Oleh : Romo Antonius Prakum Keraf, PR
WARTA-NUSANTARA.COM-Oase Kehidupan, Minggu Biasa VI.Thn C .II : 13 Februari 2022| Yer 17:5-8|Mzm 1:1-2,3,4,6|1Kor 15:12,16-20 | Luk 6: 17.20-26 | Hidup yang Terberkati | ORANG terberkati tidak merasa ada kekurangan! Pribadi yang memberikan berkat yaitu Allah! Apakah di dalam Allah ada kekurangan? Tidak! Hidup dalam Allah itu penuh, tidak ada kekurangan! Kita mengambil bagian dalam hidup Allah berarti kita memiliki kepenuhan.
Nabi Yeremia mengibaratkan kepenuhan itu sama dengan sebuah pohon di tepi aliran sungai. Ia tidak pernah berhenti menghasilkan buah! Kita menanggapi berkat Allah dengan ucapan syukur, dengan ekaristi! Ekaristi bukan hanya sebuah perayaan! Kita juga menerima tugas perutusan! ‘saudara-saudari, pergilah dan muliakanlah Tuhan dengan hidupmu!
Setiap kali kita memuliakan Tuhan dengan saling berbagi, saling membantu, di situ ada kepenuhan. Tidak ada orang beriman merasa ada kekurangan! (Yer 17:5-8) Apakah masih ada yang merasa kurang dalam hidup beriman! Pemazmur menyebut orang beriman paling bahagia! Kebahagiaan itu mengalir dari renungan hukum akan Allah siang dan malam! Hidup mereka sama dengan pohon di tepi aliran sungai! (Mzm 1:1-2,3,4,6) Apakah dalam hidup kita ada budaya merenungkan sabda Allah siang dan malam?
Rasul Paulus menyebut kebangkitan Kristus sebagai tanda kepenuhan dalam Allah! Hidup terberkati ‘selalu bangkit ‘ menemukan harapan hidup baru! (1Kor 15:12,16-20) Apakah kita memiliki harapan di tengah banyak kesulitan? Hidup penuh harapan ada dalam Sabda bahagia.
Orang beriman adalah orang miskin di hadapan Allah! Jika kita tidak pernah merasa miskin di hadapan Allah, pasti kita juga tidak membutuhkan Dia! Tidak pernah berdoa, tidak pernah juga merenungkan sabdaNya! (Luk 6: 17.20-26) Apakah kita orang miskin di hadapan Allah atau miskin di hadapan dunia? Sejauhmana saya mengalami hidup penuh berkat?