ADVERTISEMENT
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Rabu, Juli 16, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Kotbah Hari Raya Natal 2021-C: “Marilah Kita Pergi ke Betlehem” Yes.62:11-12; Tit. 3:4-7; Luk.2:15-20

by WartaNusantara
Desember 25, 2021
in Uncategorized
0
Kotbah Minggu Paskah VI : “AKU TELAH MENETAPKAN KAMU”
0
SHARES
1.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero

WARTA-NUSANTARA.COM-Bapa, ibu, saudara-saudari yang terkasih,
Injil hari ini adalah kelanjutan dari injil tadi malam. Malaekat Tuhan menampakan diri kepada para gembala untuk mewartakan tentang kabar kelahiran Yesus Kristus. Selain kelahiran Yesus sebagai narasi utama, ditampilkan juga ‘tokoh-tokoh’ lain dalam cerita itu. Tokoh lain yang ditonjolkan pada dua kisah berturut-turut adalah para gembala. Siapakah para gembala itu maka mereka mendapat “posisi penting” dalam pemberitaan tentang kelahiran Yesus ini? Pekerjaan menjadi gembala bukanlah pekerjaan yang terpandang di Palestina pada masa hidup Yesus. Umumnya, para gembala adalah orang-orang yang tidak berpendidikan. Mereka biasa tidur bermalam-malaman di luar rumah, di padang belantara untuk menjaga kawanan ternak.Karena itu mereka tidak memiliki waktu untuk pergi ke bait suci guna menjalankan aturan agama, misalnya penyucian diri. Mereka terbiasa dengan pekerjaan kasar dan kehidupan yang bebas. Dalam aspek sosial, mereka bukan orang yang berpengaruh. Dalam aspek hukum, kesaksian mereka biasanya tidak diperhitungkan dalam pengadilan. Mereka dapat dikatakan sebagai kelompok marjinal dalam strata bawah kehidupan sosial Palestina. Tetapi, anehnya, berita natal itu pertama kali disampaikan kepada mereka.


Begitu mendapat kabar kelahiran Yesus dari para malaekat, mereka tidak tinggal diam. Mereka tidak ragu-ragu akan perkataan malaekat. Karena itu mereka saling mengajak. Mari kita pergi ke Betlehem. Mereka tidak ingin kehilangan kesempatan pertama. Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan Bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Mereka tidak perlu butuh waktu lama untuk mencari Bayi itu, karena ciri khas-Nya sudah disampaikan. Mereka menuju Betlehem. Betlehem yang pada saat pencacahan jiwa atas perintah kaiser Agustus, seketika menjadi “pusat keramaian dan tempat perjumpaan banyak orang”. Para “pendatang” yang datang dari berbagai daerah dan berkumpul di sana untuk tujuan tersebut. Betlehem pada titik ini menjadi “tempat umum.” Karena itu dia gampang ditemukan oleh para gembala. Dia dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.


Penginjil mencatat bahwa semua orang yang ada di tempat umum itu, yang mendengar tentang apa yang dikatakan para gembala merasa heran. Keheranan mereka berdasarkan pandangan mereka terhadap para gembala, yang tidak diperhitungkan dalam strata sosial Palestina. Orang banyak itu heran karena bagaimana mungkin malaekat menampakan diri kepada mereka untuk memberitakan tentang kelahiran Raja Damai? Mereka semakin heran, karena kesaksian mereka justru tentang Raja Damai yang berbaring di palungan dan terbungkus kain lampin. Bagaimana mungkin Raja Damai itu berbaring di palungan yang menjadi tempat makan minum ternak? Pantaskah seorang Raja yang dinanti-nantikan kedatangan-Nya dibaringkan di sebuah palungan hina?


Para gembala tidak peduli dengan keheranan orang banyak itu. Mereka masa bodoh terhadap keragu-raguan orang banyak itu. Mereka kembali sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Bagi mereka, memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan lihat adalah yang paling penting. Orang banyak itu mau percaya atau tidak, bukan urusan para gembala. Yang terpenting adalah mewartakan kabar sukacita itu. Karena itu mereka terus mewartakan berita tentang kelahiran Yesus dengan penuh sukacita.

RelatedPosts

Wagub Johni Asadoma Dorong UPG 1945 NTT  Hadirkan Layanan Pendidikan Berkualitas

Wagub Johni Asadoma Dorong UPG 1945 NTT  Hadirkan Layanan Pendidikan Berkualitas

Suara Untuk Aksi Iklim Berkeadilan : Diskusi Publik Masa Depan Berkelanjutan di Indonesia

Suara Untuk Aksi Iklim Berkeadilan : Diskusi Publik Masa Depan Berkelanjutan di Indonesia

Load More


Ditampilkannya para gembala dalam narasi kelahiran Yesus ini hendak menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan bekerja dengan otoritas-Nya sendiri dengan menggunakan orang yang dianggap “lemah”, hina dan teroinggirkan untuk karya agung-Nya, karya penebusan. Karya keselamatan dan pembebasan manusia. Tuhan memakai para gembala yang nota bene hampir tidak mempunyai waktu untuk pergi ke Bait Allah di Yerusalem untuk menyucikan diri, tetapi Tuhan justru menggunakan mereka sebagai saksi pertama kelahiran Bayi Yesus. Penginjil hendak menunjukkan kepada kita bahwa sekalipun mereka lebih banyak waktunya di padang belantara untuk menggembalakan ternak mereka, tetapi ternyata bagi Tuhan, mereka hidup benar di hadirat-Nya. Karena itu Allah berkenan kepada mereka untuk menjadikan mereka sebagai saksi natal Yesus yang pertama.

Bapa, ibu, saudara-saudari yang terkasih, sudah dikatakan di atas bahwa Yesus lahir di Betlehem, pada saat begitu banyak orang Yudea dari berbagai diaspora datang untuk melakukan cacah jiwa, – sensus penduduk – atas maklumat kaiser Agustinus. P eristiwa kelahiran Yesus di Betlehem pada saat banyak orang ada di wilayah Yudea, dan kabar kelahiran-Nya disampaikan malaekat kepada para gembala di padang hendak menunjukkan bahwa Yesus lahir untuk semua orang, Ia mau bersahabat dengan siapapun. Ia mau menjadi saudara bagi saudara-saudara-Nya. Maka dalam konteks ini, Natal dapat dimaknai sebagai perayaan persaudaraan, sebagaimana tema natal nasional tahun ini:” Cintakasih Kristus yang Menggerakan Persaudaraan.”Maka kita orang kristen yang merayakan natal tahun ini perlu menyadari bahwa kita membina persaudaraan, kita mewujudkan rasa persaudaraan kristiani oleh karena kita digerakan oleh Cintakasih Kristus.


Karena cintakasih Kristus inilah maka kita harus menyadari bahwa Kita Semua Bersaudara.Karena kita semua bersaudara maka, tidak harus lagi ada konflik dan perselisihan. Kita harus menjunjung tinggi prsaudaraan dengan terus menerus membinanya. Hal mana ditegaskan oleh ajaran sesama kita yang Muslim:” Ada tiga dimensi persaudaraan, yaitu dengan mereka yang seagama, dengan mereka yang sebangsa dan dengan sesama manusia. Dimensi yang ketiga inilah yang paling luas mencakup semua orang: kita bersaudara dengan semua orang karena mereka itu manusia, sesama kita.
Menyadari betapa pentingnya persaudaraan masyarakat manusia, maka Paus Fransiskus bersama Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayyeb pada tgl. 4 Februari 2019 menyerukan kepada dunia prinsip persaudaraan ini. Semua manusia adalah saudara. Karena itu prinsip “Persaudaraan Manusia” harus diwujudkan dalam kehidupan agar kita bisa membangun perdamaian dunia dan hidup bersama.
Saudara-saudaraku, Yesus menyatakan bahwa baik Dia sendiri maupun mereka semua yang dikuduskan berasal dari Bapa yang satu. Sebab itu “Ia tidak malu menyebut mereka sebagai saudara” (Ibr 2:11). Ia datang untuk memberitakan nama Allah kepada kita, saudara-saudara-Nya. Natal adalah saat yang menggembirakan dan mengagumkan itu, saat terjalin solidaritas Allah dan manusia, saat Yesus, Putera Allah yang mahatinggi tidak malu menjadi Saudara kita.


Dengan merayakan Natal kita memuliakan Tuhan yang merendahkan diri dan menjadi Saudara bagi semua dan setiap orang. Tidak ada kado natal yang lebih indah bagi Dia selain bahwa kita juga harus menjadi saudara bagi semua dan setiap orang. Persaudaraan manusia itu melampaui batas-batas suku dan daerah, agama dan budaya, dan status sosial serta adat-istiadat.
Karena itu, marilah kita semua memperingati kelahiran Tuhan tahun ini dengan menyambut Dia dan mengizinkan Dia meruntuhkan tembok-tembok pemisah antara kita, yaitu perseteruan, kecongkakan, kerakusan dan dendam kesumat. Semoga Dia, damai sejahtera kita, menjadi sumber sukacita dan kerukunan dalam keluarga Saudara, dalam Gereja dan masyarakat. Semoga oleh karena Cintakasih-Nya yang Menggerakan Persaudaraan kita, kita diteguhkan untuk mencontohi para gembala dengan saling mengajak:” Marilah Kita Pergi Ke Betlehem.”

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

Wagub Johni Asadoma Dorong UPG 1945 NTT  Hadirkan Layanan Pendidikan Berkualitas
Pendidikan

Wagub Johni Asadoma Dorong UPG 1945 NTT  Hadirkan Layanan Pendidikan Berkualitas

  Wagub Johni Asadoma Dorong UPG 1945 NTT  Hadirkan Layanan Pendidikan Berkualitas KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM--  "Pembangunan di bidang pendidikan terus...

Read more
Suara Untuk Aksi Iklim Berkeadilan : Diskusi Publik Masa Depan Berkelanjutan di Indonesia

Suara Untuk Aksi Iklim Berkeadilan : Diskusi Publik Masa Depan Berkelanjutan di Indonesia

Ayo Membaca di Lapak Pinggir Jalan Dukung Program Literasi Lembata

Ayo Membaca di Lapak Pinggir Jalan Dukung Program Literasi Lembata

GEMPANA Dukung Kejari Madina Usut Tuntas Dugaan Korupsi Program Smart Village

GEMPANA Dukung Kejari Madina Usut Tuntas Dugaan Korupsi Program Smart Village

Gubernur NTT Hadiri Perayaan HUT Bhayangkara ke-79 : Janji Suci Polri Ciptakan Aman, Damai dan Sejahtera

Gubernur NTT Hadiri Perayaan HUT Bhayangkara ke-79 : Janji Suci Polri Ciptakan Aman, Damai dan Sejahtera

Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria : Bersama Remaja Paroki St. Maria Banneux Lewoleba; “Rajut asa Membangun Iman Spiritual”.

Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria : Bersama Remaja Paroki St. Maria Banneux Lewoleba; “Rajut asa Membangun Iman Spiritual”.

Load More
Next Post
Kasus Covid 19 di Elar Selatan Mulai Terkendali

Matim 70 Porsen Vaksin Covid 19, Jefrin Haryanto: Ini Hadiah Natal Paling Indah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In