Bupati Lembata: “Hari Toleransi Internasional Momentum Mengingatkan Keragaman Kekuatan Bangsa”
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM – Peringatan Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada 16 November dimaknai secara khusus oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Lembata dan masyarakat masyarakat lintas agama. Sangat tepat pada momentum tersebut, Bupati Lembata, Petrus Kanisius Tuaq mengatakan, peringatan Hari Toleransi Internasional adalah momentum yang mengingatkan kita semua, bahwa keragaman adalah kekayaan dan kekuatan bagi bangsa kita.

Dalam merayakan Hari Toleransi Internasional, FKUB kabupaten Lembata juga menggelar Karnaval budaya yang melibatkan kementerian agama kabupaten Lembata, Paguyuban, tokoh agama, tokoh masyarakat, kelompok orang muda dan sekolah yang ada di kota Lewoleba.
Acara peringatan hari Toleransi Internasional yang digelar di Taman Kota Lewoleba, Minggu 16 November 2025 diawali dengan penyalaan obor toleransi oleh masing-masing tokoh agama masing-masing tokoh agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu dan Budha. Sementara obor NKRI dinyalakan oleh Bupati Lembata Petrus Kanisius Tuaq yang diwakili Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Lembata, Petrus Kanisius Making.
Acara dilanjutkan dengan Doa syukur toleransi dan kerukunan oleh masing-masing tokoh agama dan dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan seruan moral Toleransi dan kerukunan.
Bupati Lembata, Kanis Tuaq dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Lembata Petrus Kanisius Making mengatakan, peringatan Hari Toleransi Internasional adalah momentum yang mengingatkan kita semua, bahwa keragaman adalah kekayaan dan kekuatan bagi bangsa kita.
“Toleransi bukanlah sesuatu yang tercipta begitu saja, melainkan harus terus dibentuk dan dipertahankan melalui tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari”, ungkapnya.
Karena itu Peringatan Hari Toleransi Internasional, menurut Bupati Lembata, bukan sekadar seremonial, tetapi kesempatan bagi kita semua untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan, kebersamaan, dan saling menghargai dalam keberagaman.
“Negeri kita Indonesia dan juga Kabupaten kita tercinta Lembata, adalah rumah besar yang dihuni oleh masyarakat dengan latar belakang Suku, agama, ras, dan budaya yang beragam. Dan dari keberagaman itulah kita menjadi kuat dan kaya akan nilai-nilai sosial serta budaya. Untuk itu, saya minta kita semua untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan”, kata Bupati Lembata dalam sambutannya.
Menurut Bupati Lembata, dalam kehidupan bermasyarakat, kita perlu menumbuhkan sikap saling menghormati, membuka ruang dialog, serta menolak segala bentuk kekerasan dan diskriminasi.
Disampaikan, perbedaan bukan sebagai pemisah, melainkan perekat yang memperkuat harmoni sosial di antara kita.
Ia mengajak masyarakat Lembata agar mengamalkan nilai-nilai luhur Bhinneka Tunggal Ika, di mana perbedaan keyakinan, suku, dan budaya tidak menjadi penghalang untuk kita saling mengenal, berkolaborasi dalam kebaikan, dan menjaga persaudaraan dalam kemanusiaan.
“Sebagai Pemerintah, kami tetap berkomitmen untuk terus mendorong terciptanya Suasana yang damai, inklusif, dan berkeadilan. Namun semua itu tidak akan berhasil tanpa dukungan seluruh elemen masyarakat, dukungan dari tokoh agama, tokoh adat, paguyuban-paguyuban, hingga generasi muda yang menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai toleransi di lingkungan masing-masing”, kata Bupati Lembata.
Menurutnya keragaman agama, bahasa, budaya, dan etnis bukanlah dalih untuk berkonflik, tetapi yang menguatkan kita untuk tumbuh bersama.
Lebih jauh disampaikan, keragaman adalah potensi bagi kita untuk saling mengenal dan berkolaborasi dalam kebaikan dan mewujudkan kemaslahatan bersama. Sebab, mereka yang bukan seiman adalah saudara dalam kemanusiaan.*** (*/WN-01)







