Flores Timur – Pemerintah Kabupaten Flores Timur akhirnya membatasi festival dan beberapa kegiatan jelang Prosesi Semana Santa di Larantuka, Flores Timur. Hal ini dilakukan Pemda Flotim untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19).
Satu di antara beberapa kegiatan yang dibatalkan jelang Semana Santa adalah Gerakan Bale Nagi (GBN) 2020 yang digagas para diaspora Flores Timur Jakarta yang tergabung dalam Organisasi Kontas Flores Timur.
“Adapun isi surat edaran yang perlu diketahui yaitu pembatalan Gerakan Bale Nagi bagi warga Diaspora Flores Timur, yang berada di luar wilayah NTT untuk menghadiri Semana Santa pada Bulan April 2020 yang akan datang,” kata Bupati Flores Timur, Antonius Gege Hadjon saat konferensi pers di ruang rapat bupati, Selasa (17/3/2020).
Bupati Hadjon mengatakan, himbauan ini tentu berdampak pada kunjungan wisatawan saat Semana Santa, namun pihaknya harus memgambil suatu keputusan tegas setelah melihat perkembangan Covid-19 secara nasional belakangan ini.
“Tentunya itu akan berdampak pada Kabupaten Flores Timur. Dengan kondisi yang berkembang itu, kami perlu mengeluarkan surat edaran untuk dijalani Masyarakat Kabupaten Flores Timur,” kata Bupati Hadjon.
Tidak hanya itu, Pemda Flotim juga membatasi kegiatan seperti pelaksanaan festival, pesta rakyat atau hajatan lainnya yang sifatnya menimbulkan kerumunan massa untuk menghindari penyebaran virus corona dalam kurung waktu yang tidak bisa ditentukan.
“Sambil menunggu perkembangan penanganan pandemi virus corona,” katanya.
Bupati Hadjon mengatakan, himbauan yang sama juga sudah disampaikan Presiden Jokowi dan Gubernur NTT, Victor Laiskodat terkait penyebaran virus Covid-19.
Koordinator Nasional GBN 2020, Simon Lamakadu saat dikonfirmasi BentaraNet membenarkan pembatalan GBN 2020 oleh Pemda Flores Timur.
Simon mengatakan, pihaknya juga telah membatalkan kegiatan GBN 2020 secara verbal sejak kemarin (18/3) kepada peserta yang telah mendaftar.
Simon mengatakan, dari sekitar 100 peserta GBN 2020 yang sudah mendaftar sebagian besar berasal dari Jakarta yang merupakan daerah epidemik Covid-19 di Indonesia.
“Kami juga sudah secara resmi membuat surat pembatalan yang ditembuskan ke Pemda setempat (Pemda Flores Timur). Apalagi data terkini menunjukan epidemik terbesar virus corona ini kan ada di Jakarta dan mayoritas peserta GBN 2020 yang mendaftar di sistem kami itu berada di Jakarta,” kata Simon.
Beberapa peserta GBN 2020 lainnya berasal dari Kepulauan Riau, Surabaya, Batam dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia. Simon mengatakan pembatalan ini juga dilakukan untuk menyikapi larangan pemerintah pusat dan daerah untuk tidak bepergian kemana-mana.
“Keputusan yang paling baik adalah membatalkan kegiatan ini. Dan kami komunikasi intens dengan Pemda Flores Timur untuk hal ini,” imbuh Simon.
Meski demikian, melihat antusias masyarakat diaspora yang begitu tinggi, Simon mengatakan kegiata GBN ini akan tetap dilakukan pada tahun-tahun yang akan datang.
“Sangat berat memang karena kami korban waktu dan tenaga selama 6 bulan lalu last minute baru dibatalkan itu memang berat. Tapi tidak apa-apa semua peserta memaklumi hal ini dan tahun depan pasti kita akan lakukan lagi,” pungkas Simon.
Tidak hanya GBN 2020, Pemda Flores Timur juga sudah mulai membatasi arus masuk dan keluar orang di Kabupaten Flores Timur.
Bupati Hadjon menghimbau masyarakat segera menghubungi petugas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala demam di atas 38 derajat celsius, pilek, batuk, nyeri tenggorokan, dan sesak napas.
Dilansir dari laman kompas.com, menurut data Kementerian Kesehatan, ada 134 pasien positif Covid-19 hingga Selasa (17/3/2020) pagi.
Sementara itu, pasien yang meninggal akibat virus corona ada lima orang dan yang sembuh sudah delapan orang. Sebanyak 1.230 orang telah diperiksa. Dari jumlah tersebut, 1.083 orang negatif virus corona. (*/red)