rapat di hatinya.
Kampus tempat Cici menimba ilmu terletak di Jalan Raya Padangluwih, Banjar Tegaljaya, Dalung, Kuta Utara, Badung, Bali, jauh dari hiruk pikuk militer Kupang, namun dekat dengan kenangan manis bersama Lucky.
“Komunikasi terakhir dengan Lucky pada akhir Juni 2025. Dia sempat kirim pesan dan bilang rindu. Sampai sekarang saya masih simpan salempang dari Lucky sebagai kenangan,” ujar Cici dengan suara bergetar kepada media ini melalui telepon WhatsApp, Minggu (2/11/2025).
Ketika media ini meminta izin untuk mencantumkan namanya dalam pemberitaan, Cici tidak menolak. Dengan nada tenang, ia menegaskan bahwa ia tidak memiliki alasan untuk menyembunyikan kebenaran.
“Silakan saja, memang kenyataannya seperti itu,” ujar Cici.
Kisah cinta mereka diketahui juga oleh rekan-rekan dan keluarga Lucky. Ibu kandung Lucky, Sepriana Paulina Merpey, mengungkapkan bahwa hubungan itu bukan rahasia.
“Terdakwa Made Juni Artha Dana juga tahu hubungan cinta Lucky dan Cici di Bali,” jelas Sepriana.
Hal senada disampaikan ayah kandung Lucky, Chrestian Namo, yang mengenal betul kehidupan anaknya.
“Lucky punya banyak teman perempuan, di Kupang maupun di daerah lain. Dia sosok yang mudah bergaul dan disukai banyak orang,” ungkapnya.
Pernyataan Cici, Ayah dan ibu Lucky ini menepis tuduhan-tuduhan miring yang beredar di tengah proses hukum atas kematian Lucky. Tuduhan bahwa Lucky terlibat dalam hubungan sesama jenis dinilai tidak berdasar dan mencederai nama baik almarhum.
“Lucky punya pacar di Bali, cantik dan ayu. Tuduhan-tuduhan itu sangat melukai kami sebagai keluarga,” lanjut Chrestian.
Di ruang sidang Pengadilan Militer III-15 Kupang, pernyataan para terdakwa dalam perkara kematian Prada Lucky Cepril Saputra Namo, memunculkan tuduhan yang tak berdasar bahwa almarhum Lucky memiliki orientasi seksual menyimpang.
Padahal, di balik seragam hijaunya, Lucky adalah sosok yang hangat dan dikenal dekat dengan banyak teman perempuan. Ia bahkan memiliki kekasih di Bali, Cionce Sabuna yang biasa disapa Cici, mahasiswi Universitas Dhyana Pura (Undhira) program studi Pariwisata. Hubungan mereka berjalan baik hingga komunikasi terakhir pada akhir Juni 2025.
Keluarga besar Lucky menilai, tuduhan itu hanyalah upaya pengaburan fakta dan pembentukan opini yang menyesatkan, agar publik menganggap kekerasan yang dialami korban seolah-olah memiliki alasan moral. Padahal dalam tiga hari sidang di Pengadilan Militer Kupang, tak ada satu bukti pun ditunjukan pada Majelis Hakim untuk menguatkan tuduhan tersebut.
“Mereka ingin membunuh karakter Lucky setelah membunuh tubuhnya,” ucap Chestian Namo dengan nada getir.
Kini, di tengah proses sidang militer yang masih bergulir selama tiga hari terakhir, motif pembunuhan Prada Lucky Cepril Saputra Namo masih menjadi tanda tanya besar. Namun satu hal pasti, di balik misteri kematian prajurit muda itu, ada kisah cinta yang tak sempat berakhir bahagia, cinta yang terputus di barak. *** (*/WN-01)








