• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Rabu, Desember 3, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Opini

“PROVOCATIONI OBSTARE” Tekanan Provokasi Adu Domba Merusak Tatanan Keharmonisan Kekerabatan

by WartaNusantara
November 29, 2025
in Opini
0
“PROVOCATIONI OBSTARE” Tekanan Provokasi Adu Domba Merusak Tatanan Keharmonisan Kekerabatan
0
SHARES
40
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

“PROVOCATIONI OBSTARE” Tekanan Provokasi Adu Domba Merusak Tatanan Keharmonisan Kekerabatan

Oleh : Elvis Gadi Kapo

WARTA-NUSANTARA.COM–  Adu domba (memecah belah) secara luas diakui sebagai tindakan yang merusak tatanan kekeluargaan, baik dalam konteks keluarga inti, masyarakat, maupun bangsa. Tindakan ini merusak kepercayaan, menabur kebencian, dan menciptakan konflik di antara individu yang seharusnya saling mendukung.

Provokasi atau tindakan adu domba merusak hubungan tatanan persahabatan dan kekeluargaan. Adu domba
Menghancurkan fondasi kepercayaan dari setiap hubungan yang sehat. Rusakmya fondasi ini, membuat anggota keluarga sulit untuk percaya satu sama lain.

RelatedPosts

Tobby Ndiwa, Serfolus Tegu dan Kapolres Nagekeo Harus Diproses Hukum Terkait Kebocoran Data Intelijen dan Penyebaran Berita Bohong

Jangan Jadikan Polres Nagekeo Bunker Mafia (Catatan buat Gerombolan Mafia (5)

Tobby Ndiwa, Serfolus Tegu dan Kapolres Nagekeo Harus Diproses Hukum Terkait Kebocoran Data Intelijen dan Penyebaran Berita Bohong

Tobby Ndiwa, Serfolus Tegu dan Kapolres Nagekeo Harus Diproses Hukum Terkait Kebocoran Data Intelijen dan Penyebaran Berita Bohong

Load More

Permusuhan adu domba sering kali menimbulkan perselisihan dan permusuhan yang mendalam, mengubah kasih sayang dan persatuan menjadi kebencian dan perpecahan.
Menghambat komunikasi yang mengakibatkan komunikasi yang efektif terhenti, mempersulit penyelesaian masalah secara damai dan kolaboratif.

Korban adu domba menyebabkan Kerusakan Emosional yang berdampak pada stres, kecemasan, dan trauma emosional yang signifikan. Merusak solidaritas dalam skala yang lebih luas, merusak solidaritas sosial dan persatuan nasional, seperti yang sering terjadi dalam konteks politik atau sosial yang lebih besar.

“Tekanan provokasi adu domba” merujuk pada segala bentuk upaya, pengaruh, atau desakan yang disengaja untuk menciptakan permusuhan, konflik, atau perpecahan antara individu atau kelompok yang semula hidup harmonis.

Ini adalah tindakan yang melibatkan penyebaran informasi, baik benar maupun palsu (hoaks), rumor, atau hasutan yang bertujuan agar pihak-pihak yang menjadi sasaran saling curiga, membenci, dan akhirnya bertikai.

Karakteristik Utama
Provokasi: Adanya tindakan menghasut atau memancing reaksi emosional, sering kali dengan menyebarkan narasi yang keras atau menyesatkan.

Adu Domba (Namimah): Istilah ini secara spesifik berarti menyebarkan berita atau informasi dengan tujuan merusak hubungan dan memprovokasi permusuhan.

Tekanan: Menunjukkan adanya unsur paksaan, intimidasi, atau desakan psikologis yang membuat target provokasi merasa terpojok atau harus bereaksi.
Konteks dan Dampak
Fenomena ini sering kali dipicu oleh iri hati (hasad), kebencian, atau ambisi pribadi dari pihak provokator, dan kini lebih mudah dilakukan melalui media sosial.

Dampak negatifnya sangat besar, dapat merusak harmoni sosial, meningkatkan tekanan psikologis, dan bahkan menyebabkan kekerasan atau kerusuhan.

Untuk menghindari menjadi korban “tekanan provokasi adu domba”, masyarakat disarankan untuk:
Tidak langsung percaya, selalu verifikasi informasi yang diterima. Bersikap bijak dan memilah berita dengan cerdas dan tidak mudah terprovokasi. Tidak mendahulukan emosi saat menerima berita yang memicu amarah.
Meningkatkan iman dan takwa membantu mengendalikan penyakit hati seperti iri dan dengki.

Akademisi secara konsisten menanggapi provokasi adu domba dengan menekankan pentingnya persatuan, literasi politik, nilai-nilai Budi pekerti, dan pendekatan berbasis dialog untuk menjaga stabilitas dan kerukunan bangsa.

Melihat provokasi adu domba, sering kali melalui penyebaran hoaks dan politisasi identitas, sebagai ancaman serius terhadap integrasi sosial. Oleh karena itu, kajian akademisi menekankan bahwa nilai-nilai fundamental harus menjadi modal sosial perekat persatuan dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari untuk menangkal upaya perpecahan.

Perlunya peningkatan literasi politik dan media di kalangan masyarakat. Hal ini dianggap krusial untuk membekali publik agar mampu membedakan informasi yang benar (fakta) dari propaganda, hoaks, atau ujaran kebencian yang bertujuan untuk mengadu domba.

Dalam pandangan akademisi juga mengamati bahwa politik identitas adalah hal yang wajar dalam demokrasi, namun politisasi identitas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) harus dihindari karena bertentangan dengan nilai-nilai hidup bangsa dan berpotensi menciptakan perpecahan.

Pendekatan Akademisi tentang dinamika isu sosial politik kontemporer, termasuk fenomena hoaks dan konflik politik, untuk menawarkan solusi berbasis data dan fakta. Mengedepankan dialog dan empati untuk mengatasi situasi adu domba dengan penguatan pemahaman, dan dialog konstruktif untuk mengurangi ketegangan dan membuka peluang kerja sama.

Secara umum, kalangan memandang bahwa provokasi adu domba adalah masalah yang kompleks dan memerlukan pendekatan multiaspek, mulai dari penegakan hukum hingga penguatan pondasi sosial dan pendidikan kewarganegaraan, demi menjaga keutuhan. *** 

Penulis : Elvis Gadi Kapo, Pimred Pelitadesantt.com

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

Tobby Ndiwa, Serfolus Tegu dan Kapolres Nagekeo Harus Diproses Hukum Terkait Kebocoran Data Intelijen dan Penyebaran Berita Bohong
Hukrim

Jangan Jadikan Polres Nagekeo Bunker Mafia (Catatan buat Gerombolan Mafia (5)

Jangan Jadikan Polres Nagekeo Bunker Mafia (Catatan buat Gerombolan Mafia (5) Oleh : Steph Tupeng Witin(Jurnalis, Penulis Buku “Lembata Negeri...

Read more
Tobby Ndiwa, Serfolus Tegu dan Kapolres Nagekeo Harus Diproses Hukum Terkait Kebocoran Data Intelijen dan Penyebaran Berita Bohong

Tobby Ndiwa, Serfolus Tegu dan Kapolres Nagekeo Harus Diproses Hukum Terkait Kebocoran Data Intelijen dan Penyebaran Berita Bohong

Tantangan Peran Hukum Adat Dalam Penegakan Keadilan Hukum Secara Yuridis

Tantangan Peran Hukum Adat Dalam Penegakan Keadilan Hukum Secara Yuridis

Menjadi Saudara Dalam Kemanusiaan

Somasi Angkuh Untuk Membungkam Kritik (Catatan untuk Komplotan Mafia Nagekeo (4)

𝑫𝑼𝑶 𝑴𝑶𝑵𝑻𝑬𝑰𝑹𝑶 (𝑵𝒂𝒓𝒂𝒔𝒊 𝑼𝒔𝒌𝒖𝒑 𝑴𝒐𝒏𝒕𝒆𝒊𝒓𝒐: 𝑮𝒓𝒆𝒈𝒐𝒓𝒊𝒖𝒔 𝒅𝒂𝒏 𝑯𝒂𝒏𝒔 )

𝑫𝑼𝑶 𝑴𝑶𝑵𝑻𝑬𝑰𝑹𝑶 (𝑵𝒂𝒓𝒂𝒔𝒊 𝑼𝒔𝒌𝒖𝒑 𝑴𝒐𝒏𝒕𝒆𝒊𝒓𝒐: 𝑮𝒓𝒆𝒈𝒐𝒓𝒊𝒖𝒔 𝒅𝒂𝒏 𝑯𝒂𝒏𝒔 )

Uskup Larantuka

Uskup Larantuka

Load More
Next Post
DJ Pehol, Owner Brand Pasukan Geleng, Sukses Gelar Event Musik Vol. 2 di Samarinda

DJ Pehol, Owner Brand Pasukan Geleng, Sukses Gelar Event Musik Vol. 2 di Samarinda

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In