KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM- – Pemerintah, DPR, dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhirnya menyepakati tanggal pemungutan suara Pemilu Serentak dan Pilkada Serentak 2024. Diketahui, Pemilu akan digelar 14 Februari, sedangkan pilkada akan dihelat 27 November 2024. Itu artinya, pelaksanaan Pilkada 2024 untuk pemilihan gubernur-wakil gubernur di NTTÂ masih sekitar 2 tahun lagi.
Sebagaimana dikutip dari www.enbeindonesia.com, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai mengusulkan anggaran pelaksanaan Pilkada 2024 untuk pemilihan gubernur-wakil gubernur di NTT sebesar Rp376,3 miliar kepada pemerintah provinsi setempat.
“Anggaran yang kami ajukan ini untuk mendukung berbagai kebutuhan pengawasan penyelenggaraan pemilihan gubernur-wakil gubernur NTT yang dijadwalkan pada 27 November 2024,” kata Ketua Bawaslu NTT Thomas Djawa dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis, 14 April 2022.
Ia mengatakan pengajuan anggaran senilai Rp376,3 miliar itu berpedoman pada regulasi tentang pilkada serentak tahun 2020 sehingga belum bersifat final.
“Anggaran bisa bertambah ataupun berkurang, manakala dilakukan berbagai penyesuaian sesuai dengan regulasi yang terbaru ke depan,” katanya.
Ia menjelaskan jika pilkada serentak dilaksanakan pada 27 November 2024 nanti, maka tahapan pilkada sudah harus dimulai 12 bulan sebelum pelaksanaan.
Semua persiapan termasuk asistensi sudah harus dimulai sejak Juni 2023 sehingga Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) sudah harus ditandatangani oleh pemerintah daerah dan penyelenggara pilkada paling lambat pada Oktober 2023.
Thomas menjelaskan struktur pembiayaan pemilihan gubernur-wakil gubernur dan bupati-wakil bupati, khususnya yang ada di Bawaslu tidak ada yang berbeda.
“Jadi akan ada sharing anggaran antara dana hibah provinsi dan kabupaten/kota,” katanya.
Ia menambahkan mengatakan pemda 22 kabupaten/kota sudah menyampaikan permintaan untuk rapat koordinasi bersama yang akan segera digelar karena pelaksanaan tahapan pilkada dijalankan secara serentak.
“Oleh karena itu semua pihak bisa menyamakan pemahaman terkait kebutuhan anggaran dan untuk kepentingan sharing anggarannya pasca-asistensi,” katanya.
Lembaga Survei dan Konsultan Politik Charta Politika merilis beberapa nama kandidat kepala daerah pilihan rakyat dalam Pemilihan Kepala Daerah Nusa Tenggara Timur 2024 atau Pemilihan Gubernur NTT (Pilgub NTT) mendatang.
Dalam hasil survei yang berlangsung pada 4-12 Maret 2022 itu, Charta Politika tersebut mendapatkan 12 kandidat kepala daerah yang elektabilitasnya melebihi 1 persen dari pilihan 800 responden.
Hampir semua figur yang masuk dalam rilis tersebut merupakan politisi senior yang sudah lama berjibaku dalam kontestasi politik NTT.
Satu nama baru yang muncul dari survei Charta ini adalah Yohanis Fransiskus Lema atau yang akrab disapa Ansy Lema.
Politisi PDI Perjuangan itu tergolong baru karena baru memulai jejak politiknya di NTT ketika terpilih menjadi Anggota DPR RI periode 2019-2024 dari daerah pemilihan NTT 2 (Timor, Sumba, Rote, Sabu Raijua).
Nama Ansy Lema masuk dalam daftar kandidat yang dirilis Charta sebagai salah satu pendatang baru di tengah para politisi senior wajah lama yang sejak lama berjibaku dalam kontestasi politik NTT.
Ansy dalam survei tersebut menjadi pilihan 10,4 persen responden, berada tipis di bawah senior se-partainya Emi Nomleni yang memperoleh 11,1 persen.
Dari keduabelas nama itu, kandidat lain yang memperoleh elektabilitas di atas 10 persen adalah petahana Viktor B Laiskodat (27,5 persen) dan politisi senior Beny K Harman (11,3 persen). Namun, dengan margin of error survei sebesar 3-4 persen, maka posisi kedua, ketiga, dan keempat yang hanya selisih 1 persen dalam survei tersebut sebenarnya imbang.
Nama-nama kandidat senior lainnya adalah Jefri Riwu Kore (5,3 persen), Melki Laka Lena (4,3 persen), Esthon Foenay (4,1 persen), Cornelis Kodimete (2,9 persen), Joseph A Naesoei (2,1 persen), Patris Lali Wolo (2 persen), Fary Jemi Francis (1,5 persen) dan Alosius Lalo Madi (1,1 persen).
Menurut pengamat politik Eko Sri Rahardjo, dalam 3 tahun terakhir figur Ansy Lema memang terekam melakukan gebrakan yang tidak biasa dalam kerja politik bagi rakyat NTT di level pusat.
Gagasan, kritik dan kerja nyata bagi rakyat NTT nampak jelas, disaksikan langsung dan bahkan dinikmati oleh rakyat terutama nelayan, petani, dan peternak.Â
“Figur yang satu ini memberikan cara dan metode baru dalam berpolitik. Harus diakui banyak yang terkesima bahkan kagum dengan gebrakan kerja nyata Ansy,” tuturnya.
Menurut Eko, Ansy menjadi wajah baru dalam deretan nama-nama lama yang masuk dalam kandidat kepala daerah pada Pilgub NTT 2024 mendatang, bahkan posisinya bertengger di papan atas.*** (*/WN-01)








