LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-Mantan Ketua Dewan Pers dan Mantan Wakil Ketua Komnas HAM, Yosep Adi Prasetyo yang akrab disapa Stanly mengatkan, perjuangan mengusulkan Brigjen Pol (Purn) Drs. Anton Enga Tifaona (AET) menjadi Pahlawan Nasional dipastikan akan menjadi “Jembatan Emas” Pembangunan bagi Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Yosep Adi Prasetyo mengemukakan pandangannya itu ketika tampil sebagai Narasumber/Pembicara pada Seminar Nasional Brigjen Pol (Purn) Drs. Anton Enga Tifaona bertajuk ” Matahari dari Timur Untuk Indobesia yang berlangsung di Aula Anton Enga Tifaona, Kantor Camat Nubatukan, Lewoleba, Kamis, 25/8/2022.
Dalam Seminar Nasional tersebut, Yosep Adi Prasetyo (Pengamat Sosial Politik, Mantan Wakil Ketua Komisioner Komnas HAM dan Mantan Ketua Dewan Pers) menyajikan materi dengan topik : ” Pahlawan Nasional Sebagai Penggerak Pembangunan Lembata”.
Mengawali penyajian materi, Stanly menyampaikan terima kasih kepada para Kepala Desa dan Camat di Kabupaten Lembata yang telah memberikan dukungan kepada Almahrum Anton Enga Tifaona yang selanjudnya diusulkan menjadi Pahlawan Nasional karena dinilai sebagai seorang tokoh nasional, sosok pemimpin tegas tapi humanis yang mengabdi total bagi bangsa dan negara dengan konsepsi pemikiran yang brilian di Institusi Kepolisian RI.
“Saya melihat bahwa sosok Brigjen Pol (Purn) Drs. Anton Enga Tifaona sebagai seorang pemimpin. Kalau beliau bicara orang tertarik saat mendengar. Beliau pemimpin yang tegas dan mempesona saat bicara,” ungkap Yoseph Adi Prasetyo.
Ia menjelaskan, sosok Brigjen Pol (Purn) Drs. Anton Enga Tifaona selalu menjadi teladan bagi semua orang. “Beliau memenuhi syarat jadi pahlawan nasional. Saya menilai jiwa semangat perjuangannya selalu tertanam dalam diri bapak Brigjen Pol (Purn) Drs. Anton Enga Tifaona. Beliau memiliki semangat pengabdian dan pelayanan tinggi bagi bangsa dan negara,” jelasnya.
Menurut Stanly, Brigjen Pol (Purn) Drs. Anton Enga Tifaona selalu mengembangkan nilai sosial masyarakat di mana ia bertugas. “Beliau juga selalu membantu pembangunan Gereja di mana ia bertugas,” ucapnya.
Mencermati masa kecil selama pendidikan kisah Stenly, beliau anak cerdas dimana ketika masih kelas dua Sekolah Rakyat, ia dipercayakan mengajar rekan-rekannya di kelas satu. Ia pribadi yang ulet dengan jalan kaki dari Imulolong ke Lamalera hanya demi menyenyam pendidikan Sekolah Rakyat. Sejak masa kecilnya ianya menyatu dengan tradisi adat dan budaya dan beraga dengan iman yang teguh dimana semua in membentuk karakter kepemimpinannya yang kuat dan tegas. Karena kecerdasannya, lanjut Stanly, sosok Anton Enga Tifaona dapat menembus Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) . Ini luas biasa karena hanya orang pilihan yang masuk PTIK dengan syarat kepangkatan tertentu .
Yosep Adi Prasetyo juga mengungkapkan, sosok AET menguasai banyak bahasa. Antara lain, Bahasa Daerah dan Bahasa Indonesia sudah pasti, Bahasa Inggris, Bahasa Belanda dan Bahasa Latin. Menjadi lengkap sudah profil seorang AET. Dalam kiprah pengabdiannya telah banyak melakukan prestasi sebagai pemimpin dan pejuang sehingga pantas mendapat berbagai piagam dan penghargaan terutama Penghargaan Bintang Seroja. Karena itu, sosok Anton Enga Tifaona layak diperjuangkan menjadi Pahlawan Nasional.
“Tokoh Nasional asal Lembata, Brigjen Pol (Purn) Drs. Anton Enga Tifaona tidak sekedar diusulkan dan diperjuangkan menjadi Pahlawan Nasional. Bahkan lebih dari itu, ia menjadi Jembatan Emas” Pembangunan untuk Kabupaten Lembata. Beliau menjadi daya ungkit dan magnet pembangunan dimana sudah pasti menggerakan perhatian Pemerintah Pusat untuk membangun Kabupaten Lembata”, ungkap Yosep Adi Prasetyo.
Stanly bahkan lebih konkrit menjelaskan, jika Patung Anton Enga Tifaona sudah rampung, kita dapat memimnta Presiden Jokowi untuk meresmikannya. Pada titik ini, pasti ada dampak yang luar biasa karena kalau Presiden datang ke Lembata sudah pasti diikuti oleh para Menteri terkait yang membawa dampak pembangunan. Kalau Presiden Jokowi mau mengunjungi Desa Nelayan Lamalera yang terkenal dengan penangkapan Ikan Paus secara tradisional dan menjadi destinasi wisata dunia, sudah pasti pembangunan infrastruktur jalan ke Lamalera dipastikan mulus. Bukan tidak mungkin Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan intervensi anggaran untuk membangun pariwisata Lembata.
Yosep Adi Prasetyo yang sudah malang melintang dalam politik praktis memperjuangkan seseorang menjadi Pahlawan Nasional menyampaikan pandangannya yang menggugat, apa mungkin Bandar Wuno Pito Lembata diganti namanya menjadi “Bandar Anton Enga Tifaona”, sudah pasti menjadi Jembatan Emas bagi Pembangunan dan perluasan Bandara di Lembata menjadi lebih layak yang dapat didarati Pesawat yang lebih memadai. Dengan pergantian nama Bandara ini memberi dampak pembangunan karena Menteri Perhubungan pasti akan intervensi anggaran. Karena itu, sekali lagi saya mau katakan, AET tidak sekedar jadi Pahlawan Nasional. Tapi juga sekaligus menjadi “Jembatan Emas Pembangunan Lembata”.
Sebagaimana diketahui, bahwa dalam Seminar Nasional tersebut menampilkan sejumlah Pembicara/Narasumber hebat yang sudah kerap tampil baik ditingkat Nasional dan Internasional. Yakni, Dolorosa Sinaga (Pematung/Seniman) dengan materi, “Seni dan Patung Sebagai Memorabilia, Patung Sebagai Titik Temu Perjumpaan Masa Lalu dan Masa Depan”. Yosep Adi Prasetyo (Pengamat Sosial Politik, Mantan Wakil Ketua Komisioner Komnas HAM dan Mantan Ketua Dewan Pers), dengan topik materi ” Pahlawan Nasional Sebagai Penggerak Pembangunan Lembata”. Romo Eduardus Jebarus (Sekretaris Pastoral Keuskupan Larantuka) dengan topik, “Pendidikan, Misi Gereja Lokal dan Sumbangannya Dalam Pembentukan Awam Katolik”. Brigjen Pol (Purn) Dr. Simanungkalit (Mantan bawahan BapakAnton Enga Tifaona di Kalimanta tahun 1977), menyajikan materi secara Online dengan topik, ” Anton Enga : Karier, Perjuangan, Prestasi dalam Institusi Kepolisian”.
Selain itu, ada pula Narasumber Tokoh Muda Lembata dan Jurnalis, Bona Beding (Direktur Eksekutif Institusi Kebudayaan Lembata-IKAL) dengan topik : “Tradisi, Adat-istiadat dan Kebudayaan Sebagai Pembentuk Karakter & Jatidiri Anton Enga Tifaona” Dan Seminar Nasional itu semakin menarik dipandu Sang Moderator, Bediona Philipus atau populer disapa, Ipi Bediona, Mantan Anggota DPRD Kabupaten Lembata dua periode. Hadir pula dalam Seminar Nasional tersebut, Putra Sulung Almahrum AET, Thomas Nuba Tifaona, sekaligus tampil sebagai Penata Zoom Meeting”, Pemaparan Materi secara Online dan Mikhael Kleden, Pemandu-MC Seminar. ***
(WN-Karolus Kia Burin)