Peningkatan Kualitas Pendidikan Untuk Generasi yang Unggul, Cerdas dan Berkarakter
KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM– Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) RI Fajar Riza Ul Haq, bersama Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena berkesempatan menghadiri acara Hari Studi dan Perayaan Hari Ulang Tahun Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) ke 50+1 di Hotel Kristal pada Rabu 17 Desember 2025. Kegiatan tersebut mengangkat tema “Ut Omnes Unum Sint, All Together Now Mewujudkan Sekolah Unggul Katolik di Bumi Nusantara.




Kegiatan tersebut berlangsung sejak 15-18 Desember 2025, dengan tujuan sebagai bagian dari HUT MNPK dengan konsolidasi dan sinergi serta mensyukuri perjalanan, karya, dan kontribusi MNPK dalam pengembangan pendidikan Katolik di Indonesia, serta dalam rangka Evaluasi peran MNPK dalam menjawab tantangan pendidikan nasional dan global.



Wamendikdasmen RI Fajar Riza Ul Haq dalam sambutannya mengungkapkan peningkatan kualitas pendidikan akan mampu mencetak generasi unggul dan berkualitas bagi daerah. “Kita tentu tahu benar bahwa peran pendidikan sangatlah besar bagi perkembangan sebuah negara, dan peningkatan kualitas pendidikan akan sangat berpengaruh positif mencetak generasi yang unggul, cerdas, berkualitas dan berkarakter,” jelasnya.
Ia juga memberikan apresiasi serta menekankan sejarah panjang dan kontribusi besar pendidikan Katolik dalam mencerdaskan bangsa sejak era kolonial hingga saat ini. Selain itu, beliau mengungkapkan pemerintah senantiasa memberikan dukungan terhadap keberlanjutan sekolah swasta, yang selama ini turut berperan menjadi tulang punggung sistem pendidikan nasional.


“Sebagaimana filosofi pendidikan Katolik itu juga menjadi laboratorium pendidikan untuk mendorong proses perjumpaan antar individu, antar generasi, antar iman, antar bangsa, dan antar peradaban. Hal ini tentu mengingatkan kita kepada ungkapan Paus Fransiskus bahwa pendidikan hari ini dan di masa depan harus berani menciptakan dan membentuk individu yang inklusif serta bertanggung jawab, dan empati. Jadi proses pendidikan yang kita lalui itu harus menunjukkan keberanian kita keluar dari ego individual menuju komunalitas, menuju kebersamaan. Itu yang menjadi cikal bakal tumbuhnya bela rasa atau solidaritas,” ungkapnya.


“Kita percaya pendidikan itu bukan semata berorientasi kepada akademik, kepintaran kognitif, tetapi lebih dari itu membentuk manusia yang seutuhnya atau menjadi manusia yang holistik. Disamping membentuk individu sebagai manusia yang seutuhnya, pendidikan juga membentuk individu yang menjadi bagian dari anggota masyarakat. Jadi hakikatnya pendidikan itu adalah proses pemanusiaan yang mendorong kita untuk menjadi bagian dari kelompok yang lebih besar serta berkarakter untuk membangun nusa dan bangsa,” katanya.
Sejalan dengan hal tersebut Gubernur NTT, Melki Laka Lena yang membawakan materi tentang “Kontribusi Sekolah Katolik Dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Nusa Tenggara Timur mendorong agar setiap sekolah dapat mencetak lulusan yang mandiri serta bertanggung jawab untuk membangun deerah dari berbagai sektor.
“Saya dan Bapak Wakil Gubernur Pak Johni Asadoma menetapkan visi NTT maju, sehat, cerdas, sejahtera, dan berlanjutan. Kata “cerdas” kami masukkan secara khusus menegaskan bahwa faktor pendidikan adalah faktor penting dalam memajukan usaha tengah rapi. Salah satu misi soal pendidikan yang sangat jelas adalah menerapkan pendidikan berkualitas yang merata, partisipatif, dan tepat sasaran. Ini salah satu keinginan kami untuk memastikan bahwa pendidikan NTT ini bisa kita jangkau dengan baik,” ungkap Gubernur.
“Kita juga aktif mendorong dan mendukung pendidikan vokasi unggulan berbasis potensi daerah di Nusa Tenggara Timur. Sekolah vokasi ini diprioritaskan untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian serta kewirausahaan. Selain itu juga ada penguatan aspek kewirausahaan sekolah lewat program “One School One Product” sebagai upaya mendukung ekonomi lokal dan kemandirian siswa,” jelasnya.
“Kita ingin agar SDM di NTT ini juga punya peran dan tanggung jawab dengan kemampuan mengelola sumber daya lokal yang dimiliki dari berbagai sektor diantaranya pertanian, peternakan, perikanan dan lain-lain. Jadi konsep pendidikan diarahkan mencakup aspek intelektual, karakter, spiritual, sosial, serta kewirausahaan untuk membentuk peserta didik yang utuh dan mandiri,” tegasnya.
Terlepas dari hal tersebut, Gubernur juga mengungkapkan apresiasi terkait peran sekolah Katolik dalam membentuk moral dan karakter siswa. “Kita melihat kontribusi dan konsistensi sekolah Katolik dalam pembangunan SDM di NTT sejauh ini sangat baik dalam pembentukan karakter serta moral. Perjalanan hidup saya yang bersekolah di sekolah Katolik itu saya merasakan sangat kuat peran pendidikan karakter dan moralnya yang itu menjadi keunggulannya.” jelas Gubernur.
***(Siaran Pers Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT
Penulis : Meldo Nailopo
Foto : Dio Ceunfin
Video : Nurmala)








