Siap Diri Masuk Jenjang Perguruan Tinggi
NAGEKEO : WARTA-NUSANTARA.COM-Peserta Kuliah Kerja Nyata Tematik-Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKNT-PPM) Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang, semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 yang berlokasi di 5 desa dalam wilayah Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo, bersama dosen pendamping melakukan kunjungan ke SMAN 1 dan SMAN 2 Keo Tengah pada Rabu, 02 Februari 2022 dan Kamis 03 Februari 2022. Kunjungan tersebut, selain untuk mengajak para pelajar kedua sekolah, khususnya kelas XII untuk siap diri memasuki jenjang perguruan tinggi, juga memperkenalkan kampus UNWIRA Kupang.
Di kedua sekolah yang dikunjungi, pihak sekolah memberikan waktu mulai pukul 09.00 hingga pukul 11.00 WITA kepada peserta KKN untuk berinteraksi dengan para siswa maupun para guru. Pengenalan kampus yang dilakukan pada kedua sekolah, tidak hanya menyasar pada murid-murid kelas XII. Pihak sekolah juga melibatkan murid-murid kelas X dan kelas XI serta para guru untuk
Kepala SMAN 1 Keo Tengah, Maximus Soo Lundu,S.Pd mewajibkan semua civitas akademika sekolah tersebut untuk dapat mengikuti acara kunjungan dan sosialisasi ini karena sekolahnya baru pertama kali dikunjungi oleh dosen dan mahasiswa. “Saya mewajibkan seluruh civitas sekolah ini, termasuk saya, untuk mengikuti kunjungan dan sosialisasi ini karena baru pertama kali kami alami kunjungan dari mahasiswa mahasiswi dan dosen. Kunjungan ini dapat memacu semangat dan motivasi kami semua untuk meningkatkan mutu pedidikan di sekolah ini. Kehadiran mahasiswa mahasiswi dari Kupang, bisa mengobarkan semangat seluruh siswa siswi di sekolah ini untuk dapat belajar lebih giat, siap diri pergi kuliah, dan mengenal jurusan-jurusan melalui perkenalan oleh para mahasiswa Kami para guru juga bisa bantu arahkan anak-anak untuk siap ke perguruan tinggi, dalam proses belajar mengajar. Ini energi baru buat kami”. Demikian kepsek Maximux, sambil meminta mahasiswa peserta KKN dari program studi Tekni Arsitektur untuk membantu merancang gapura masuk ke komplek sekolahnya, yang terletak di desa Kotodirumali, sekitar 2 km dari desa Udiworowatu, pusat Kecamatan Keo Tengah.
Kondisi yang relatif sama, terjadi pula di SMAN 2 Keo Tengah, yang terletak di Desa Wajo Timur, sekitar 10 km dari ibu kota Kecamatan, ke arah pegunungan. Kepapa SMAN 2 Keo Tengah, Andreas Bheda,S.Ag mewajibkan seluruh siswa siswi serta para guru untuk mengikuti sosialisasi dimaksud, karena baru pertama kali mendapat kunjungan mahasiswa. “Di sini, anak-anak rata-rata hanya mengenal jurusan kuliah yaitu jadi guru atau perawat. Bidang lain kurang dikenal. Kami telah berupaya memberikan gambaran sejauh yang kami tahu, namun dengan kehadiran mahasiswa dan memberikan informasi langsung, tentu itu sangat menolong anak-anak kami”. Demikian Kepsek Andreas, dan mengharapkan agar sekolahnya yang baru berusia 5 tahun tersebut, dapat dikunjungi lagi oleh mahasiswa mahasiswi pada waktu-waktu berikutnya.
Dalam acara kunjungan dan sosialisasi di kedua sekolah tersebut, para mahasiswa yang hadir diberikan kesempatan memperkenalkan diri yang terdiri dari: nama lengkap, nama panggilan, daerah asal, fakultas, program studi, dan lokasi desa KKN. Dosen pendamping; Geradus D Tukan,S.Pd.M.Si dan Satrio Pedo,ST.MT pun beroleh kesempatan memberikan sedkit perkenalan tentang lingkup kerja dan program studi tempat mengajar.
Paradigma baru Kuliah.
Gerardus D Tukan, dosen pada program studi Kimia FMIPA UNWIRA Kupang, yang berkapasitas sebagai salah satu Dosen Pendamping Lapangan bagi para mahasiswa mahasiswi peserta KKNT-PPM di kecamatan Keo Tengah kabupaten Nagekeo ini pun menjelaskan kepada para siswa siswi serta para guru di kedua sekolah yang dikunjungi, tentang paradigma baru pendidikan di Perguruan Tinggi sekarang.
Gerard menguraikan bahwa di perguruan tinggi merupakan tempat bagi para mahasiswa mahasiswi untuk mengeksplorasikan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari dan dimiliki selama 14 tahun di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Ilmu yang telah dimiliki itulah yang nanti dikembangkan di perguruan tinggi melalui berbagai karya-karya kreatif inovatif mahasiswa. Pemerintah telah menyiapkan banyak dana stimulus untuk mendukung para mahasiswa mengembangkan ilmu pengetahuan dan karya-karya, dalam bentuk Program Kreatiftas Mahasiswa (PKM). Dana-dana itu hanya bisa direbut oleh para mahasiswa melalui pengajuan proposal gagasan Kreatif Inovatif. Bukan meminta-minta dan membutuhkan belas kasihan. Ditekankannya bahwa para pelajar SMA dan SMK, termasuk para guru, patut telah mengetahui hal-hal ini sehingga jenjang SMA maupun SMK harus menjadi jenjang persiapan diri anak untuk memasuki arena kompetisi di perguruan tinggi.
“Kalian datang sekolah setiap pagi di sini selama 3 tahun ini, harus dimaknai dan dimanfaatkan sebagai perjuangan kalian mempersiapkan diri untuk nanti bersaing di perguruan tinggi. Kalian datang sekolah bukan karena takut dimarahi orangtua atau guru, tetapi karena kalian mempersiapkan diri ke jenjang perguruan tinggi. Bapak ibu guru di sekolah kalian ini membantu mempersiapkan kalian. Jadi, bapak ibu guru tidak hanya mengajar, tetapi lebih dari itu berperan siapkan para siswa siswi untuk akan menjadi mahasiswa mahasiswi yang mampu merebut dana-dana stimulus dari pemerintah, dan muncul menjadi mahasiswa mahasiswi berprestasi. Persiapan diri harus dimulai dari kelas 1 SMA”. Demikian Gerady menutup sosialisasi***








